Memaknai Keberkahan Ramadan (5): Ampunan Allah yang Tiada Batas

Jum'at, 31 Maret 2023 - 01:05 WIB
loading...
Memaknai Keberkahan Ramadan (5): Ampunan Allah yang Tiada Batas
Imam Shamsi Ali, Dai yang juga Direktur Jamaica Muslim Center dan Presiden Nusantara Foundation. Foto/Ist
A A A
Imam Shamsi Ali
Direktur Jamaica Muslim Center,
Presiden Nusantara Foundation

Mungkin di antara keberkahan terpenting dari bulan Ramadan adalah rahmat dan magfirah Allah. Bahwa bulan ini adalah bulan di mana Allah membuka pintu-pintu yang Maha luas akan kasih sayang dan ampunan-Nya untuk hamba-Nya.

Sesungguhnya sisi sifat Allah yang paling dominan adalah rahmah atau kasih sayang-Nya. Hanya saja, sejak lama Islam disalahpahami seolah Islam kurang kasih sayang. Konsep ketuhanan kerap kali ditampilkan sebagai Tuhan yang kasar, bengis, tiada belas kasih. Kebodohan bahkan kebohongan ini sengaja dipromosikan untuk menumbuhkan rasa takut, bahkan kebencian kepada Islam.

Padahal jika dikaji semua aspek ajaran agama ini, mulai dari konsep teologisnya, amalan ritual, hingga ke muamalahnya mengajarkan kasih sayang itu.

Ampunan Allah
Karakteristik Allah yang Maha Rahman dalam ajaran Islam, salah satunya terefleksi dalam bentuk pengampunan-Nya. Bahwa Allah Yang Maha menguasai langit dan bumi itu membuka pintu-pintu pengampunan dan taubat bagi semua hambaNya yang ingin dan sungguh-sungguh untuk meraihnya.

Al-Qur'an menegaskan: "Dan bergegaslah kalian kepada ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya langit dan bumi, disiapkan bagi orang-rang yang bertakwa." (QS Ali Imran)

Kecintaan Allah yang tiada batas itu terwujud dalam sebuah ayat yang saya sebut dengan deklarasi pengampunan: "Katakanlah, Wahai hamba-hambaKu (ibaadiya) jangan kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang".

Ayat ini menekankan beberapa poin penting: Pertama, bahwa kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya begitu sangat dalam, bahkan tiada batas. Allah memanggil mereka yang melakukan dosa dengan panggilan kasih: "Wahai hamba-hambaKu." Padahal mereka telah melampaui batas dan ketetapan Allah (asrafuu). Luar biasanya Allah masih memanggil mereka dengan panggilan yang termulia 'ibaad.

Kedua, mereka yang melakukan dosa disebut asrafuu atau melampaui batas dan berlebihan. Hal itu karena agama jika dijalankan sebagaimana mestinya akan sejalan dengan kebutuhan dan tabiat manusia. Di saat agama tidak dijalankan sebagaimana mestinya maka terjadi prilaku melampaui batas dari tabiat (nature) kemanusiaan.

Ketiga, pengampunan itu bukan sekedar karena usaha kita semata. Bukan pula karena sekedar ibadah yang kita lakukan. Tapi semuanya karena semata rahmat Allah. Dan yang terpenting bahwa Rahmat Allah tiada batas. Dan karenanya jangan pernah berputus Ada.

Keempat, semua dosa itu terbuka untuk diampuni, kecuali syirik yang terbawa mati. Dan karenanya ayat ini mendeklarasikan bahwa "Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa". Karena memang itulah Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dari semua ini dipahami bahwa ampunan Allah itu adalah bentuk rahmah-Nya yang terbesar. Hanya dengan ampunan-Nya seorang hamba akan masuk syurga. Dan hanya dengan rahmat-Nya seorang hamba akan diampuni.

Kisah Pembunuh 99 Orang
Cerita seorang pembunuh 99 orang adalah contoh lain dari kasih sayang Allah. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari bahwa seorang pemuda telah membunuh 99 orang. Lalu mendatangi seorang ahli ibadah dan bertanya kira-kira Allah masih akan mengampuninya?

Sang ahli ibadah itu menjawab bahwa dia tidak akan diampuni lagi dengan dosa sebesar itu. Jangankan membunuh 99 orang. Membunuh seorang saja dosanya bagaikan membunuh seluruh umat manusia.

Mungkin karena prustrasi dan marah, sang pemuda itu juga membunuhnya. Kini iya genap membunuh 100 orang. Tapi kenginan untuk diampuni masih ada dalam hatinya. Dia pun berjalan hingga ketemu dengan ahli ilmu dan bertanya apakah Allah masih mengampuninya?

Mendengar itu sang ahli ilmu teringat dengan ayat tadi, "Wahai hamba-hambaKu jangan berputus asa dari Rahmat Allah...sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa."

Singkatnya, pemuda itu diarahkan untuk berangkat ke sebuah kampung dan bergabung dengan penghuni kampung itu beribadah kepada Allah SWT. Di tengah jalan dia meninggalkan dunia. Malaikat syurga dan neraka pun berebut untuk menjemputnya.

Namun Allah dengan RahmatNya dan kasihNya Allah mengabulkan keinginannya untuk diampuni. Dia telah membunuh 100 orang. Tapi karena komitmen dan usahanya untuk diampuni dan karena kasih sayang Allah, sang pemuda itu diampuni dan masuk syurga.

Berbagai hadits menyampaikan bentuk kasih sayang Allah dalam pengampunanNya. "Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum suara terakhir keluar dari tenggorokannya (maa lam yugharghir)". Bahkan Allah membuka pintu magfirahNya di malam hari bagi pendosa di siang hari. Dan membuka pintu magfirahNya di siang hari bagi pendosa di malam hari. Pintu maaf pun terbuka hingga terbitnya matahari dari barat (Kiamat).

Kisah seorang teman Afro Amerikan, Imam Ayub Abdul Baqi, yang ibunya begitu benci dengan Islam dan Muslim. Tapi akhirnya meninggal dalam kasih sayang Allah dan magfirahNya. Imam Abdul Baqi asalah Imam yang gigih memperjuangkan hak-hak sipil komunitas Muslim Amerika di kota New York.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2431 seconds (0.1#10.140)