Ziarah Kubur dan Kondisi Mayit Ketika Diziarahi
loading...
A
A
A
Berziarah atau ziarah kubur menjadi salah satu cara melepasa kerinduan antara orang yang masih hidup dengan seseorang yang sudah meninggal. Namun tenyata, bukan hanya yang berziarah saja yang merasa terobati kerinduannya, tetapi seseorang yang telah meninggal itu pun merasa senang sebab mereka pun mengetahui kehadiran kita. Benarkah demikian?
Dikutip dari kitab 'Arruh li Ibnil Qayyim' karya Imam Syamsyuddin Abi Abdillah bin Qayyim Al Jauzy, menjelaskan tentang kondisi si jenazah ketika diziarahi tesebut.
Ibnu Abdil Barr, dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, berkata : “Seorang muslim yang lewat pada kuburan saudaranya yang dikenal di kala hidupnya di dunia, kemudian memberi salam kepadanya, maka Allah mengembalikan salam itu kepadanya sehingga ruhnya yang membalas salam itu,”
Dalam Shahih Bukhari Muslim dari Ibnu Abdil Barr dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, dengan bentuk yang berbeda-beda, disebutkan bahwa beliau memanggil nama-nama mereka :
“Ya Fulan ibn Fulan, apakah kalian benar-benar mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah buat kalian itu? Sedangkan aku sendiri benar-benar telah mendapatkan apa yang telah Allah janjikan untukku. Umar berkata : “Ya Rasulullah, mengapa tuan berbicara dengan mereka yang telah jadi bangkai itu?” Beliau menjawab “Demi Allah kamu tidak lebih mendengar pembicaraanku dari mereka, cuma sayang mereka tidak bisa menjawab.”
Dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. bersabda : Bahwa mayit mendengar bunyi sandal pengantarnya setelah mereka kembali pulang. Oleh karena itu beliau mensyariatkan agar setiap mukmin yang melewati kuburan, memberi salam :
“Keselamatan bagimu wahai ahli kubur, dari orang-orang mukmin dan mukminat, muslim dan muslimat. Insyaa Allah aku akan mengikuti jejakmu dan bertemu juga denganmu. Aku mohonkan ampunan untukku dan untuk kalian kepada Allah.
Ulama salaf telah sepakat berdasarkan astar bahwa mayit/jenazah memang mendengar salam orang yang hidup serta merasa gembira, karenanya.
Dalam Kitab “Al Qubur, bab Makrifatul mata biziyaratil ahya’ , Abu Bakar Abdillah bin Muhammad bin Ubaid bin Abid Dunya, berkata : Bercerita kepada kami Muhammad bin ‘Aun, dari yahya bin Yaman dari Abdillah bin Sam’an dari Zaid bin Aslam dari Aisyah Rradhiyallahu'anha, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Bahwa seseorang yang datang berziarah ke kuburan saudaranya (temannya dan keluarganya) kemudian duduk di samping kuburnya, maka si mayit merasa suka dan membalas kepadanya hingga ia berdiri pulang.”
Berdasarkan pendapat-pendapat para ulama itu, meskipun terhalang dengan alam yang berbeda, orang yang telah mati dapat merasakan kehadiran kita ketika kita mengunjungi makamnya. Oleh karena itu, jika kita melewati kuburan janganlah lupa untuk memberikan salam kepada mereka.
Wallahu A'lam
Dikutip dari kitab 'Arruh li Ibnil Qayyim' karya Imam Syamsyuddin Abi Abdillah bin Qayyim Al Jauzy, menjelaskan tentang kondisi si jenazah ketika diziarahi tesebut.
Ibnu Abdil Barr, dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, berkata : “Seorang muslim yang lewat pada kuburan saudaranya yang dikenal di kala hidupnya di dunia, kemudian memberi salam kepadanya, maka Allah mengembalikan salam itu kepadanya sehingga ruhnya yang membalas salam itu,”
Dalam Shahih Bukhari Muslim dari Ibnu Abdil Barr dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, dengan bentuk yang berbeda-beda, disebutkan bahwa beliau memanggil nama-nama mereka :
“Ya Fulan ibn Fulan, apakah kalian benar-benar mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah buat kalian itu? Sedangkan aku sendiri benar-benar telah mendapatkan apa yang telah Allah janjikan untukku. Umar berkata : “Ya Rasulullah, mengapa tuan berbicara dengan mereka yang telah jadi bangkai itu?” Beliau menjawab “Demi Allah kamu tidak lebih mendengar pembicaraanku dari mereka, cuma sayang mereka tidak bisa menjawab.”
Dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. bersabda : Bahwa mayit mendengar bunyi sandal pengantarnya setelah mereka kembali pulang. Oleh karena itu beliau mensyariatkan agar setiap mukmin yang melewati kuburan, memberi salam :
“Keselamatan bagimu wahai ahli kubur, dari orang-orang mukmin dan mukminat, muslim dan muslimat. Insyaa Allah aku akan mengikuti jejakmu dan bertemu juga denganmu. Aku mohonkan ampunan untukku dan untuk kalian kepada Allah.
Ulama salaf telah sepakat berdasarkan astar bahwa mayit/jenazah memang mendengar salam orang yang hidup serta merasa gembira, karenanya.
Dalam Kitab “Al Qubur, bab Makrifatul mata biziyaratil ahya’ , Abu Bakar Abdillah bin Muhammad bin Ubaid bin Abid Dunya, berkata : Bercerita kepada kami Muhammad bin ‘Aun, dari yahya bin Yaman dari Abdillah bin Sam’an dari Zaid bin Aslam dari Aisyah Rradhiyallahu'anha, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Bahwa seseorang yang datang berziarah ke kuburan saudaranya (temannya dan keluarganya) kemudian duduk di samping kuburnya, maka si mayit merasa suka dan membalas kepadanya hingga ia berdiri pulang.”
Berdasarkan pendapat-pendapat para ulama itu, meskipun terhalang dengan alam yang berbeda, orang yang telah mati dapat merasakan kehadiran kita ketika kita mengunjungi makamnya. Oleh karena itu, jika kita melewati kuburan janganlah lupa untuk memberikan salam kepada mereka.
Wallahu A'lam
(wid)