Puasa Kaum Sufi: Menjaga 7 Anggota Tubuh
loading...
A
A
A
Seorang sufi berpengaruh, Al-Harits al-Muhasibi (wafat 243 H), mengemukakan bahwa ada tujuh anggota badan yang patut dijaga, terlebih ketika Ramadan . Anggota tubuh itu adalah hati, lisan (lidah), mata (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (penciuman), kedua tangan, dan kedua kaki.
"Tindakan menahan anggota tubuh, dapat diimplementasikan dengan cara menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya," ujar Imam al-Muhasibi dalam kitabnya berjudul "Risalah al-Mustarsyidin".
Imam al-Muhasibi, mengupas apa saja yang perlu kita jaga:
Pertama, menjaga hati . Kewajiban hati setelah beriman kepada Allah adalah ikhlas mengamalkan perintah-Nya. Semata-mata karena Allah, berbaik sangka kompilasi tertimpa segala kesulitan, percaya kepada Allah, takut akan azab Allah, dan mengharap keutamaan Allah.
Hati merupakan bagian terpenting dari jasad. Jika hati baik maka baiklah seluruh jasad ini, begitu pula sebaliknya. Dalam hadis: “Ketahuilah bahwa di dalam diri ini ada segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika buruk, maka buruklah seluruh tubuh; itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, menjaga lisan . Keselamatan manusia terletak pada lisannya. Karenanya, lisan merupakan komunikasi verbal yang sangat tajam. Seperti pisau bermata dua dapat berkata secara jujur, tidak dusta, perkataan yang bermanfaat namun juga sebaliknya, dapat berkata dusta, bohong tidak tepat janji.
Jika kita berhasil membebaskan diri kita dari lisan/lidah, maka Rasulullah-lah yang akan menjamin kita di Surga nanti.
Dapat diterima dalam hadis:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (lisan) dan yang ada di antara dua persetujuan (aku) maka aku akan menyediakan surga yang ada.” (HR. Al-Bukhari)
Ketiga, menjaga mata (pandangan). Islam memerintahkan untuk menundukkan pandangan, dalam artian, manjaga apa yang tidak boleh dilihat aurot wanita, misalnya. Maka hal itu mesti kita hindari. Sahabat Hudzaifah ra meriwayatkan hadits dari Nabi saw: “Pemandangan itu adalah panah di antara panah iblis, siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah mendatangkan lawan keimanan, yang ia dapatkan manisnya dalam pertempuran.” (HR ath-Thabrani dan al-Hakim). Dua mata berzina, dan zinanya adalah pandangan (HR Bukhari)
Keempat, menjaga telinga. Segala sesuatu yang tidak boleh untuk dibaca dan dilihat, begitu juga diharamkan untuk didengar.
Imam al-Muhasibi menyatakan, bahwa tidak ada anggota tubuh setelah lisan, yang lebih memperhatikan dari telinga atau pendengaran, karena hasil pendengaran adalah sesuatu yang lebih cepat mencapai hati.
Dari Ibn Abbas, Nabi bersabda; “Barangsiapa yang menguping pembicaraan suatu kaum, sementara mereka membenci hal itu atau lari darinya (agar tidak didengar orang lain), niscaya akan dituangkan timah panas ke telinganya di hari kiamat.” (HR Bukhari)
Kelima, menjaga indra penciuman. Seperti halnya yang tersebut di atas. Indra penciuman, hanya bisa difungsikan kepada hal-hal yang hak. Bukan batil.
Telah diceritakan, suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz diberi sebotol minyak misik. Kemudian ia menutup hidungnya, dan berkata, “Apakah ia bermanfaat, kecuali hanya wanginya saja.”
Keenam dan ketujuh, adalah menjaga kedua tangan dan kaki. Kewajiban tangan dan kaki mengambil dan melangkah kepada barang atau jalur yang benar menurut syariat. Tangan tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, kaki tidak melangkah ke tempat sesuatu yang tidak baik, seperti tempat maksiat dan seterusnya. Menjadi penting untuk memastikan tempat yang kita tuju itu baik. Penuh dengan manfaat dan keberkahan. Seperti masjid dan majelis-majelis ilmu.
Nabi bersabda; “Setiap langkah menuju tempat salat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus kejelekan.” (HR. Ahmad).
"Tindakan menahan anggota tubuh, dapat diimplementasikan dengan cara menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya," ujar Imam al-Muhasibi dalam kitabnya berjudul "Risalah al-Mustarsyidin".
Imam al-Muhasibi, mengupas apa saja yang perlu kita jaga:
Pertama, menjaga hati . Kewajiban hati setelah beriman kepada Allah adalah ikhlas mengamalkan perintah-Nya. Semata-mata karena Allah, berbaik sangka kompilasi tertimpa segala kesulitan, percaya kepada Allah, takut akan azab Allah, dan mengharap keutamaan Allah.
Hati merupakan bagian terpenting dari jasad. Jika hati baik maka baiklah seluruh jasad ini, begitu pula sebaliknya. Dalam hadis: “Ketahuilah bahwa di dalam diri ini ada segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika buruk, maka buruklah seluruh tubuh; itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, menjaga lisan . Keselamatan manusia terletak pada lisannya. Karenanya, lisan merupakan komunikasi verbal yang sangat tajam. Seperti pisau bermata dua dapat berkata secara jujur, tidak dusta, perkataan yang bermanfaat namun juga sebaliknya, dapat berkata dusta, bohong tidak tepat janji.
Jika kita berhasil membebaskan diri kita dari lisan/lidah, maka Rasulullah-lah yang akan menjamin kita di Surga nanti.
Dapat diterima dalam hadis:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (lisan) dan yang ada di antara dua persetujuan (aku) maka aku akan menyediakan surga yang ada.” (HR. Al-Bukhari)
Ketiga, menjaga mata (pandangan). Islam memerintahkan untuk menundukkan pandangan, dalam artian, manjaga apa yang tidak boleh dilihat aurot wanita, misalnya. Maka hal itu mesti kita hindari. Sahabat Hudzaifah ra meriwayatkan hadits dari Nabi saw: “Pemandangan itu adalah panah di antara panah iblis, siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah mendatangkan lawan keimanan, yang ia dapatkan manisnya dalam pertempuran.” (HR ath-Thabrani dan al-Hakim). Dua mata berzina, dan zinanya adalah pandangan (HR Bukhari)
Keempat, menjaga telinga. Segala sesuatu yang tidak boleh untuk dibaca dan dilihat, begitu juga diharamkan untuk didengar.
Imam al-Muhasibi menyatakan, bahwa tidak ada anggota tubuh setelah lisan, yang lebih memperhatikan dari telinga atau pendengaran, karena hasil pendengaran adalah sesuatu yang lebih cepat mencapai hati.
Dari Ibn Abbas, Nabi bersabda; “Barangsiapa yang menguping pembicaraan suatu kaum, sementara mereka membenci hal itu atau lari darinya (agar tidak didengar orang lain), niscaya akan dituangkan timah panas ke telinganya di hari kiamat.” (HR Bukhari)
Kelima, menjaga indra penciuman. Seperti halnya yang tersebut di atas. Indra penciuman, hanya bisa difungsikan kepada hal-hal yang hak. Bukan batil.
Telah diceritakan, suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz diberi sebotol minyak misik. Kemudian ia menutup hidungnya, dan berkata, “Apakah ia bermanfaat, kecuali hanya wanginya saja.”
Keenam dan ketujuh, adalah menjaga kedua tangan dan kaki. Kewajiban tangan dan kaki mengambil dan melangkah kepada barang atau jalur yang benar menurut syariat. Tangan tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, kaki tidak melangkah ke tempat sesuatu yang tidak baik, seperti tempat maksiat dan seterusnya. Menjadi penting untuk memastikan tempat yang kita tuju itu baik. Penuh dengan manfaat dan keberkahan. Seperti masjid dan majelis-majelis ilmu.
Nabi bersabda; “Setiap langkah menuju tempat salat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus kejelekan.” (HR. Ahmad).
(mhy)