Canda Ala Sufi: Jumlah Puasa Berdasarkan Jumlah Batu
loading...
A
A
A
KETIKA bulan Ramadhan tiba, terlintas dalam benak Nashruddin untuk membeli sebuah pot guna menghitung jumlah hari-hari puasa yang telah berlalu; yaitu meletakkan satu batu ke dalam pot setiap harinya, sehingga tidak salah dalam menghitung jumlah hari dan tidak bergantung pada hitungan orang lain. (
)
Tidak lama kemudian, anak perempuannya yang masih kecil melihat perbuatan yang biasa dilakukan ayahnya itu. Dia lalu berusaha meniru sang ayah guna meringankan beban pekerjaan ayahnya itu. Karenanya, dia pun memasukkan batu ke dalam pot tersebut sebanyak-banyaknya hingga penuh.
Beberapa saat kemudian, orang-orang yang lewat di depan rumah Nashruddin menanyakan padanya; berapa lama sudah mereka berpuasa.
Nashruddin pun berkata kepada mereka, "Tunggu sebentar, akan kutunjukkan pada kalian jawaban yang benar."
Tergopoh-gopoh, Nashruddin masuk ke rumahnya dan membongkar pot itu serta menghitung jumlah batu yang ada di dalamnya. ( )
Ternyata, jumlahnya bertambah hingga 120 batu. Dia berkata dalam hati, "Bila kukatakan dengan jujur jumlah batu yang ada dalam pot ini kepada mereka, tentu mereka akan menyangkaku bodoh. Aku harus membaginya menjadi dua!"
Kemudian, Nashruddin keluar menemui mereka dan berkata, "Ini adalah hari ke-60 bulan Ramadhan...."
Mereka pun tertawa seraya berkata, "Mungkinkah jumlah hari bulan Ramadhan bertambah?"
Nashruddin pun berkata, "Celaka kalian! Aku telah bantu kalian, namun kalian menghinaku. Andai kukatakan jumlah sebenarnya menurut hitungan batu yang ada dalam pot itu, maka hari ini adalah hari yang ke-120 bulan Ramadhan. Karena itu, terimalah dengan puas jawaban yang kusampaikan pada kalian; itulah yg terbaik bagi kalian." ( )
Dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "
Baca Juga
Tidak lama kemudian, anak perempuannya yang masih kecil melihat perbuatan yang biasa dilakukan ayahnya itu. Dia lalu berusaha meniru sang ayah guna meringankan beban pekerjaan ayahnya itu. Karenanya, dia pun memasukkan batu ke dalam pot tersebut sebanyak-banyaknya hingga penuh.
Beberapa saat kemudian, orang-orang yang lewat di depan rumah Nashruddin menanyakan padanya; berapa lama sudah mereka berpuasa.
Nashruddin pun berkata kepada mereka, "Tunggu sebentar, akan kutunjukkan pada kalian jawaban yang benar."
Tergopoh-gopoh, Nashruddin masuk ke rumahnya dan membongkar pot itu serta menghitung jumlah batu yang ada di dalamnya. ( )
Ternyata, jumlahnya bertambah hingga 120 batu. Dia berkata dalam hati, "Bila kukatakan dengan jujur jumlah batu yang ada dalam pot ini kepada mereka, tentu mereka akan menyangkaku bodoh. Aku harus membaginya menjadi dua!"
Kemudian, Nashruddin keluar menemui mereka dan berkata, "Ini adalah hari ke-60 bulan Ramadhan...."
Mereka pun tertawa seraya berkata, "Mungkinkah jumlah hari bulan Ramadhan bertambah?"
Nashruddin pun berkata, "Celaka kalian! Aku telah bantu kalian, namun kalian menghinaku. Andai kukatakan jumlah sebenarnya menurut hitungan batu yang ada dalam pot itu, maka hari ini adalah hari yang ke-120 bulan Ramadhan. Karena itu, terimalah dengan puas jawaban yang kusampaikan pada kalian; itulah yg terbaik bagi kalian." ( )
Dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "
(mhy)