Mencontoh Rasulullah SAW: Menyambut Lailatulqadar dengan Iktikaf

Rabu, 12 April 2023 - 04:00 WIB
loading...
A A A
4. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, bahwasanya ia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشَرَ اْلأَوَاخِـرَ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَةً وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Jika masuk sepuluh hari terakhir, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam dan membangunkan isteri-isterinya.”

Arti mengencangkan ikat pinggangnya adalah menjauhi isteri-isterinya (dari menggauli mereka), sebagai ungkapan bahwa beliau melakukan iktikaf.

5. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dan selain keduanya dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadan, kemudian beliau beriktikaf pada sepuluh hari pertengahan (bulan Ramadan) di satu kemah yang berasal dari negara Turki yang pintunya berwarna hijau. Lalu beliau menyingkap pintu hijau tersebut dan mengeluarkan kepalanya dari dalam kemah seraya bersabda kepada orang-orang:

إِنِّي اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ اْلأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ، ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ اْلأَوْسَطَ، ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِي إِنَّهَا فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ، فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ.

‘Sesungguhnya aku melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama untuk mencari malam ini (lailatulqadar). Kemudian aku melakukan iktikaf pada sepuluh malam pertengahan bulan, lalu aku didatangi seseorang yang mengatakan kepadaku bahwa lailatul qadar ada pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa di antara kalian yang ingin melakukan iktikaf, maka lakukanlah!’ Lalu orang-orang pun ikut beriktikaf bersama beliau.”



6. Diriwayatkan oleh Ibnu Rusyd rahimahullah, “Tidak ada amal saleh yang paling sedikit dikerjakan oleh para Salafush Shalih terdahulu selain iktikaf. Karena amalan iktikaf sangat berat dan tidak ada perbedaan antara siang dan malamnya. Dan barangsiapa yang masuk ke dalam amalan iktikaf, maka ia harus melaksanakannya sesuai dengan ketentuan syaratnya dan terkadang ada yang tidak memenuhi syarat tersebut. Itulah sebabnya Malik Radhiyallahu anhu tidak menyukai amalan ini.”
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2794 seconds (0.1#10.140)