10 Hal yang Patut Diketahui Seputar Puasa Sunnah Syawal
loading...
A
A
A
Ada beberapa hal yang perlu diketahui umat muslim seputar puasa sunnah Syawal. Hari ini kita sudah memasuki 6 Syawal 1444 Hijriyah bertepatan Kamis, 27 April 2023.
Sebagaimana disebut dalam Hadis, puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal merupakan ibadah yang sangat dianjurkan setelah puasa Ramadan. Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menyampaikan 10 hal terkait ibadah puasa Syawal. Berikut keterangannya:
1. Apa Dasar Pensyariatan dan Fadilah Puasa Syawal?
Dasarnya adalah Hadis berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh." (HR Muslim)
Berkata Imam Ibnu Mubarak: "Ini adalah amalan yang bagus untuk dikerjakan, seperti halnya puasa tiga hari setiap bulannya." [Sunan Tirmidzi 957]
2. Apa Hukumnya?
Berdasarkan hadits di atas, mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya sunnah. Sedangkan kalangan Mazhab Malikiyyah berpendapat puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu'ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (26/287)]
3. Apa Dasar Mazhab Malikiyyah Menghukumi Makruh?
Mazhab Maliki menjadikan amaliyah penduduk Madinah sebagai sandaran hukum (mashdar al-Syari'ah). Ketika ada Hadits ahad yang mana kandungannya itu bertentangan dengan amalan penduduk Madinah, walaupun itu shahih, yang dimenangkan ialah amalan penduduk madinah.
Mengenai puasa Syawal, Imam Malik berkata:
وَإِنَّ أَهْلَ الْعِلْمِ يَكْرَهُونَ ذَلِكَ وَيَخَافُونَ بِدْعَتَهُ وَأَنْ يُلْحِقَ بِرَمَضَانَ مَا لَيْسَ مِنْهُ أَهْلُ الْجَهَالَةِ
Artinya: "Dan para ahli ilmu memakruhkan itu (puasa 6 hari syawal), dan mengkhawatirkan bahwa itu adalah sebuah bid'ah, dan khawatir kalau orang-orang awam mengganggap itu bagian dari Ramadhan padahal bukan." Beliau juga berkata: "Tidak satu pun riwayat yang sampai kepadaku tentang puasa Syawal dari salah satu ulama salaf'." [Al Istidzkar (3/379)]
4. Kapan Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal?
Puasa Syawal dikerjakan di hari-hari pada bulan Syawal mulai tanggal 2 Syawal sampai akhir bulan.
5. Apakah Harus Berurutan?
Ulama sepakat berpendapat bahwasanya puasa Syawal tidak harus berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah-pisah.
6. Apakah Afdalnya Dikerjakan Berturut-turut?
Kalangan Syafi'iyyah berpendapat bahwa afdhalnya puasa 6 hari Syawal dikerjakan secara berturut-turut selepas Hari raya 'Idul Fitri 1 Syawal. Imam Nawawi rahimahullah berkata:
والأفضل أن تصام الست متوالية عقب يوم الفطر
Artinya: "Yang afdhal (utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut selepas hari raya Idul Fitri." [Syarah Shahih Muslim (8/56)]
Kalangan Hanabilah (Mazhab Hanbali) berpendapat tidak ada kesunnahan puasa Syawal dikerjakan berurutan. Jadi menurut mazhab ini berurutan atau berpencar-pencar puasanya, sama saja. Kalangan Hanafiyyah justru bertentangan dengan pendapat Syafi'iyyah, mereka mengatakan afdhalnya puasa Syawal dikerjakan secara terpisah-pisah.
Tentu yang paling ekstrem adalah pendapat kalangan Malikiyyah. Mereka menganggap puasa Syawal baik dikerjakan berurutan atau terpisah sama saja hukumnya makruh. Karena sejak awal madzhab ini berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu’ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (28/92)]
7. Apakah Harus Qada Puasa Ramadan dulu Baru Puasa Syawal?
Tidak ada satupun ulama yang berpendapat bahwa untuk keabsahan puasa Syawal harus qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu. Jadi boleh saja puasa Syawal meskipun punya hutang puasa Ramadhan. [Syarhu Nawawi lil Muslim (8/23)]
8. Mana yang Utama, Puasa Syawal atau Qadha Puasa Ramadhan Dulu?
Yang afdhal menurut jumhur ulama adalah qadha (membayar) puasa Ramadhan yang terutang terlebih dahulu. Karena mendahulukan yang wajib dari yang sunnah itu lebih diutamakan.
Sebagaimana disebut dalam Hadis, puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal merupakan ibadah yang sangat dianjurkan setelah puasa Ramadan. Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menyampaikan 10 hal terkait ibadah puasa Syawal. Berikut keterangannya:
1. Apa Dasar Pensyariatan dan Fadilah Puasa Syawal?
Dasarnya adalah Hadis berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh." (HR Muslim)
Berkata Imam Ibnu Mubarak: "Ini adalah amalan yang bagus untuk dikerjakan, seperti halnya puasa tiga hari setiap bulannya." [Sunan Tirmidzi 957]
2. Apa Hukumnya?
Berdasarkan hadits di atas, mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya sunnah. Sedangkan kalangan Mazhab Malikiyyah berpendapat puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu'ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (26/287)]
3. Apa Dasar Mazhab Malikiyyah Menghukumi Makruh?
Mazhab Maliki menjadikan amaliyah penduduk Madinah sebagai sandaran hukum (mashdar al-Syari'ah). Ketika ada Hadits ahad yang mana kandungannya itu bertentangan dengan amalan penduduk Madinah, walaupun itu shahih, yang dimenangkan ialah amalan penduduk madinah.
Mengenai puasa Syawal, Imam Malik berkata:
وَإِنَّ أَهْلَ الْعِلْمِ يَكْرَهُونَ ذَلِكَ وَيَخَافُونَ بِدْعَتَهُ وَأَنْ يُلْحِقَ بِرَمَضَانَ مَا لَيْسَ مِنْهُ أَهْلُ الْجَهَالَةِ
Artinya: "Dan para ahli ilmu memakruhkan itu (puasa 6 hari syawal), dan mengkhawatirkan bahwa itu adalah sebuah bid'ah, dan khawatir kalau orang-orang awam mengganggap itu bagian dari Ramadhan padahal bukan." Beliau juga berkata: "Tidak satu pun riwayat yang sampai kepadaku tentang puasa Syawal dari salah satu ulama salaf'." [Al Istidzkar (3/379)]
4. Kapan Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal?
Puasa Syawal dikerjakan di hari-hari pada bulan Syawal mulai tanggal 2 Syawal sampai akhir bulan.
5. Apakah Harus Berurutan?
Ulama sepakat berpendapat bahwasanya puasa Syawal tidak harus berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah-pisah.
6. Apakah Afdalnya Dikerjakan Berturut-turut?
Kalangan Syafi'iyyah berpendapat bahwa afdhalnya puasa 6 hari Syawal dikerjakan secara berturut-turut selepas Hari raya 'Idul Fitri 1 Syawal. Imam Nawawi rahimahullah berkata:
والأفضل أن تصام الست متوالية عقب يوم الفطر
Artinya: "Yang afdhal (utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut selepas hari raya Idul Fitri." [Syarah Shahih Muslim (8/56)]
Kalangan Hanabilah (Mazhab Hanbali) berpendapat tidak ada kesunnahan puasa Syawal dikerjakan berurutan. Jadi menurut mazhab ini berurutan atau berpencar-pencar puasanya, sama saja. Kalangan Hanafiyyah justru bertentangan dengan pendapat Syafi'iyyah, mereka mengatakan afdhalnya puasa Syawal dikerjakan secara terpisah-pisah.
Tentu yang paling ekstrem adalah pendapat kalangan Malikiyyah. Mereka menganggap puasa Syawal baik dikerjakan berurutan atau terpisah sama saja hukumnya makruh. Karena sejak awal madzhab ini berpendapat bahwa puasa Syawal hukumnya makruh. [Al Mausu’ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (28/92)]
7. Apakah Harus Qada Puasa Ramadan dulu Baru Puasa Syawal?
Tidak ada satupun ulama yang berpendapat bahwa untuk keabsahan puasa Syawal harus qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu. Jadi boleh saja puasa Syawal meskipun punya hutang puasa Ramadhan. [Syarhu Nawawi lil Muslim (8/23)]
8. Mana yang Utama, Puasa Syawal atau Qadha Puasa Ramadhan Dulu?
Yang afdhal menurut jumhur ulama adalah qadha (membayar) puasa Ramadhan yang terutang terlebih dahulu. Karena mendahulukan yang wajib dari yang sunnah itu lebih diutamakan.