3,7 Juta Penduduk Amerika Serikat Adalah Orang Arab

Jum'at, 12 Mei 2023 - 09:41 WIB
loading...
3,7 Juta Penduduk Amerika...
Institut Amerika Arab memperkirakan 3,7 juta orang Amerika memiliki akar Arab. Foto/Ilustrasi: Freepik
A A A
JAKARTA - The Arab American Institute (AAI) memperkirakan 3,7 juta orang Amerika Serikat memiliki akar Arab . Nenek moyang mereka dari 22 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Lebanon, Suriah, Mesir, Palestina, Maroko, Irak, Yordania, Yaman, Bahrain, Tunisia , Aljazair, Sudan, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan lainnya.

Sedangkan data Sensus AS tahun 2020, sebagaimana dikutip jordannews.jo, mengungkapkan bahwa jumlah orang Arab-Amerika hanya 2,2 juta. Total populasi AS adalah 332 juta.

Data menunjukkan bahwa orang Arab-Amerika terkonsentrasi di lima wilayah AS, termasuk Detroit/Dearborn, Los Angeles, New York/New Jersey, Chicago, dan Washington DC, dengan prevalensi yang bervariasi di bagian lain negara tersebut.



Menurut data sensus, mayoritas orang Arab-Amerika berasal dari Lebanon, dengan lebih dari 585.000 orang, diikuti oleh Mesir dengan sekitar 325.000 orang, dan Suriah dengan 200.000 orang.

Data tersebut juga mengungkap keberadaan lebih dari 174.000 orang Amerika asal Irak, lebih dari 166.000 orang Palestina, 144.000 dari Maroko, dan 103.000 dari Yordania.

Sekitar 600.000 orang mengidentifikasi diri mereka berasal dari negara-negara Arab tanpa menyebut mereka secara spesifik.

Sensus penduduk AS, yang memulai klasifikasinya pada tahun 2017, juga menunjukkan bahwa lebih dari 67.000 adalah orang Sudan dan 175.000 dari Somalia.

Institut Arab Amerika (AAI), bagaimanapun, menempatkan angka orang Arab-Amerika jauh lebih tinggi daripada yang diberikan oleh angka resmi.

AAI melaporkan bahwa ada 3,7 juta orang Arab-Amerika, menyoroti perbedaan yang signifikan antara data sensus resmi dan angka yang dilaporkan AAI.



Pada kesempatan Bulan Warisan Arab di AS, yang dirayakan pada bulan April setiap tahun, Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintahannya sedang “menjajaki penambahan kategori klasifikasi baru ke dalam sensus populasi masyarakat Timur Tengah dan Afrika Utara.”

Ini, katanya, adalah untuk “memastikan orang Arab-Amerika diperhatikan dan mereka diperhitungkan dengan tepat saat mengembangkan kebijakan baru.”

Imigrasi

Pada akhir 1800-an, imigrasi Arab ke Amerika Serikat dimulai. Menurut Institut Kebijakan Migrasi, kebanyak mereka adalah Kristen Arab yang menghindar dari Kekaisaran Ottoman. Mereka berasal dari Suriah, Lebanon, Palestina, dan Israel.

Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa sebagian besar imigran mendarat di Timur Laut dan Barat Tengah, mencari pekerjaan di sana sebagai penjual dan pedagang grosir.

Undang-Undang Imigrasi Johnson-Reed tahun 1924, yang menggunakan kuota asal untuk membatasi imigrasi, menghentikan masuknya imigran Arab hingga tahun 1948 hingga 1966. Ini terjadi pada saat gelombang baru imigrasi Timur Tengah dimulai karena Perang Arab-Israel dan konflik regional lainnya.

Banyak dari imigran itu datang ke Detroit selama booming industri otomotif. Gelombang imigrasi Arab ketiga terjadi di AS setelah Undang-Undang Keimigrasian dan Kewarganegaraan tahun 1965, yang mengakhiri kuota yang menguntungkan mereka yang berasal dari Eropa utara dan barat.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2499 seconds (0.1#10.140)