PPIH Minta Jemaah Haji Terus Kenakan Gelang Identitas

Kamis, 25 Mei 2023 - 16:05 WIB
loading...
PPIH Minta Jemaah Haji Terus Kenakan Gelang Identitas
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid meminta jemaah haji Indonesia untuk terus memakai gelang identitas selama berada di Tanah Suci. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kasus jemaah haji tersesat saat menjalankan ibadah haji baik di Mekkah maupun Madinah seringkali terjadi. Untuk itu, jemaah haji Indonesia diimbau untuk terus memakai gelang identitas selama berada di Tanah Suci.

Seperti yang dialami Mazkur bin Main. Belum 24 jam di Madinah, Mazkur lupa arah pulang saat keluar dari hotelnya di Madinah. Mazkur bin Main tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 1).





Mazkur bersama 389 jemaah DKI Jakarta lainnya, baru tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah hari ini, Rabu 24 Mei 2023, pukul 06.30 Waktu Arab Saudi (WAS). Dari bandara, jemaah JKG 01 ini diantar sampai hotel di Madinah pada sekitar pukul 08.00 WAS.

Setelah istirahat sejenak, Mazkur masih belum percaya jika sudah sampai di Tanah Suci. Dia merasa masih di Indonesia dan ingin mencari keluarganya. Mazkur yang belum sempat mengamati wilayah sekitar hotelnya keluar. Sayangnya saat kembali ke rumah, Mazkur lupa arah pulang.

Beruntung, Mazkur bertemu petugas haji. Nah, untuk bisa mengantar ke alamat hotelnya, petugas mengidentifikasinya melalui gelang identitas yang dikenakan Mazkur. Dalam gelang itu, terdapat informasi mengenai identitas jemaah.

Dari gelang identitas, diketahui bahwa Mazkur tergabung dalam kloter JKG 01. Petugas lalu mengecek lokasi hotel JKG 01 dan diketahui kalau itu adalah Hotel Grand Plaza Badr Almaqam yang terletak di Sektor 1. Petugas selanjutnya mengantar Mazkur bin Main ke hotelnya hingga bertemu petugas lainnya.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid yang sedang mengunjungi Hotel Grand Plaza Badr Almaqam kemudian berbincang dengan Mazkur.

"Pengalaman Pak Mazkur, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya jemaah mengenakan gelang identitas yang dibagikan saat masuk asrama haji," ujarnya.

Subhan menjelaskan gelang identitas jemaah terbuat dari logam yang bisa bertahan dalam kondisi apa pun. Gelang jemaah itu juga tahan saat terbakar api.

Menurutnya, gelang itu bukan asesoris, tapi menjadi bagian dari identitas diri. Sebab gelang yang dibagikan di embarkasi itu merupakan pengganti paspor.

Di dalamnya, tercakup info nomor paspor dan kloter yang bisa mengidentifikasi asal jemaah dan juga hotel tempat tinggalnya, baik di Madinah maupun Mekkah. Sebagai identitas, maka saat ditemukan gelang itu, baik dengan orangnya maupun tidak, bisa diidentifikasi pemiliknya dan daerah asalnya.

“Pada kejadian 2015, saat peristiwa Mina dan kecelakaan crane, kita temukan orangnya dalam keadaan meninggal, dan bisa diidentifikasi melalui gelangnya,” ucapnya.

Pernah juga, pada 2012, ada jemaah haji Indonesia terpisah dari rombongannya dan ternyata ditemukan di Gunung Uhud dalam keadaan meninggal. Saat itu sudah sulit diidentifikasi jasadnya. Gelang yang dikenakannya menjadi petunjuk sehingga diketahui indentitasnya.



"Gelang itu mohon jangan ditukar dan ditinggalkan. Kenakan gelang tersebut dengan kenceng supaya tidak lepas dari tangan selama di Tanah Suci. Mohon jangan ditukar selama masih di Tanah Suci. Sebab ada data pribadi. Sehingga jangan diberikan kepada orang lain dan jangan ditukar. Gelang ini juga bisa jadi kenang-kenangan seumur hidup," tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2277 seconds (0.1#10.140)