Perintah Berbhakti kepada Orang Tua Sepanjang Hayat yang Tercantum dalam Al Qur'an

Kamis, 01 Juni 2023 - 13:00 WIB
loading...
A A A
Rasulullah menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (HR. Muslim no. 85)

Dalam hadis lain, Jahimah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Ya Rasulullah, aku ingin ikut pergi berjihad. Dan aku datang ke sini untuk meminta nasihatmu terkait dengan keinginanku ini.” Rasulullah bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?” Jahimah menjawab, “Ya.” Maka Rasulullah bersabda, “Tetaplah bersama ibumu, karena surga berada di bawah telapak kakinya.” (HR. An-Nasai no. 3104).

2. Sebab mendapatkan ridha Allah

Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ


“Ridha Allah ada pada ridha orang tua, dan marahnya Allah ada pada marahnya orang tua.” (HR. At-Tirmidzi no. 1899).

3. Sebab dipanjangkan umur dan dilapangkan rezeki

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang ingin rezekinya dilapangkan dan ajalnya diakhirkan, maka sambunglah silaturahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5640).

Kita tahu, orang tua adalah keluarga yang paling dekat dengan kita sehingga paling berhak untuk kita jalin silaturahmi dengannya.

Cara Berbakti Kepada Orangtua yang Telah Meninggal

Sesungguhnya, berbakti kepada kedua orang tua tidak semata terbatas ketika mereka masih hidup. Pintu berbakti tidak tertutup ketika orang tua telah wafat. Rasulullah mengajarkan kita cara berbakti kepada orang tua setelah mereka tiada.

Dalam hadits sahih dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ


“Sesungguhnya, termasuk sebaik-baik berbakti adalah menyambung hubungan keluarga kepada kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 2552).

Seorang anak yang memintakan ampunan untuk kedua orang tuanya yang telah wafat, maka istigfar tersebut bermanfaat bagi mereka.

Disebutkan, seorang lelaki dari bani Salamah bertanya, “Ya Rasulullah, apakah masih ada bentuk baktiku kepada orang tuaku setelah mereka meninggal dunia?”

Rasulullah menjawab, “Ya, ada. Yaitu dengan mendoakan keduanya, beristigfar atau memintakan ampunan untuk keduanya, menunaikan janjinya, menyambung silaturahmi yang terjalin oleh sebab keduanya, dan memuliakan teman-temannya.” (HR. Abu Dawud no. 5142).

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, “Ibu Saad bin Ubadah meninggal, ketika itu Saad tidak berada di sisinya. Maka Saad berkata, ‘Ya Rasulullah, ibuku telah meninggal dan saat itu aku tidak berada di sisinya. Apakah ibuku mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas namanya?’ Rasul menjawab, ‘Ya’ Saad berkata, ‘Saksikanlah, kebunku yang penuh bebuahan ini aku sedekahkan atas namanya.’” (HR. Al-Bukhari no. 2605).

Hadits-hadits ini menunjukkan kewajiban berbuat ihsan kepada kedua orang tua setelah meninggal dunia. Juga amalan-amalan seorang anak yang bermanfaat bagi orang tuanya, yang telah meninggal.

Orang tuanya akan mendapatkan pahala yang besar. Maka dalam alam kubur mereka heran; dari manakah mereka mendapatkan pahala besar ini. Maka seorang malaikat berkata: ini dari istigfar anak kalian, ini adalah doa kebaikan anak kalian, dan ini adalah sedekah dari anak kalian setelah kalian wafat.

Alangkah beruntungnya orang tua yang memiliki anak saleh yang terus berbakti hingga akhir hayat, baik ketika orang tuanya masih hidup maupun setelah wafat. Di dunia mereka hidup bahagia, di alam kubur pahala terus mengalir kepadanya.



Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1253 seconds (0.1#10.140)