Kisah Nabi Muhammad SAW Mencium Tangan Sahabat Pemecah Batu

Minggu, 04 Juni 2023 - 22:33 WIB
loading...
Kisah Nabi Muhammad SAW Mencium Tangan Sahabat Pemecah Batu
Rasulullah SAW pernah mencium tangan sahabat yang bekerja memecah batu. Beliau bersabda bahwa tangan sahabat tersebut kelak membawanya ke dalam surga. Foto hanya ilustrasi/Ist
A A A
Gus Musa Muhammad dalam satu kajiannya menceritakan satu kisah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang mencium tangan seorang sahabat. Kisah ini bersumber dari Kitab Fathul Bari karya Syaikhul Islam Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqalani.

Sekadar informasi, gelar Al-Hafidz diberikan kepada ulama yang menguasai dan menghafal Al-Qur'an dan 100 ribu Hadis berikut periwayatnya. Ibnu Hajar Asqolani, ulama bermazhab Syafi'i kelahiran Palestina mengarang Kitab Fathul Bari yang merupakan Syarah (penjelasan) kitab shahihnya Imam Al-Bukhari yang paling detail.

Kitab itu mulai ditulis beliau Tahun 817 H dan selesai Tahun 842 H. Artinya hampir 25 tahun untuk "mengeksekusi" Sahih Al-Bukhari dalam penjelasan dari tiap-tiap Hadis yang ada.

Disebutkan dalam Fathul Bari ada satu riwayat: "Rasulullah tidak pernah mencium tangan para pemimpin Quraisy, tangan para pemimpin Kabilah, raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha dan tangan seorang tukang batu."

"Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu dikenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata: "Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya."

Mendengar itu Rasulullah SAW pun menjawab: "Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah." (HR At-Thabrani)

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu pernah mendengar Rasulullah bersabda: "Siapa saja bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni (dosa -dosanya)." (HR at-Thabrani)

Sepulang dari perang Khandaq, saat situasi kaum muslimin kembali normal, Rasulullah berjumpa dengan salah seorang sahabat bernama Sa'id Al-Khudri di salah satu sudut Kota Madinah. Penampilannya lusuh, tubuhnya hitam dengan sisa bau keringat menyengat, disebabkan ia bekerja kasar sebagai seorang tukang pemecah batu di bawah terik matahari.

Saat dijumpai Rasulullah, ia sedang bekerja memecahkan batu-batu besar dengan palu. Pekerjaan itu sudah lama ditekuninya demi memberikan nafkah untuk anak istrinya. Sa'id al Khudri tampak tersipu malu-malu menjulurkan tangannya saat Rasulullah mengajaknya bersalaman.

Ia menyadari tangannya kasar dengan kepalan-kepalan yang menonjol dan mengeras. "Ada apa dengan tanganmu, wahai Sa'id?" tanya Rasulullah sembari memegangi tangan sahabat itu.

"Tanganku ini melepuh, duhai Rasulullah!" jawab Sa'id agak malu. "Tanganku melepuh karena begitu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan," demikian jawaban Sa'id.

Rasulullah SAW terenyuh melihat perjuangannya mencari rezeki Allah yang halal, tanpa mengemis dan meminta-minta. Rasulullah segera menggenggam tangan sahabatnya. Sesaat kemudian, Rasulullah mencium telapak tangan yang melepuh itu seraya bersabda: "Hadzihi yadun la tamatsaha narrun abada (Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya)."

Terang saja, Sa'id merasa tidak pantas, tangannya yang kasar, kotor, berdebu, berpeluh keringat itu dicium oleh seorang Nabi dan Rasul yang mulia. Sa'id berusaha menariknya. Namun, Rasulullah menariknya: "Biarkan wahai Sa'ad, biarkan tangan ini nanti yang akan membawamu ke surga."

Sa'id menangis tersedu. Dia tidak membayangkan tangannya yang hina ternyata mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya.

Pelajaran dari kisah ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bahwa tangan pekerja kasar, dekil dan kotor sekalipun memiliki kemuliaan di sisi Allah dan Rasul-Nya apbila dipergunakan untuk mencari sesuap rezeki yang halal dan berkah.

Dari Sa'id Al-Khudri yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat."

Maka para sahabat pun bertanya: "Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Bersusah payah dalam mencari nafkah."

Referensi:
Kitab Fathul Bari

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1921 seconds (0.1#10.140)