Alasan Jumlah Rakaat Sholat Fardhu Berbeda-beda, Ini Hikmahnya
loading...
A
A
A
Ibadah sholat merupakan tiang agama yang memiliki bilangan rakaat berbeda-berbeda. Setiap hari umat muslim diwajibkan mengerjakan sholat fardhu sebanyak 17 rakaat.
Muncul pertanyaan, mengapa jumlah rakaat sholat fardhu tidak sama? Perlu diketahui, sejak perintah sholat 5 waktu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, bilangan rakaatnya sudah ditetapkan sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Mengutip keterangan dari Pondok Pesantren Darul Ma'arif, perintah sholat yang diterima Nabi memang sudah begitu. Sebagian ulama menganggapnya adalah ta'abbudi atau sudah memiliki ketentuan dalam nash Al-Qur'an dan Sunnah. (dogmatis).
Namun ada ulama yang menjelaskan alasan bilangan rakaat sholat yang berbeda-beda tersebut. Seperti Syaikh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Kitab Tuhfatul-habib 'Ala Syarhil-Khotib (dikenal dengan Hasyiyah Al-Bujairimi alal-Khotib) juz 1 halaman 381. Beliau menjelaskan alasan berikut hikmahnya:
حِكْمَةُ كَوْنِ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ بَقَاءُ كَسَلِ النَّوْمِ وَالْعَصْرَيْنِ أَيْ الظُّهْرُ وَالْعَصْرُ أَرْبَعًا تَوَفُّرُ النَّشَاطِ عِنْدَهُمَا بِمُعَانَاةِ الْأَسْبَابِ وَالْمَغْرِبُ ثَلَاثًا؛ لِأَنَّهَا وِتْرُ النَّهَارِ وَلَمْ تَكُنْ وَاحِدَةً؛ لِأَنَّهَا بُتَيْرَاءُ تَصْغِيرُ بَتْرَاءَ مِنْ الْبَتْرِ وَهُوَ الْقَطْعُ، وَأُلْحِقَتْ الْعِشَاءُ بِالْعَصْرَيْنِ لِيَنْجَبِرَ نَقْصُ اللَّيْلِ عَنْ النَّهَارِ، إذْ فِيهِ فَرْضَانِ وَفِي النَّهَارِ ثَلَاثَةٌ لِكَوْنِ النَّفْسِ عَلَى الْحَرَكَةِ فِيهِ أَقْوَى.
Artinya: "Alasan mengapa Subuh berjumlah 2 rakaat adalah karena di waktu ini (pada umumnya) orang-orang masih malas dan letih, sebab baru bangun tidur. Adapun Zuhur dan Ashar dilaksanakan dengan 4 rakaat adalah karena di waktu ini orang-orang pada rajin (tenaganya pun masih bugar). 3 rakaat di Maghrib, karena ini adalah witirnya waktu siang. Sedangkan alasan Isya mendapat 4 rakaat sendiri adalah karena sholat Isya berfungsi sebagai penambal kekurangan-kekurangan yang ada di waktu malam, karena di waktu ini terdapat 2 sholat yang diwajibkan. Sedangkan di waktu siang, ada 3 sholat, sebab pada waktu ini anggota tubuh itu lebih energik untuk dipakai beribadah."
Kemudian, Syaikh Sulaiman Al-Bujairimi juga menyampaikan hikmah mengapa jumlah rakaat sholat wajib lima waktu itu ada 17.
Beliau menuliskan:
حِكْمَةُ كَوْنِ عَدَدِهَا سَبْعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً أَنَّ سَاعَاتِ الْيَقِظَةِ سَبْعَ عَشْرَةَ مِنْهَا النَّهَارُ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً وَنَحْوُ ثَلَاثِ سَاعَاتٍ أَوَّلُ اللَّيْلِ وَسَاعَتَيْنِ آخِرَهُ، فَكُلُّ رَكْعَةٍ تُكَفِّرُ ذُنُوبَ سَاعَةٍ، لِمَا رَوَى ابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيحِهِ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ مَرْفُوعًا أَنَّهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ: «إنَّ الْعَبْدَ إذَا قَامَ يُصَلِّي أُتِيَ بِذُنُوبِهِ فَوُضِعَتْ عَلَى رَأْسِهِ أَوْ عَلَى عَاتِقِهِ فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ.
"Hikmah mengenai jumlah rakaat sholat wajib ada 17 adalah karena waktu aktivitas manusia (pada umumnya) dalam sehari itu sejumlah 17 jam. Di waktu pagi beraktivitas selama 12 jam, dan di waktu malam beraktivitas sejumlah 5 jam (3 jam di permulaan malam dan 2 jam di waktu akhir malam sebelum pagi). Maka setiap rakaat yang ada di sholat itu melebur dosa yang dilakukan di setiap jam."
Pendapat ini berdasar pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibbah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Ketika seorang hamba melaksanakan sholat, niscaya dosanya diletakkan di kepala atau tengkuknya. Setiaap kali dia ruku atau sujud, gugurlah dosa-dosanya."
Hikmah jumlah bilangan rakaat sholat lima waktu ini adalah mensyukuri atas nikmat panca indera dan menutupi kesalahan panca indera.
Muncul pertanyaan, mengapa jumlah rakaat sholat fardhu tidak sama? Perlu diketahui, sejak perintah sholat 5 waktu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, bilangan rakaatnya sudah ditetapkan sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Mengutip keterangan dari Pondok Pesantren Darul Ma'arif, perintah sholat yang diterima Nabi memang sudah begitu. Sebagian ulama menganggapnya adalah ta'abbudi atau sudah memiliki ketentuan dalam nash Al-Qur'an dan Sunnah. (dogmatis).
Namun ada ulama yang menjelaskan alasan bilangan rakaat sholat yang berbeda-beda tersebut. Seperti Syaikh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Kitab Tuhfatul-habib 'Ala Syarhil-Khotib (dikenal dengan Hasyiyah Al-Bujairimi alal-Khotib) juz 1 halaman 381. Beliau menjelaskan alasan berikut hikmahnya:
حِكْمَةُ كَوْنِ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ بَقَاءُ كَسَلِ النَّوْمِ وَالْعَصْرَيْنِ أَيْ الظُّهْرُ وَالْعَصْرُ أَرْبَعًا تَوَفُّرُ النَّشَاطِ عِنْدَهُمَا بِمُعَانَاةِ الْأَسْبَابِ وَالْمَغْرِبُ ثَلَاثًا؛ لِأَنَّهَا وِتْرُ النَّهَارِ وَلَمْ تَكُنْ وَاحِدَةً؛ لِأَنَّهَا بُتَيْرَاءُ تَصْغِيرُ بَتْرَاءَ مِنْ الْبَتْرِ وَهُوَ الْقَطْعُ، وَأُلْحِقَتْ الْعِشَاءُ بِالْعَصْرَيْنِ لِيَنْجَبِرَ نَقْصُ اللَّيْلِ عَنْ النَّهَارِ، إذْ فِيهِ فَرْضَانِ وَفِي النَّهَارِ ثَلَاثَةٌ لِكَوْنِ النَّفْسِ عَلَى الْحَرَكَةِ فِيهِ أَقْوَى.
Artinya: "Alasan mengapa Subuh berjumlah 2 rakaat adalah karena di waktu ini (pada umumnya) orang-orang masih malas dan letih, sebab baru bangun tidur. Adapun Zuhur dan Ashar dilaksanakan dengan 4 rakaat adalah karena di waktu ini orang-orang pada rajin (tenaganya pun masih bugar). 3 rakaat di Maghrib, karena ini adalah witirnya waktu siang. Sedangkan alasan Isya mendapat 4 rakaat sendiri adalah karena sholat Isya berfungsi sebagai penambal kekurangan-kekurangan yang ada di waktu malam, karena di waktu ini terdapat 2 sholat yang diwajibkan. Sedangkan di waktu siang, ada 3 sholat, sebab pada waktu ini anggota tubuh itu lebih energik untuk dipakai beribadah."
Kemudian, Syaikh Sulaiman Al-Bujairimi juga menyampaikan hikmah mengapa jumlah rakaat sholat wajib lima waktu itu ada 17.
Beliau menuliskan:
حِكْمَةُ كَوْنِ عَدَدِهَا سَبْعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً أَنَّ سَاعَاتِ الْيَقِظَةِ سَبْعَ عَشْرَةَ مِنْهَا النَّهَارُ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً وَنَحْوُ ثَلَاثِ سَاعَاتٍ أَوَّلُ اللَّيْلِ وَسَاعَتَيْنِ آخِرَهُ، فَكُلُّ رَكْعَةٍ تُكَفِّرُ ذُنُوبَ سَاعَةٍ، لِمَا رَوَى ابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيحِهِ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ مَرْفُوعًا أَنَّهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ: «إنَّ الْعَبْدَ إذَا قَامَ يُصَلِّي أُتِيَ بِذُنُوبِهِ فَوُضِعَتْ عَلَى رَأْسِهِ أَوْ عَلَى عَاتِقِهِ فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ.
"Hikmah mengenai jumlah rakaat sholat wajib ada 17 adalah karena waktu aktivitas manusia (pada umumnya) dalam sehari itu sejumlah 17 jam. Di waktu pagi beraktivitas selama 12 jam, dan di waktu malam beraktivitas sejumlah 5 jam (3 jam di permulaan malam dan 2 jam di waktu akhir malam sebelum pagi). Maka setiap rakaat yang ada di sholat itu melebur dosa yang dilakukan di setiap jam."
Pendapat ini berdasar pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibbah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Ketika seorang hamba melaksanakan sholat, niscaya dosanya diletakkan di kepala atau tengkuknya. Setiaap kali dia ruku atau sujud, gugurlah dosa-dosanya."
Hikmah jumlah bilangan rakaat sholat lima waktu ini adalah mensyukuri atas nikmat panca indera dan menutupi kesalahan panca indera.
(rhs)