Kisah Mualaf: Pendeta Hilarion Heagy Masuk Islam dan Merasa Pulang ke Rumah
loading...
A
A
A
Seorang pendeta Kristen terkemuka Hilarion Heagy, yang berbasis di California, Amerika Serikat , memutuskan masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Said Abdul Latif.
Hilarion Heagy mengumumkan tentang perjalanan rohaninya ke Islam , menyatakan keputusan itu sebagai 'kembali ke Islam' dan itu 'seperti pulang ke rumah'.
“Untuk memulai hidup baru, sebagai seorang Muslim, saya merasa penting untuk kembali ke timur – untuk pulang,” tulisnya di blog Medium pada Desember 2022 sebagaimana dilansir The Siasat Daily belum lama ini.
Sebelumnya, Hilarion Heagy bergabung dengan Gereja Ortodoks Antiokhia sekitar tahun 2003, sebelum keluar pada tahun 2007 dan beralih ke Gereja Katolik Timur.
Dia lulus dari Biara Kebangkitan Suci di St Nazianz, Wisconsin, untuk menjadi seorang pendeta Katolik Bizantium dan sempat mengumumkan rencana mendirikan sebuah gereja Kristen Timur di California.
Dia mengisahkan, dirinya memulai perjalanan ke dalam Islam sekitar 20 tahun lalu. Kala itu, ia sudah merasakan percikan Islam. Namun ia menyatakan benar-benar menerima Islam saat mengumumkannya.
“Setelah puluhan tahun merasa tertarik pada Islam dalam berbagai tingkatan, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil risiko. Rasanya benar-benar seperti 'pulang' keyakinan anak sulung saya. Bahkan sejak sebelum kami lahir, kami menyembah Tuhan saja dan tunduk kepadanya, menurut Al-Quran,” ujarnya.
Abdul Latif mengatakan tentang pertobatannya bahwa itu adalah “kembali ke Timur” dan kembali ke “identitas primitifnya”, memberikan penjelasan dengan mengutip Al-Quran.
“Karena alasan inilah para mualaf sering tidak berbicara banyak tentang 'konversi' seperti mereka berbicara tentang 'kembali' ke Islam — keyakinan primordial kita. Proses pengembalian yang panjang,” tambahnya.
“Masa depan tidak pasti bagi saya. Selalu ada ketakutan saat Anda melakukan lompatan dalam kegelapan. Namun, saya merasakan kedamaian seperti itu. Sebuah kesenangan. Kelegaan. Ketertarikan saya terhadap Islam selama 20 tahun akhirnya membawa saya pulang. Sekarang mulailah pekerjaan masuk lebih dalam ke dalam iman. Sebuah pembelajaran yang lebih dalam. Cinta untuk Dien. Cinta untuk ummat. Cinta untuk Nabi Muhammad SAW ,” ujarnya.
Hilarion Heagy mengumumkan tentang perjalanan rohaninya ke Islam , menyatakan keputusan itu sebagai 'kembali ke Islam' dan itu 'seperti pulang ke rumah'.
“Untuk memulai hidup baru, sebagai seorang Muslim, saya merasa penting untuk kembali ke timur – untuk pulang,” tulisnya di blog Medium pada Desember 2022 sebagaimana dilansir The Siasat Daily belum lama ini.
Sebelumnya, Hilarion Heagy bergabung dengan Gereja Ortodoks Antiokhia sekitar tahun 2003, sebelum keluar pada tahun 2007 dan beralih ke Gereja Katolik Timur.
Dia lulus dari Biara Kebangkitan Suci di St Nazianz, Wisconsin, untuk menjadi seorang pendeta Katolik Bizantium dan sempat mengumumkan rencana mendirikan sebuah gereja Kristen Timur di California.
Dia mengisahkan, dirinya memulai perjalanan ke dalam Islam sekitar 20 tahun lalu. Kala itu, ia sudah merasakan percikan Islam. Namun ia menyatakan benar-benar menerima Islam saat mengumumkannya.
“Setelah puluhan tahun merasa tertarik pada Islam dalam berbagai tingkatan, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil risiko. Rasanya benar-benar seperti 'pulang' keyakinan anak sulung saya. Bahkan sejak sebelum kami lahir, kami menyembah Tuhan saja dan tunduk kepadanya, menurut Al-Quran,” ujarnya.
Abdul Latif mengatakan tentang pertobatannya bahwa itu adalah “kembali ke Timur” dan kembali ke “identitas primitifnya”, memberikan penjelasan dengan mengutip Al-Quran.
“Karena alasan inilah para mualaf sering tidak berbicara banyak tentang 'konversi' seperti mereka berbicara tentang 'kembali' ke Islam — keyakinan primordial kita. Proses pengembalian yang panjang,” tambahnya.
“Masa depan tidak pasti bagi saya. Selalu ada ketakutan saat Anda melakukan lompatan dalam kegelapan. Namun, saya merasakan kedamaian seperti itu. Sebuah kesenangan. Kelegaan. Ketertarikan saya terhadap Islam selama 20 tahun akhirnya membawa saya pulang. Sekarang mulailah pekerjaan masuk lebih dalam ke dalam iman. Sebuah pembelajaran yang lebih dalam. Cinta untuk Dien. Cinta untuk ummat. Cinta untuk Nabi Muhammad SAW ,” ujarnya.
(mhy)