Sebelum Islam, Kakbah Jadi Tempat Berlindung Suku-Suku yang Bertikai

Selasa, 27 Juni 2023 - 07:49 WIB
loading...
Sebelum Islam, Kakbah Jadi Tempat Berlindung Suku-Suku yang Bertikai
Sebelum Islam, Kakbah dianggap sebagai tempat perlindungan oleh suku-suku yang bertikai di wilayah tersebut. Foto/Ilusrasi: MEE
A A A
Sebelum Islam, Kakbah dianggap sebagai tempat perlindungan oleh suku-suku yang bertikai di wilayah tersebut - sebuah tempat perdamaian di mana perbedaan suku akan dikesampingkan.

Midle East Eye (MEE) melansir, salah satu narasi terkenal dalam tradisi Islam melibatkan Nabi Muhammad dan suku-suku Makkah sebelum ia menerima wahyu pada usia 40 tahun.

Untuk menyelesaikan perselisihan antara para pemimpin suku mengenai siapa yang harus menempatkan "batu hitam" Kakbah di tempat yang seharusnya setelah diperbaiki untuk strukturnya, nabi menasihati mereka untuk meletakkan batu itu di atas kain dan bahwa kepala suku harus membawanya bersama, dengan demikian berbagi kehormatan.
Sebelum Islam, Kakbah Jadi Tempat Berlindung Suku-Suku yang Bertikai

Gambar di atas adalah penggambaran Kakbah Utsmaniyah abad ke-16, yang menampilkan batu hitam di sudut kirinya. (MEE)

Batu hitam, yang dikenal sebagai hajr al-aswad dalam bahasa Arab, diyakini oleh umat Islam telah diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan memiliki makna ritual yang luar biasa, karena para peziarah akan sering mencoba mencium batu itu selama mereka mengelilingi Kakbah.

Rumah Ibadah

Di dalam Al-Qur'an disebutkan dalam beberapa ayat. Kakbah digambarkan sebagai rumah ibadah pertama dan tempat perlindungan bagi orang beriman.

Dalam bahasa Arab, nama yang diberikan untuk Masjidilharam di Makkah adalah Masjid al-Haram, yang berarti "Masjid Suci". Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa umat Islam menyembah Kakbah dengan mengarahkan doa mereka ke arahnya, tetapi keyakinan seperti itu akan bertentangan dengan monoteisme Islam yang ketat, di mana Tuhan tidak memiliki manifestasi material.

Kakbah malah merupakan penanda simbolis tempat umat Islam berdoa kepada Tuhan.
Sebelum Islam, Kakbah Jadi Tempat Berlindung Suku-Suku yang Bertikai

Masjidilharam pada abad ke-18 oleh seniman yang tidak dikenal. Kala itu Kota Makkah berada di bawah kekuasaan Ottoman. (MEE)

Sumur Zamzam

Sekitar 20 meter sebelah timur Kakbah terdapat sumur Zamzam , yang memainkan peran penting dalam tradisi Islam dan ritual ziarah.

Menurut tradisi Islam, Nabi Ibrahim, putranya yang masih bayi Ismail, dan istrinya Hajar mendapati diri mereka sendirian di lembah gurun Makkah, menderita kelelahan.

Dalam keputusasaan, Hajar dikatakan telah berjalan di antara bukit Safa dan Marwa tujuh kali untuk mencari minuman. Atas perintah Tuhan, malaikat Jibril membuka tanah untuk mengungkapkan mata air, yang menjadi sumur Zamzam.

Selama ziarah haji dan umrah, umat beriman menghidupkan kembali pencarian air oleh Hajar dengan mondar-mandir di antara dua bukit sebanyak tujuh kali.

Perairan sumur Zamzam dianggap suci oleh umat Islam dan sering dibawa kembali ke negara asalnya setelah ziarah mereka berakhir.
Sebelum Islam, Kakbah Jadi Tempat Berlindung Suku-Suku yang Bertikai

Miniatur di atas adalah karya penulis Persia-India abad ke-16 Muhyi al-Din Lari dan ditemukan dalam buku berbahasa Persia miliknya Futuuhh al-Haramayn (The Revelation of the Two Sanctuaries), yang dipajang di British Library. (MEE)
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1265 seconds (0.1#10.140)