Surat An Naba’ Ayat 10-11: Hikmah Dijadikan Siang dan Malam

Jum'at, 07 Juli 2023 - 10:38 WIB
loading...
Surat An Naba’ Ayat 10-11: Hikmah Dijadikan Siang dan Malam
Allah menciptakan malam hari sebagai waktu untuk mengistirahatkan semua anggota badan. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Allah menciptakan malam hari sebagai waktu untuk mengistirahatkan semua anggota badan, setelah bekerja selama seharian, begitu juga siang hari diciptakan untuk mencukupi segala kebutuhan manusia, dengan cara bekerja, berdagang, atau aktivitas yang lain.

Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam Surat An Naba’ ayat 10-11 yang berbunyi:

وَّجَعَلۡنَا الَّيۡلَ لِبَاسًا
وَّجَعَلۡنَا النَّهَارَ مَعَاشًا


Artinya: "Dan kami telah jadikan malam sebagai pakaian serta menjadikan siang hari sebagai tempat mencari penghidupan." ( QS An-Naba : 10-11)



Imam Ar Razi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa Allah menjadikan malam sebagai karunia nikmatnya, supaya manusia terhindar dari kejaran musuh-musuhnya, serta untuk menyembunyikan atau menutupi dari hal-hal yang tak layak dipublikasikan.

Sedangkan Ibnu Asyur dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hikmah dijadikan malam adalah agar manusia bisa tidur atau mengistirahatkan fisiknya setelah mengalami penatnya aktivitas seharian.

Sedangkan menurut Imam Suyuti dalam kitab Al Iklil fi istinbati Attanzil menjelaskan bahwa ayat ini dijadikan sebagai argumen sebagian ulama tentang orang yang terdesak, tak menemukan baju untuk menutupi auratnya maka salat dalam keadaan telanjang atau kondisi gelap, maka salatnya sah.

Sedangkan hikmah diciptakannya waktu siang menurut Imam Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, adalah untuk menerangi kehidupan, terutama untuk memudahkan manusia dalam bertransaksi, berinteraksi dengan orang lain, baik dalam perdagangan, atau kegiatan yang lain untuk mencukupi urusan dirinya, serta keluarganya.

Sedang Imam Thabari menambahkan, supaya manusia mencukupi segala urusan duniawinya, mulai makan, minum, dan lain sebagainya, sehingga ia tak menggantungkan pemberian orang lain atau tamak. Jadi Allah menjadikan siang hari sebagai sebab perantaraan manusia agar tercukupi segala kebutuhan hidupnya.



Dalam Surat Al Isra’ , Ayat 12 yang berbunyi:

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا


Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.

Imam Thabari menjelaskan ayat di atas bahwa di antara nikmat Allah yang diberikan kepada manusia adalah Allah membedakan tanda-tanda waktu siang dengan adanya pancaran sinar matahari sehingga menjadi terang dan malam hari ditandai dengan mulai gelap gulita, supaya manusia bisa menggunakan kedua waktu ini dengan baik agar tujuan hidupnya tercapai.

Adanya siang malam ini sebagai penentu hitungan hari, bulan, dan tahun atau mempermudah dalam perhitungan dalam kalender, sehingga manusia mampu mengingat, mencatat kejadian yang penting dalam sejarah hidupnya, misalnya tanggal pernikahan, kelahiran seseorang, atau momen yang lain.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1863 seconds (0.1#10.140)