Kisah Bahtera Nuh Berlabuh di Gunung Judi pada 10 Muharam
loading...
A
A
A
Ibnu Katsir melanjutkan Nuh melepaskan burung-burung, dan mereka beterbangan menyebar ke muka bumi. Setelah itu orang-orang beriman turun. Nuh meletakkan dahinya ke tanah dalam sujud.
Para pengikut Nuh menyalakan api dan duduk di sekitarnya. Menyalakan api dilarang selama di atas kapal, agar tidak menyalakan kayu bahtera dan membakarnya.
"Tak satu pun dari mereka makan makanan panas sepanjang seluruh periode banjir. Setelah pendaratan, ada satu hari puasa sebagai tanda terima kasih kepada Allah,” tulis Ibnu Katsir.
Setelahnya, Nuh kemudian membagi wilayah bumi kepada putra-putranya, sebagaimana dikatakan oleh Amir bin Sharahil al-Sha'bi, bahwa ketika Nuh, keturunannya, dan semua yang ada di dalam bahtera turun ke bumi, dia membagi bumi kepada para putranya ke dalam tiga bagian.
Kepada Sem, dia memberikan bagian tengah bumi di mana Yerusalem, Sungai Nil, Sungai Efrat, Tigris, Sayhan, Jayhan (Gihon), dan Fayshan (Pison) berada. Itu memanjang dari Pison ke timur Sungai Nil, dan dari daerah dari mana angin selatan bertiup hingga ke daerah dari mana angin utara bertiup.
Kepada Ham, dia memberikan bagian (bumi) di sebelah barat Sungai Nil dan daerah-daerah yang melampaui wilayah tempat angin barat bertiup. Bagian yang dia berikan kepada Yafet terletak di Pison dan daerah-daerah yang melampaui tempat angin timur bertiup.
Wasiat Nabi Nuh
Abdullah bin Amr bin al-As meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, ketika kematian Rasul Allah Nuh mendekat, dia memperingatkan para putranya: "Sungguh aku akan memberimu nasihat yang jauh jangkauannya, memerintahkan kalian untuk melakukan dua hal, dan memperingatkan kalian untuk tidak melakukan dua hal juga."
"Aku meminta kalian untuk beriman bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa jika tujuh langit dan tujuh bumi diletakkan pada satu sisi dari suatu ukuran, dan kata-kata “tidak ada tuhan selain Allah” ditempatkan di sisi yang lain, yang terakhir akan lebih besar daripada yang pertama. Aku memperingatkan kalian untuk tidak menyekutukan Allah dan melawan kesombongan.” (Sahih al-Bukhari)
Beberapa tradisi mengatakan bahwa makam Nuh berada di Masjid Suci di Makkah, sementara yang lain mengatakan bahwa dia dimakamkan di Baalabak, sebuah kota di Irak.
Para pengikut Nuh menyalakan api dan duduk di sekitarnya. Menyalakan api dilarang selama di atas kapal, agar tidak menyalakan kayu bahtera dan membakarnya.
"Tak satu pun dari mereka makan makanan panas sepanjang seluruh periode banjir. Setelah pendaratan, ada satu hari puasa sebagai tanda terima kasih kepada Allah,” tulis Ibnu Katsir.
Setelahnya, Nuh kemudian membagi wilayah bumi kepada putra-putranya, sebagaimana dikatakan oleh Amir bin Sharahil al-Sha'bi, bahwa ketika Nuh, keturunannya, dan semua yang ada di dalam bahtera turun ke bumi, dia membagi bumi kepada para putranya ke dalam tiga bagian.
Kepada Sem, dia memberikan bagian tengah bumi di mana Yerusalem, Sungai Nil, Sungai Efrat, Tigris, Sayhan, Jayhan (Gihon), dan Fayshan (Pison) berada. Itu memanjang dari Pison ke timur Sungai Nil, dan dari daerah dari mana angin selatan bertiup hingga ke daerah dari mana angin utara bertiup.
Kepada Ham, dia memberikan bagian (bumi) di sebelah barat Sungai Nil dan daerah-daerah yang melampaui wilayah tempat angin barat bertiup. Bagian yang dia berikan kepada Yafet terletak di Pison dan daerah-daerah yang melampaui tempat angin timur bertiup.
Wasiat Nabi Nuh
Abdullah bin Amr bin al-As meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, ketika kematian Rasul Allah Nuh mendekat, dia memperingatkan para putranya: "Sungguh aku akan memberimu nasihat yang jauh jangkauannya, memerintahkan kalian untuk melakukan dua hal, dan memperingatkan kalian untuk tidak melakukan dua hal juga."
"Aku meminta kalian untuk beriman bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa jika tujuh langit dan tujuh bumi diletakkan pada satu sisi dari suatu ukuran, dan kata-kata “tidak ada tuhan selain Allah” ditempatkan di sisi yang lain, yang terakhir akan lebih besar daripada yang pertama. Aku memperingatkan kalian untuk tidak menyekutukan Allah dan melawan kesombongan.” (Sahih al-Bukhari)
Beberapa tradisi mengatakan bahwa makam Nuh berada di Masjid Suci di Makkah, sementara yang lain mengatakan bahwa dia dimakamkan di Baalabak, sebuah kota di Irak.
(mhy)