Khutbah Jumat: Kemuliaan Hari Asyura dan Peristiwa Wafatnya Sayyidina Husain

Jum'at, 21 Juli 2023 - 15:50 WIB
loading...
A A A
Tidak sepatutnya umat Islam terus tersandera oleh beban sejarah kelam di masa lalu. Sampai kapan peritiwa itu akan terus menghalangi persatuan umat. Lalu, apa dosa generasi belakangan yang tidak terlibat dalam peristiwa itu, bahkan mengingkarinya, sehingga harus menanggung beban sejarah masa lalu?

Umat Islam, Sunni dan Syiah, bersepakat tentang kedudukan Ahlul Bait di hati kaum muslimin. Cinta kepada Nabi dan keluarganya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran agama. Bahkan, Imam Syafi'i menyatakan wajib hukumnya membaca Shalawat (doa) untuk Ahlul bait dalam sholat. Dalam bait syair beliau berdendang:

يا آل بيت رسول الله حبكمو, فرض من الله فى القرآن أنزله
يكفيكم من عظيم الفخر أنكمو, من لم يصل عليكم فلا صلاة له

"Wahai Ahlu Bayt (keluarga) Rasulillah, Mencintaimu adalah kewajiban dari Allah dalam Al-Qur'an yang diturunkan-Nya. Cukuplah kebanggaan luar biasa bagimu, bahwa yang tidak membaca shalawat (doa) untukmu (dalam shalat) maka tidak sah shalatnya."

Ma'asyiral Muslimin Hafizhakumullah!
Hubungan antara para Sahabat dengan Ahlul Bait terjalin dengan baik penuh kecintaan dan kasih sayang. Imam Ali menikahkan putrinya Ummi Kultsum kepada Umar bin Khattab, dan menamakan anak-anaknya dengan nama Abu bakar, Umar dan Usman. Imam Musa al-Kazhim putra Imam Ja'far al-Shadiq menamakan salah seorang putranya dengan nama Abu Bakar dan putrinya bernama Aisyah.

Lalu, mengapa cacian dan laknat terhadap para sahabat yang sangat dihormati oleh Muslim Sunni masih terdengar hingga kini? Padahal, Allah telah menyatakan dalam kitab suci-Nya:

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

Artinya: "Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah Ayat 100)

Tentu, sebagai manusia mereka tak luput dari kesalahan. Tetapi, itu tidak berarti kita boleh merendahkan, apalagi mencaci dan melaknat mereka, wal-iyadzu billaah. Kalaupun pernah terjadi konflik politik di masa lalu, biarlah itu bagian dari masa lalu yang harus menjadi pelajaran bagi generasi mendatang untuk menatap masa depan bersama yang lebih baik.

Mari teladani Imam Syafi'i yang menyikapi peristiwa itu dengan mengatakan, "Itu semua adalah peristiwa yang Allah telah jauhkan kita darinya, maka jangan kotori lisanmu dengannya (Haadzihi ahdaatsun ab'adallaahu aydiinaa 'anhaa, falaa nulawwitsu alsinatana bihaa). Atau Khalifah Umar bin Abdil Aziz yang pernah mengatakan, "Itu adalah (peristiwa berdarah yang Allah bebaskan aku darinya, maka aku tidak suka mengotori lisanku dengannya."

Mari kita muliakan hari Asyura dan bulan mulia ini dengan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah dan menyatukan barisan. Tidak dengan membangkitkan emosi dan narasi kebencian yang akan mempertajam jurang perpecahan. Tabiat kolonialisme, kapan dan di mana pun sama, yaitu mengadu domba dan memecah belah kekuatan (devide et impera).

Jika saat ini beberapa negara Muslim telah berhasil dipecah dengan isu Sunnah-Syiah, tidak mustahil ke depan perpecahan akan terjadi antara sesama pengikut Sunni, dan antara sesama pengikut Syi'ah. Kita harus selalu ingat pesan Allah Ta'ala:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat Ayat 10)

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." (QS Ali Imran Ayat 103)

Demikian pesan Khutbah Jumat tentang kemuliaan Hari Asyura dan hikmah wafatnya Imam Husain radhiyallahu 'anhu. Semoga khutbah ini menjadikan kita muslim yang berkasih sayang kepada sesama.

(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1746 seconds (0.1#10.140)