Syaikh Al-Qardhawi: Al-Qur'an Mukjizat yang Indah

Sabtu, 22 Juli 2023 - 17:07 WIB
loading...
Syaikh Al-Qardhawi: Al-Quran Mukjizat yang Indah
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi. Foto/Ilustrasi: MEE
A A A
Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan Al-Qur'an Al Karim merupakan mujizat Rasul yang agung termasuk mukjizat yang indah selain juga mujizat yang logis.

"Ia telah membuat bangsa Arab tidak mampu berkutik, yaitu dengan keindahan bayannya, kerapian susunan dan uslubnya, dan keunikan suaranya apabila dibaca, sehingga sebagian mereka menamakannya 'aihir'," ujar oleh al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah" (Citra Islami Press, 1997).



Menurutnya, para ulama balaghah dan para sastrawan bangsa Arab sejak masa Abdul Qahir sampai Ar-Raf"i dan Sayyid Quthb dan selain mereka pada zaman kita ini telah menjelaskan sisi i'jaz bayani (kejelasan mu'jizat) atau sisi keindahan dalam kitab ini.

"Yang dituntut di dalam membaca Al-Qur'an adalah bertemunya antara keindahan suara dan tajwidnya sampai keindahan bayan dan susunannya," jelasnya.

Allah SWT berfirman: "Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan." ( QS Al Muzzammil :4)

Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur'an." (HR Bukhari )

Tetapi dengan lagu yang khusyu' bukan main-main atau mengubah. "Hiasilah Al Qur'an itu dengan suaramu." (HR Muslim )

Dalam riwayat lainnya disebutkan, "Sesungguhnya suara yang baik itu menambah Al-Qur'an menjadi baik." (HR Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa'i)

Rasulullah SAW juga bersabda kepada Abu Musa Al Asy'ari ra, "Seandainya kamu melihatku, aku mendengarkan suaramu tadi malam, sungguh kamu telah diberi seruling dari seruling keluarga Daud." Abu Musa berkata, "Seandainya aku mengetahui hal itu, maka aku akan membacakan untukmu dengan bacaan yang lebih baik." (HR Muslim)



Rasulullah SAW juga bersabda: "Apa yang diizinkan Allah pada sesuatu, apa yang dizinkan Allah kepada Nabinya (adalah) untuk membaguskan dalam melagukan Al Qur'an yang dia baca dengan keras." (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Syaikh Muhammad Abdullah Darraz pernah menceritakan tentang sikapnya dalam Majlis Al A'la penerangan siaran, dan beliau termasuk staf anggota, mengatakan:

"Sesungguhnya mereka itu menghendaki untuk menjadikan waktu membaca Al Qur'an pada pembukaan dan penutupan acara serta dalam acara-acara yang lainnya karena dengan perhitungan memberikan andil di bidang agama saja."

Syaikh juga mengatakan, "Sesungguhnya mendengar Al-Qur'an itu bukan hanya pertimbangan agama saja, akan tetapi juga bernilai seni dan keindahan dari isi kandungan Al-Qur'an dan suaranya yang indah."

Menurur al-Qardhawi, ini benar, karena dalam Al Qur'an terkandung unsur agama, ilmu, sastra dan seni secara bersamaan. "Dia mampu memberikan siraman rohani, memberikan kepuasan akal, membangunkan perasaan, memberikan kenikmatan pada perasaan dan memperlancar lisan," ujarnya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1486 seconds (0.1#10.140)