Peristiwa Perusakan Hajar Aswad Hingga Pernah Hilang Selama 22 Tahun
loading...
A
A
A
Kisah perusakan Hajar Aswad hingga dicuri pernah menggegerkan dunia Islam. Tak hanya dirusak, Hajar Aswad juga pernah dijarah hingga hilang selama 22 tahun.
Hajar Aswad (ٱلْحَجَرُ ٱلْأَسْوَد) adalah batu mulia yang terletak di salah satu sudut Ka'bah berdekatan dengan pintu masuk Ka'bah Masjidil Haram Makkah. Batu hitam dari surga ini disunnahkan dicium dan diusap oleh jemaah yang melaksanakan Haji atau Umrah.
Perusakan Hajar Aswad
Dalam buku "100 Kisah Menarik Penuh Ibrah" karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi diceritakan bahwa Hajar Aswad pernah dirusak oleh seorang laki-laki Romawi. Ahli sejarah Umar bin Fahd mengatakan, "Pada Tahun 363 Hijriyah, ketika orang-orang tengah istirahat siang, matahari sedang panas terik dan tidak ada yang melakukan thawaf kecuali hanya satu atau dua orang saja. Tiba-tiba ada seorang yang menutupi kepalanya dengan kain berjalan pelan-pelan. Tatkala sudah mendekati Hajar Aswad, laki-laki itu mengambil palu dan memukulkannya beberapa kali ke Hajar Aswad.
Seorang warga Yaman yang sedang thawaf melihat hal itu dan berusaha mencegahnya. Namun dia ditusuk beberapa kali sehingga tersungkur dan meninggal dunia. Melihat hal itu, orang-orang yang berada di Masjidil Haram langsung berhamburan menghampiri dan menangkap laki-laki tersebut. Ternyata dia adalah orang Romawi yang diutus untuk merampas Hajar Aswad dengan mendapatkan imbalan harta yang melimpah. Orang itu pun dibunuh dan dikeluarkan dari Masjidil Haram. (Lihat Ithaf Wara 2/410–411)
Pernah Dijarah Hingga Hilang 22 Tahun
Dalam sejarah tercatat bahwa Hajar Aswad pernah dijarah dan dibawa kabur oleh kaum Qaramithah yang melakukan huru-hara di Masjidil Haram Makkah Tahun 317 Hijriyah. Tragedi berdarah ini diketengahkan dalam Al-Kamil oleh Ibnul Atsir; Kitab al-Bidayah oleh Ibnu Katsir. Terdapat juga dalam Risalah Asrar wa Fadha'il Hajar Aswad oleh Majdi Fathi Sayyid.
Dalam aksi pencurian Hajar Aswad itu, pemimpin kaum Qaramithah bernama Abu Tahir al-Qaramuthi (Sulaiman bin Abu Said) melakukan pembantaian terhadap puluhan ribu umat Islam yang sedang menunaikan ibadah Haji kala itu. Setelah berhasil mencongkel Hajar Aswad, batu mulia itu dibawanya pulang ke daerahnya yaitu Hajr (Ahsa) dan berada di sana selama 22 tahun.
Perbuatan Abu Thahir al Qurmuthi, oleh Al-Hafiz Ibnu Katsir dikatakan: "Dia telah melakukan ilhad (kekufuran) di Masjidil Haram, yang tidak pernah dilakukan oleh orang sebelumnya dan orang sesudahnya." Setelah 22 tahun lamanya dalam penguasaan Abu Thahir, Hajar Aswad itu akhirnya dikembalikan pada Tahun 339 Hijriyah.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah 339 Hijriyah Hajar Aswad dikembalikan ke Masjidil Haram Makkah. Tahun itu disebut sebagai tahun yang berkah dan bertepatan dengan bulan Dzulhijjah yang dimuliakan Allah.
Peristiwa berikutnya pada Tahun 413 Hijriyah, Bani Fatimiyah pernah memerintahkah Hakim Al-Abidi untuk memukul Hajar Aswad dengan pedang. Pukulan itu sempat membuat Hajar Aswad pecah dan berjatuhan. Kemudian, Tahun 990 H, seorang laki-laki memukul Hajar Aswad dengan alat sejenis kapak, namun usaha itu berhasil digagalkan.
Kisah ini menunjukkan kepada kita kedengkian musuh-musuh Allah dan usaha mereka untuk menghancurkan syiar-syiar Allah, salah satunya dengan merusak dan menjarah Hajar Aswad.
Kemuliaan Hajar Aswad
Hajar Aswad menduduki tempat paling mulia di muka bumi ini. Terletak di pojok Ka'bah bagian Tenggara Ka'bah. Sudut ini dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim bersama putranya Ismail 'alaihimussalam.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »
Artinya: "Hajar Aswad turun dari Surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam." (HR at- Tirmidzi 877)
Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda mengenai Hajar Aswad : "Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari Kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata:
لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَاسْتَلَمَ الْحَجَرَ ثُمَّ مَضَى عَنْ يَمِينِهِ فَرَمَلَ ثَلاثًا وَمَشَى أَرْبَعًا
Artinya "Ketika Nabi ﷺ tiba di Makkah, Beliau memasuki Masjidil Haram lalu mengusap Hajar Aswad, kemudian Beliau berlalu di arah sebelah kanan Hajar Aswad. Beliau berlari kecil pada tiga putaran dan berjalan pada empat putaran." (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma mengatakan: "Saya tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ mengusap bagian dari Ka'bah kecuali dua Rukun Yamani (yaitu Hajar Aswad dan Rukun Yamani)." (Shahih Al-Bukhari dan Muslim)
Demikian sejarah peristiwa perusakan dan pencurian Hajar Aswad yang pernah menggemparkan dunia Islam.
Wallahu A'lam
Hajar Aswad (ٱلْحَجَرُ ٱلْأَسْوَد) adalah batu mulia yang terletak di salah satu sudut Ka'bah berdekatan dengan pintu masuk Ka'bah Masjidil Haram Makkah. Batu hitam dari surga ini disunnahkan dicium dan diusap oleh jemaah yang melaksanakan Haji atau Umrah.
Perusakan Hajar Aswad
Dalam buku "100 Kisah Menarik Penuh Ibrah" karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi diceritakan bahwa Hajar Aswad pernah dirusak oleh seorang laki-laki Romawi. Ahli sejarah Umar bin Fahd mengatakan, "Pada Tahun 363 Hijriyah, ketika orang-orang tengah istirahat siang, matahari sedang panas terik dan tidak ada yang melakukan thawaf kecuali hanya satu atau dua orang saja. Tiba-tiba ada seorang yang menutupi kepalanya dengan kain berjalan pelan-pelan. Tatkala sudah mendekati Hajar Aswad, laki-laki itu mengambil palu dan memukulkannya beberapa kali ke Hajar Aswad.
Seorang warga Yaman yang sedang thawaf melihat hal itu dan berusaha mencegahnya. Namun dia ditusuk beberapa kali sehingga tersungkur dan meninggal dunia. Melihat hal itu, orang-orang yang berada di Masjidil Haram langsung berhamburan menghampiri dan menangkap laki-laki tersebut. Ternyata dia adalah orang Romawi yang diutus untuk merampas Hajar Aswad dengan mendapatkan imbalan harta yang melimpah. Orang itu pun dibunuh dan dikeluarkan dari Masjidil Haram. (Lihat Ithaf Wara 2/410–411)
Pernah Dijarah Hingga Hilang 22 Tahun
Dalam sejarah tercatat bahwa Hajar Aswad pernah dijarah dan dibawa kabur oleh kaum Qaramithah yang melakukan huru-hara di Masjidil Haram Makkah Tahun 317 Hijriyah. Tragedi berdarah ini diketengahkan dalam Al-Kamil oleh Ibnul Atsir; Kitab al-Bidayah oleh Ibnu Katsir. Terdapat juga dalam Risalah Asrar wa Fadha'il Hajar Aswad oleh Majdi Fathi Sayyid.
Dalam aksi pencurian Hajar Aswad itu, pemimpin kaum Qaramithah bernama Abu Tahir al-Qaramuthi (Sulaiman bin Abu Said) melakukan pembantaian terhadap puluhan ribu umat Islam yang sedang menunaikan ibadah Haji kala itu. Setelah berhasil mencongkel Hajar Aswad, batu mulia itu dibawanya pulang ke daerahnya yaitu Hajr (Ahsa) dan berada di sana selama 22 tahun.
Perbuatan Abu Thahir al Qurmuthi, oleh Al-Hafiz Ibnu Katsir dikatakan: "Dia telah melakukan ilhad (kekufuran) di Masjidil Haram, yang tidak pernah dilakukan oleh orang sebelumnya dan orang sesudahnya." Setelah 22 tahun lamanya dalam penguasaan Abu Thahir, Hajar Aswad itu akhirnya dikembalikan pada Tahun 339 Hijriyah.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah 339 Hijriyah Hajar Aswad dikembalikan ke Masjidil Haram Makkah. Tahun itu disebut sebagai tahun yang berkah dan bertepatan dengan bulan Dzulhijjah yang dimuliakan Allah.
Peristiwa berikutnya pada Tahun 413 Hijriyah, Bani Fatimiyah pernah memerintahkah Hakim Al-Abidi untuk memukul Hajar Aswad dengan pedang. Pukulan itu sempat membuat Hajar Aswad pecah dan berjatuhan. Kemudian, Tahun 990 H, seorang laki-laki memukul Hajar Aswad dengan alat sejenis kapak, namun usaha itu berhasil digagalkan.
Kisah ini menunjukkan kepada kita kedengkian musuh-musuh Allah dan usaha mereka untuk menghancurkan syiar-syiar Allah, salah satunya dengan merusak dan menjarah Hajar Aswad.
Kemuliaan Hajar Aswad
Hajar Aswad menduduki tempat paling mulia di muka bumi ini. Terletak di pojok Ka'bah bagian Tenggara Ka'bah. Sudut ini dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim bersama putranya Ismail 'alaihimussalam.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »
Artinya: "Hajar Aswad turun dari Surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam." (HR at- Tirmidzi 877)
Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda mengenai Hajar Aswad : "Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari Kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata:
لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَاسْتَلَمَ الْحَجَرَ ثُمَّ مَضَى عَنْ يَمِينِهِ فَرَمَلَ ثَلاثًا وَمَشَى أَرْبَعًا
Artinya "Ketika Nabi ﷺ tiba di Makkah, Beliau memasuki Masjidil Haram lalu mengusap Hajar Aswad, kemudian Beliau berlalu di arah sebelah kanan Hajar Aswad. Beliau berlari kecil pada tiga putaran dan berjalan pada empat putaran." (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma mengatakan: "Saya tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ mengusap bagian dari Ka'bah kecuali dua Rukun Yamani (yaitu Hajar Aswad dan Rukun Yamani)." (Shahih Al-Bukhari dan Muslim)
Demikian sejarah peristiwa perusakan dan pencurian Hajar Aswad yang pernah menggemparkan dunia Islam.
Wallahu A'lam
(rhs)