Kiai Cholil Nafis Tekankan Pentingnya DKM dan Khotib Jumat Memahami Islam Wasathiyah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr. KH. Cholil Nafis meminta Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) menampilkan khotib yang mampu memberikan khutbah yang inspiratif. Termasuk mampu memotivasi peningkatan iman dan takwa serta memperkokoh dasar kebangsaan.
Hal itu disampaikan Kiai Cholil saat menjadi keynote speaker, dalam acara Sosialisasi Khutbah Islam wasathiyah yang diselenggarakan MUI Kabupaten Garut di Universitas Garut, Minggu (27/8/2023).
Hadir dalam acara tersebut Wasekjen MUI Pusat KH. Arif Fakhrudin, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Dr. KH. Ahmad Zubaidi. Termasuk juga Ketua Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman MUI Pusat Prof. DR. Endang Sutari.
Dalam paparannya, Kiai Cholil Nafis menjelaskan begitu strategisnya khutbah Jumat dalam dakwah karena pada saat khutbah semua jemaah tidak peduli presiden atau raja sekalipun, mereka harus mengikuti khutbah Jumat.
"Untuk itu, para DKM dan para khotib harus mampu khutbah yang baik, inspiratif, mampu memotivasi peningkatan iman dan takwa, materi yang memperkokoh dasar kebangsaan kita dan hal-hal positif lainya,” katanya, Minggu (27/8/2023).
Menurut Kiai Cholil Nafis, DKM harus selektif dalam memilih khotib. Mereka harus punya rekam jejak yang baik dan inspiratif serta bisa membuat jemaah mendengarkan dan tidak tidur.
“Hindari mengundang khotib yang hanya memprovokasi dan menjadikan panggung khutbah untuk kampanye apalagi sampai menebar narasi kebencian. Di sinilah perlunya para DKM dan khotib memahami Islam Wasathiyah," tegasnya.
Kiai Cholil menambahkan, buku khutbah ini sebagai contoh dan panduan khutbah yang baik dan inspiratif. Waktunya tidak lama tapi efektif. ”Perlu disampaikan kepada para khotib agar khutbahnya lebih mencerahkan dan membangkitkan iman dan takwa untuk kebaikan bangsa dan negara,” paparnya.
Hal itu disampaikan Kiai Cholil saat menjadi keynote speaker, dalam acara Sosialisasi Khutbah Islam wasathiyah yang diselenggarakan MUI Kabupaten Garut di Universitas Garut, Minggu (27/8/2023).
Hadir dalam acara tersebut Wasekjen MUI Pusat KH. Arif Fakhrudin, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Dr. KH. Ahmad Zubaidi. Termasuk juga Ketua Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman MUI Pusat Prof. DR. Endang Sutari.
Dalam paparannya, Kiai Cholil Nafis menjelaskan begitu strategisnya khutbah Jumat dalam dakwah karena pada saat khutbah semua jemaah tidak peduli presiden atau raja sekalipun, mereka harus mengikuti khutbah Jumat.
"Untuk itu, para DKM dan para khotib harus mampu khutbah yang baik, inspiratif, mampu memotivasi peningkatan iman dan takwa, materi yang memperkokoh dasar kebangsaan kita dan hal-hal positif lainya,” katanya, Minggu (27/8/2023).
Menurut Kiai Cholil Nafis, DKM harus selektif dalam memilih khotib. Mereka harus punya rekam jejak yang baik dan inspiratif serta bisa membuat jemaah mendengarkan dan tidak tidur.
“Hindari mengundang khotib yang hanya memprovokasi dan menjadikan panggung khutbah untuk kampanye apalagi sampai menebar narasi kebencian. Di sinilah perlunya para DKM dan khotib memahami Islam Wasathiyah," tegasnya.
Kiai Cholil menambahkan, buku khutbah ini sebagai contoh dan panduan khutbah yang baik dan inspiratif. Waktunya tidak lama tapi efektif. ”Perlu disampaikan kepada para khotib agar khutbahnya lebih mencerahkan dan membangkitkan iman dan takwa untuk kebaikan bangsa dan negara,” paparnya.
(cip)