Makna Ikhlas dan 3 Klasifikasinya Menurut Syaikh Al-Utsaimin
loading...
A
A
A
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat ; jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah” ( QS At-Taubah/9 : 58)
Di dalam Sunan Abu Dawud dari Abu Hurairah ra disebutkan bahwa ada seorang laki-laki berkata: ‘Wahai Rasulullah, seorang laki-laki ingin berjihad di jalan Allah sementara dia juga mencari kehidupan duniawi?”
Rasulullah SAW bersabda: “Dia tidak mendapatkan pahala” Orang tadi mengulangi lagi pertanyaannya hingga tiga kali dan Nabi SAW menjawab sama, “Dia tidak mendapatkan pahala” (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Demikian pula hadis yang terdapat di dalam kitab Ash-Shahihain dari Umar bin Al-Khattab ra bahwasanya Nabi SAW bersabda:
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Barangsiapa yang hijrahnya karena ingin meraih kehidupan duniawi atau untuk mendapatkan wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya hanya mendapatkan tujuan dari hijrahnya tersebut” (HR Bukhari dan Muslim)
Jika persentasenya sama saja, tidak ada yang lebih dominan antara niat beribadah dan nonibadah, menurut Al-Utsaimin, maka hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Akan tetapi, pendapat yang lebih persis untuk kasus seperti ini adalah sama juga; tidak mendapatkan pahala sebagaimana orang yang beramal karena Allah dan karena selain-Nya juga.
Perbedaan antara jenis ini dan jenis sebelumnya (jenis kedua), kata Al-Utsaimin, bahwa tujuan yang bukan untuk beribadah pada jenis sebelumnya terjadi secara otomatis. "Jadi, keinginannya tercapai malalui perbuatannya tersebut secara otomatis seakan-akan yang dia inginkan adalah konsekuensi logis dari pekerjaan yang bersifat duniawi itu," ujar Al-Utsaimin.
Jika ada yang mengatakan, “Apa standarisasi pada jenis ini sehingga bisa dikatakan bahwa tujuannya yang lebih dominan adalah beribadah atau bukan beribadah?”
Jawabannya, standarisasinya bahwa dia tidak memperhatikan hal selain ibadah, maka hal itu tercapai atau tidak tercapai, telah mengindikasikan bahwa yang lebih dominan padanya adalah niat untuk beribadah, demikian pula sebaliknya.
Yang jelas perkara yang merupakan ucapan hati amatlah serius dan begitu urgen sekali. Indikasinya, bisa jadi hal itu dapat membuat seorang hamba mencapai tangga ash-Shiddiqin, dan sebaliknya bisa pula mengembalikannya ke derajat yang paling bawah sekali.
Sebagian ulama Salaf berkata, “Tidak pernah diriku berjuang melawan sesuatu melebihi perjuangannya melawan (perbuatan) ikhlas”
Kita memohon kepada Allah untuk kami dan anda semua agar dianugrahi niat yang ikhlas dan lurus di dalam beramal.
(mhy)