Doa dan Zikir di Antara Azan dan Ikamah
loading...
A
A
A
Doa dan zikir di antara azan dan ikamah adalah kebiasaan yang baik. Pada saat itu diyakini sebagai waktu utama terkabulnya doa. Waktu antara azan dan ikamah juga waktu penuh barokah atau kebaikan.
Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr dalam Fiqh Al-Ad’iyyah wal Adzkaar mengatakan di antara waktu yang diharapkan terkabulnya adalah waktu yang terletak di antara azan dan ikamah. Hal ini berdasarkan hadis valid yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu).” (HR Ahmad)
Hadis lain menyebutkan:
“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) azan dan ikamah.” (HR Tirmidzi)
Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud dengan lafaz:
“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) azan dan ikamah.” (HR Abu Dawud)
Terkabulnya doa ini tentu saja jika terpenuhi syarat-syarat berdoa dan juga mengamalkan adab-adab ketika berdoa.
Doa antara Azan dan Ikamah
Sementara itu, dalam kitab Asna al-Mathalib karya Imam Zakaria al-Anshary disebutkan setelah selesai azan, disunahkan bagi muazin dan yang mendengar azan, untuk membaca selawat, yang paling utama ialah selawat Ibrahimiyyah:
Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ `âli sayyidinâ Muhammad kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ Ibrâhîm, wa ‘alâ `âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ `âli sayyidinâ Muhammad kamâ bârakta ‘alâ sayyidinâ Ibrâhim, wa ‘alâ `âli sayyidinâ Ibrâhîm, innaKa Hamîdun Majîdun
Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat pada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaiman Engkau merahmati Nabi Ibrahim dan keluarganya, serta berkatilah Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaiman Engkau berkatilah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung”
Dilanjutkan dengan berdoa dengan doa di bawah ini:
Allâhumma Rabba hâdzihid-da‘wati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mî‘âd
Artinya: “Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, kurniailah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkaujanjikan, sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wahai dzat yang paling Penyayang.”
Selanjutnya, doa di antara Azan dan Ikamah adalah sebagai berikut:
Allahumma innî as-alukal-‘âfiyah fid-dunya wal-âkhirah
Artinya: “Ya Allah, aku mohon pada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat”
Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr dalam Fiqh Al-Ad’iyyah wal Adzkaar mengatakan di antara waktu yang diharapkan terkabulnya adalah waktu yang terletak di antara azan dan ikamah. Hal ini berdasarkan hadis valid yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا
“Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu).” (HR Ahmad)
Baca Juga
Hadis lain menyebutkan:
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) azan dan ikamah.” (HR Tirmidzi)
Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud dengan lafaz:
لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) azan dan ikamah.” (HR Abu Dawud)
Terkabulnya doa ini tentu saja jika terpenuhi syarat-syarat berdoa dan juga mengamalkan adab-adab ketika berdoa.
Doa antara Azan dan Ikamah
Sementara itu, dalam kitab Asna al-Mathalib karya Imam Zakaria al-Anshary disebutkan setelah selesai azan, disunahkan bagi muazin dan yang mendengar azan, untuk membaca selawat, yang paling utama ialah selawat Ibrahimiyyah:
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْت عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ `âli sayyidinâ Muhammad kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ Ibrâhîm, wa ‘alâ `âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ `âli sayyidinâ Muhammad kamâ bârakta ‘alâ sayyidinâ Ibrâhim, wa ‘alâ `âli sayyidinâ Ibrâhîm, innaKa Hamîdun Majîdun
Baca Juga
Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat pada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaiman Engkau merahmati Nabi Ibrahim dan keluarganya, serta berkatilah Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaiman Engkau berkatilah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung”
Dilanjutkan dengan berdoa dengan doa di bawah ini:
اللّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَـامُحَمـَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا المَحْمُودًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Allâhumma Rabba hâdzihid-da‘wati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mî‘âd
Artinya: “Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, kurniailah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkaujanjikan, sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wahai dzat yang paling Penyayang.”
Selanjutnya, doa di antara Azan dan Ikamah adalah sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِيْ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ
Allahumma innî as-alukal-‘âfiyah fid-dunya wal-âkhirah
Artinya: “Ya Allah, aku mohon pada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat”