Tadabbur Surat Yasin Ayat 1-17, ketika Allah Bersumpah dengan Al-Qur'an
loading...
A
A
A
Sedangkan tiga utusan itu, ada yang menyebut bahwa mereka adalah utusan Isa. kepada penduduk negeri tersebut, dan ada pula yang menyebut mereka adalah rasul yang diutus kepada penduduk negeri tersebut.
Iz arsalnaaa ilaihimusnaini fakazzabuuhumaa fa'azzaznaa bisaalisin faqooluuu innaaa ilaikum mursaluun
14. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, "Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu."
Oleh karena kedua utusan itu ada yang menyebutkan bernama (Yuhana dan Bulus) tidak berhasil melaksanakan misinya, dikirim lagi seorang yang bernama Syam'un dengan tugas yang sama.
Risalah yang mereka bawa adalah supaya penduduk Antakia itu mau membersihkan dirinya dari perbuatan syirik, supaya mereka melepaskan diri dari segala bentuk sesembahan selain Allah, dan kemudian kembali kepada ajaran tauhid.
Qooluu maaa antum illaa basharum mislunaa wa maaa anzalar Rahmaanu min shai'in in antum illaa takzibuun
15. Mereka (penduduk negeri) menjawab, "Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka."
Dalam ayat ini disebutkan alasan mendasar kaumnya tidak mau beriman kepada Allah. Kebanyakan orang-orang yang mendustakan itu berkeyakinan bahwa ketiga utusan itu adalah manusia biasa saja seperti mereka juga, tanpa ada keistimewaan yang menonjol. Ketika itu, mungkin juga sekarang, seseorang tidak akan dihargai kalau tidak mempunyai kepandaian atau keahlian yang luar biasa.
Alasan kedua, karena mereka yakin bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih tidaklah menurunkan risalah ataupun kitab yang berisi wahyu dan Dia tidak pula memerintahkan untuk beriman kepada ketiga utusan itu. Oleh karena itu, mereka menyimpulkan ketiga utusan itu bohong belaka. Firman Allah yang menggambarkan penolakan mereka "ma anzala ar-rahman", menunjukkan bahwa penduduk Antakia itu telah lama mengenal Tuhan, hanya mereka mengingkarinya dan digantinya dengan berhala. Oleh sebab itu, semua rasul mereka tolak.
Qooluu Rabbunaa ya'lamu innaaa ilaikum lamursaluun
16. Mereka berkata, "Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepada kamu.
Pandangan demikian dibantah oleh utusan-utusan itu dengan mengatakan hanya Allah yang mengetahui bahwa mereka benar-benar orang yang diutus kepada penduduk tersebut. Apabila mereka bohong, maka azab yang pedih akan menimpa mereka. Tugas mereka ini akan diridai Allah, dan pasti akan diketahui kelak siapa yang bersalah dan harus menanggung risiko atas kesalahan itu. Dalam ayat lain, jawaban seperti itu memang bisa diucapkan oleh seorang rasul, misalnya:
Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka, dan (azab itu) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. (al-'Ankabut/29: 53)
Wa maa 'alainaaa illal balaaghul mubiin
17. Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas."
Ayat ini menjelaskan bahwa misi yang dibawa para rasul itu hanyalah sekadar menyampaikan risalah Allah. Keputusan ada di tangan manusia, apakah akan beriman kepada risalah tersebut atau tidak. Jika mereka beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka juga, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, kalau orang-orang kafir itu tidak mau melaksanakan seruan para rasul itu, tentu akibatnya akan menimpa diri mereka sendiri.
اِذۡ اَرۡسَلۡنَاۤ اِلَيۡهِمُ اثۡنَيۡنِ فَكَذَّبُوۡهُمَا فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ فَقَالُـوۡۤا اِنَّاۤ اِلَيۡكُمۡ مُّرۡسَلُوۡنَ
Iz arsalnaaa ilaihimusnaini fakazzabuuhumaa fa'azzaznaa bisaalisin faqooluuu innaaa ilaikum mursaluun
14. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, "Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu."
Oleh karena kedua utusan itu ada yang menyebutkan bernama (Yuhana dan Bulus) tidak berhasil melaksanakan misinya, dikirim lagi seorang yang bernama Syam'un dengan tugas yang sama.
Risalah yang mereka bawa adalah supaya penduduk Antakia itu mau membersihkan dirinya dari perbuatan syirik, supaya mereka melepaskan diri dari segala bentuk sesembahan selain Allah, dan kemudian kembali kepada ajaran tauhid.
قَالُوۡا مَاۤ اَنۡـتُمۡ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُـنَا ۙ وَمَاۤ اَنۡزَلَ الرَّحۡمٰنُ مِنۡ شَىۡءٍۙ اِنۡ اَنۡـتُمۡ اِلَّا تَكۡذِبُوۡنَ
Qooluu maaa antum illaa basharum mislunaa wa maaa anzalar Rahmaanu min shai'in in antum illaa takzibuun
15. Mereka (penduduk negeri) menjawab, "Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka."
Dalam ayat ini disebutkan alasan mendasar kaumnya tidak mau beriman kepada Allah. Kebanyakan orang-orang yang mendustakan itu berkeyakinan bahwa ketiga utusan itu adalah manusia biasa saja seperti mereka juga, tanpa ada keistimewaan yang menonjol. Ketika itu, mungkin juga sekarang, seseorang tidak akan dihargai kalau tidak mempunyai kepandaian atau keahlian yang luar biasa.
Alasan kedua, karena mereka yakin bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih tidaklah menurunkan risalah ataupun kitab yang berisi wahyu dan Dia tidak pula memerintahkan untuk beriman kepada ketiga utusan itu. Oleh karena itu, mereka menyimpulkan ketiga utusan itu bohong belaka. Firman Allah yang menggambarkan penolakan mereka "ma anzala ar-rahman", menunjukkan bahwa penduduk Antakia itu telah lama mengenal Tuhan, hanya mereka mengingkarinya dan digantinya dengan berhala. Oleh sebab itu, semua rasul mereka tolak.
قَالُوۡا رَبُّنَا يَعۡلَمُ اِنَّاۤ اِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُوۡنَ
Qooluu Rabbunaa ya'lamu innaaa ilaikum lamursaluun
16. Mereka berkata, "Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepada kamu.
Pandangan demikian dibantah oleh utusan-utusan itu dengan mengatakan hanya Allah yang mengetahui bahwa mereka benar-benar orang yang diutus kepada penduduk tersebut. Apabila mereka bohong, maka azab yang pedih akan menimpa mereka. Tugas mereka ini akan diridai Allah, dan pasti akan diketahui kelak siapa yang bersalah dan harus menanggung risiko atas kesalahan itu. Dalam ayat lain, jawaban seperti itu memang bisa diucapkan oleh seorang rasul, misalnya:
Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka, dan (azab itu) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. (al-'Ankabut/29: 53)
وَمَا عَلَيۡنَاۤ اِلَّا الۡبَلٰغُ الۡمُبِيۡنُ
Wa maa 'alainaaa illal balaaghul mubiin
17. Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas."
Ayat ini menjelaskan bahwa misi yang dibawa para rasul itu hanyalah sekadar menyampaikan risalah Allah. Keputusan ada di tangan manusia, apakah akan beriman kepada risalah tersebut atau tidak. Jika mereka beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka juga, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, kalau orang-orang kafir itu tidak mau melaksanakan seruan para rasul itu, tentu akibatnya akan menimpa diri mereka sendiri.