Mengapa Israel Ngotot Menguasai Yerusalem? Ternyata Ini Rahasia Besarnya
loading...
A
A
A
Yerusalem adalah kota tua di dunia yang diperebutkan sejak ribuan tahun. Kota ini dianggap begitu penting bagi tiga agama besar yakni Yahudi, Kristen dan Islam.
Pertanyaannya, mengapa Israel sangat ngotot merebut dan menguasai Yerusalem ? Ternyata ada rahasia yang menjadi misi besar Israel untuk menyambut kedatangan "Messiah". Bagi bangsa Yahudi, 'Messiah' diartikan sebagai penyelamat orang-orang Yahudi. Berdirinya negara Israel di Palestina merupakan syarat kedatangan "Messiah". Negara Israel menjadi sarana untuk mengumpulkan diaspora Yahudi dan upaya membangun kembali "Kuil Sulaiman". Lantas, apa hubungannya dengan Yerusalem?
Mari kita simak jawabannya dalam Buku "The Diary of Dajjal" karya Noriagaa dan Archenarh, dua pemuda Amerika Serikat keturunan Arab. Di dalam buku itu diceritakan sejarah umat Yahudi yang menyimpang dari Kitab Taurat, wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa sebagai petunjuk bagi Bani Israil.
Taurat ditinggalkan, dan sebagai gantinya Talmud diikuti yang ditulis oleh manusia (tujuh puluh orang Rabi di bawah pengaruh rezim Babilonia kala itu). Kitab Talmud inilah yang menjadi sumber aturan kepercayaan umat Yahudi saat ini. Kitab Talmud ini ditujukan kepada agenda seputar Yerusalem dan "Kuil Sulaiman". Kedatangan sang "Messiah palsu" itu harus disambut dengan bangkitnya kembali "Kuil Sulaiman".
Apakah Kuil Sulaiman Itu?
Kuil Sulaiman sesungguhnya tidak ada. Nama "Kuil Sulaiman" itu dipahami secara keliru. Nabi Sulaiman 'alaihissalam tidak ada hubungannya dengan rencana-rencana jahat kelompok rahasia itu. Nabi Ya'kub pernah membangun sebuah masjid, dan bangunan itu dikembangkan oleh Nabi Sulaiman selama memimpin kerajaannya. Bangunan itulah yang kemudian dikenal sebagai Masjid Al-Aqsha. Nabi Sulaiman (Salomo dalam istilah Yahudi) mendirikan Masjid Al-Aqsha atas nama Allah pada Tahun 950 SM.
Bukan Kuil, Melainkan Sebuah Masjid
Lantas bagaimana dengan Kuil Sulaiman itu sendiri? Dikisahkan bahwa kaum Yahudi telah menyimpang dan menolak kebenaran yang disampaikan para Nabi, mereka tetap memilih untuk mengikuti apa yang disebarkan Iblis sejak masa kepemimpinan Nabi Sulaiman. Pada saat itu, Iblis dan pengikutnya mengajarkan sihir kepada mereka sebelum dan selama masa kepemimpinan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman yang mengetahui bahwa sihir diajarkan kepada kaum Yahudi, kemudian mengumpulkan semua panduan dan kitab sihir itu, lalu membuat peraturan hukum mati bagi siapapun yang mempelajari, mempraktikkan, dan mengajarkan sihir. Semua panduan dan buku-buku sihir itu dikubur Nabi Sulaiman di bawah singgasananya.
Inilah misi besar Israel yang ingin membangun kembali "Kuil Sulaiman". Kini kelompok rahasia Zionis Israel telah menggali bawah Masjid suci Al-Aqsa untuk mengambil kembali "harta karun yang terpendam'' itu. Untuk mencapai tujuannya, mereka tidak membiarkan apapun yang menghentikan mereka.
Tidak berlebihan jika terdapat anggapan bahwa Palestina tidak akan pernah mengenal perdamaian, karena Palestina adalah pusat konspirasi global yang dimaksud. Perlahan namun pasti, konspirasi ini disiapkan zionis Israel untuk menyambut kedatangan Dajjal.
Banyak di antara kita yang tidak mengetahui keberadaan Masjid Al-Aqsa dan ini bukanlah suatu kebetulan. Bangunan yang kerap kali dirujuk sebagai Masjid Al-Aqsa adalah Dome of the Rock, yaitu Masjid Qubbah as-Sakhrah atau Kubah Shakhrah!
Dome of The Rock
Dome of the Rock dalam bahasa Arab disebut Masjid Qubbah as-Sakhrah. Dalam bahasa Ibrani disebut Kipat Hasela, dalam bahasa Turki disebut Kubbetas Sahra-adalah sebuah tempat ibadah umat Muslim yang berlokasi di Temple Mount, Yerusalem. Dome of the Rock dibangun antara Tahun 685 dan 691 Masehi, sebagai inisiatif Khalifah Ummayah, Abdul Malik Ibnu Marwan. Dua insinyur yang menangani pembangunannya adalah Yazin Ibn Salam dari Yerusalem dan Raja Ibn Haywah dari Baysan. Abdul Malik berharap bangunan itu kelak menjadi "rumah bagi umat Muslim yang melindungi dari panas dan dingin" dan bermaksud menjadikan bangunan itu sebagai tempat ziarah. Sebuah riwayat disebutkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab pernah mendirikan sholat di sana, dan meletakkan sebuah batu.
Namun demikian, setiap kali nama Masjid Al-Aqsa muncul di pemberitaan media, baik media muslim ataupun media barat, maka Kubah as-Shakhrah-lah yang ditayangkan. Dengan sengaja penduduk dunia dimanipulasi untuk berpikir bahwa Kubah Shakhrah adalah Masjid Al-Aqsa, sehingga ketika Masjid Al-Aqsa yang sesungguhnya dihancurkan, tidak ada yang menyadarinya.
Penggalian Masjid Al-Aqsha
Sekarang mari kita buka mata, Zionis Israel tengah menyiapkan rencana jahatnya. Mereka diam-diam melakukan eskavakasi (penggalian) di bawah Masjid Al-Aqsa. Penghancuran masjid suci ini akan menjadi pertanda besar kedatangan Imam Muhammad Al-Mahdi di akhir zaman.
Apakah penggalian yang dilakukan di bawah Masjid Al-Aqsa itu adalah penggalian harta karun? Apakah harta karun terpendam" yang dimaksud masih dicari? Tidak, bukan itu tujuan penggalian itu. Karena harta karun itu telah ditemukan berabad-abad yang lalu, dan kita tahu siapa yang telah menemukannya.
Harta karun yang dimaksud melebihi apa yang dibayangkan oleh siapapun. Yang ditemukan oleh Ksatria Templar adalah buku sihir terlarang. Melalui harta karun itu mereka mempelajari seni rahasia yang kemudian menjadi dasar terbentuknya kelompok Illuminati. Melalui ritual-ritual pemujaan terhadap setan, mereka mempergunakan seni itu untuk menguasai dan mengendalikan dunia. Dengan sukarela mereka menjual jiwa mereka kepada setan, dan melalui ritual-ritual pemujaan terhadap ilmu gaib, sumpah, dan perjanjian rahasia, maka pengetahuan ini pun menjadi tersembunyi.
Pengetahuan ini tidak pernah ditulis, namun disampaikan melalui simbol-simbol, ritual, dan arsitektur. Lantas, jika harta karun itu telah mereka temukan, mengapa saat ini masih dilakukan penggalian di bawah bangunan Masjid Al-Aqsa?
Makna Al-Aqsha yang Sesungguhnya
Al-Aqsha adalah Temple Mount atau dalam Bahasa Ibrani disebut Har haBayit yang juga dikenal sebagai Mount Moriah. Atau dalam bahasa Arab disebut al-Haram al-Quds ash-Sharif, tempat suci di Temple Mount wilayah Kota Lama Yerusalem. Di tempat inilah berdiri Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock (Kubah Shakhrah) yang merupakan bangunan umat Islam tertua di dunia. Selama ratusan tahun, Temple Mount (bukit kuil) di Yerusalem telah menjadi garis depan pertempuran antara agama-agama monoteistik besar yang telah menyebabkan pertumpahan darah hilangnya banyak nyawa.
Penggalian yang masih berlangsung saat ini ditujukan sebagai rencana penghancuran masjid tersebut untuk menyiapkan kedatangan "Mesiah palsu", Sang Raja Diraja bagi mereka. Kedatangan raja ini harus disambut dengan kebangkitan kembali Kuil Sulaiman. Untuk membangkitkan kembali "Kuil Sulaiman", pertama-tama Masjid Al-Aqsa harus dihancurkan. Negara Israel telah melakukan penghancuran ini secara perlahan dengan cara yang mengerikan.
Banyak versi mengungkap mengenai makna Kuil Sulaiman bagi bangsa Yahudi. Sebuah ulasan menyebutkan bahwa Kuil Sulaiman terletak di sebelah selatan Dome of the Rock. Versi lain menyebutkan, kaum Yahudi meyakini bahwa fondasi Kuil Sulaiman berada di Masjid Al-Aqsa. Sementara versi lain menyebutkan bahwa bukan Al-Aqsa yang menarik bagi bangsa Yahudi, melainkan simbol Kuil Sulaiman itu sendiri.
Pada awal Februari 2007, pemerintah Israel mulai melakukan penggalian di bagian terluar kompleks Temple Mount di dekat Masjid Al-Aqsa, dan juga di tembok sebelah barat. Tembok sebelah barat adalah bagian yang diyakini oleh kaum Yahudi sebagai sisa reruntuhan Kuil Sulaiman yang masih berdiri. Mereka menamakan bagian ini sebagai Wailing Wall atau Tembok Ratapan. Salah satu titik paling suci bagi umat Yahudi. Pihak berwenang mengatakan bahwa penggalian itu dimaksudkan untuk membangun dinding penghalang yang permanen menuju salah satu gerbang Temple Mount.
Penggalian itu telah menyulut kemarahan komunitas muslim di wilayah Palestina dan Israel. Pemimpin Muslim menyatakan bahwa lebih banyak lagi operasi penggalian diam-diam yang dilakukan. Syaikh Ra'id Salah dari Islamic Movement mengatakan, saluran dibangun dari mana-mana. Salah satunya menuju ke wilayah suci Masjid Al-Aqsa. Secara perlahan mereka akan menghancurkan masjid itu, dan dengan tindakan itu dapat memicu perang agama besar di wilayah tersebut.
Pertanyaannya, mengapa Israel sangat ngotot merebut dan menguasai Yerusalem ? Ternyata ada rahasia yang menjadi misi besar Israel untuk menyambut kedatangan "Messiah". Bagi bangsa Yahudi, 'Messiah' diartikan sebagai penyelamat orang-orang Yahudi. Berdirinya negara Israel di Palestina merupakan syarat kedatangan "Messiah". Negara Israel menjadi sarana untuk mengumpulkan diaspora Yahudi dan upaya membangun kembali "Kuil Sulaiman". Lantas, apa hubungannya dengan Yerusalem?
Mari kita simak jawabannya dalam Buku "The Diary of Dajjal" karya Noriagaa dan Archenarh, dua pemuda Amerika Serikat keturunan Arab. Di dalam buku itu diceritakan sejarah umat Yahudi yang menyimpang dari Kitab Taurat, wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa sebagai petunjuk bagi Bani Israil.
Taurat ditinggalkan, dan sebagai gantinya Talmud diikuti yang ditulis oleh manusia (tujuh puluh orang Rabi di bawah pengaruh rezim Babilonia kala itu). Kitab Talmud inilah yang menjadi sumber aturan kepercayaan umat Yahudi saat ini. Kitab Talmud ini ditujukan kepada agenda seputar Yerusalem dan "Kuil Sulaiman". Kedatangan sang "Messiah palsu" itu harus disambut dengan bangkitnya kembali "Kuil Sulaiman".
Apakah Kuil Sulaiman Itu?
Kuil Sulaiman sesungguhnya tidak ada. Nama "Kuil Sulaiman" itu dipahami secara keliru. Nabi Sulaiman 'alaihissalam tidak ada hubungannya dengan rencana-rencana jahat kelompok rahasia itu. Nabi Ya'kub pernah membangun sebuah masjid, dan bangunan itu dikembangkan oleh Nabi Sulaiman selama memimpin kerajaannya. Bangunan itulah yang kemudian dikenal sebagai Masjid Al-Aqsha. Nabi Sulaiman (Salomo dalam istilah Yahudi) mendirikan Masjid Al-Aqsha atas nama Allah pada Tahun 950 SM.
Bukan Kuil, Melainkan Sebuah Masjid
Lantas bagaimana dengan Kuil Sulaiman itu sendiri? Dikisahkan bahwa kaum Yahudi telah menyimpang dan menolak kebenaran yang disampaikan para Nabi, mereka tetap memilih untuk mengikuti apa yang disebarkan Iblis sejak masa kepemimpinan Nabi Sulaiman. Pada saat itu, Iblis dan pengikutnya mengajarkan sihir kepada mereka sebelum dan selama masa kepemimpinan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman yang mengetahui bahwa sihir diajarkan kepada kaum Yahudi, kemudian mengumpulkan semua panduan dan kitab sihir itu, lalu membuat peraturan hukum mati bagi siapapun yang mempelajari, mempraktikkan, dan mengajarkan sihir. Semua panduan dan buku-buku sihir itu dikubur Nabi Sulaiman di bawah singgasananya.
Inilah misi besar Israel yang ingin membangun kembali "Kuil Sulaiman". Kini kelompok rahasia Zionis Israel telah menggali bawah Masjid suci Al-Aqsa untuk mengambil kembali "harta karun yang terpendam'' itu. Untuk mencapai tujuannya, mereka tidak membiarkan apapun yang menghentikan mereka.
Tidak berlebihan jika terdapat anggapan bahwa Palestina tidak akan pernah mengenal perdamaian, karena Palestina adalah pusat konspirasi global yang dimaksud. Perlahan namun pasti, konspirasi ini disiapkan zionis Israel untuk menyambut kedatangan Dajjal.
Banyak di antara kita yang tidak mengetahui keberadaan Masjid Al-Aqsa dan ini bukanlah suatu kebetulan. Bangunan yang kerap kali dirujuk sebagai Masjid Al-Aqsa adalah Dome of the Rock, yaitu Masjid Qubbah as-Sakhrah atau Kubah Shakhrah!
Dome of The Rock
Dome of the Rock dalam bahasa Arab disebut Masjid Qubbah as-Sakhrah. Dalam bahasa Ibrani disebut Kipat Hasela, dalam bahasa Turki disebut Kubbetas Sahra-adalah sebuah tempat ibadah umat Muslim yang berlokasi di Temple Mount, Yerusalem. Dome of the Rock dibangun antara Tahun 685 dan 691 Masehi, sebagai inisiatif Khalifah Ummayah, Abdul Malik Ibnu Marwan. Dua insinyur yang menangani pembangunannya adalah Yazin Ibn Salam dari Yerusalem dan Raja Ibn Haywah dari Baysan. Abdul Malik berharap bangunan itu kelak menjadi "rumah bagi umat Muslim yang melindungi dari panas dan dingin" dan bermaksud menjadikan bangunan itu sebagai tempat ziarah. Sebuah riwayat disebutkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab pernah mendirikan sholat di sana, dan meletakkan sebuah batu.
Namun demikian, setiap kali nama Masjid Al-Aqsa muncul di pemberitaan media, baik media muslim ataupun media barat, maka Kubah as-Shakhrah-lah yang ditayangkan. Dengan sengaja penduduk dunia dimanipulasi untuk berpikir bahwa Kubah Shakhrah adalah Masjid Al-Aqsa, sehingga ketika Masjid Al-Aqsa yang sesungguhnya dihancurkan, tidak ada yang menyadarinya.
Penggalian Masjid Al-Aqsha
Sekarang mari kita buka mata, Zionis Israel tengah menyiapkan rencana jahatnya. Mereka diam-diam melakukan eskavakasi (penggalian) di bawah Masjid Al-Aqsa. Penghancuran masjid suci ini akan menjadi pertanda besar kedatangan Imam Muhammad Al-Mahdi di akhir zaman.
Apakah penggalian yang dilakukan di bawah Masjid Al-Aqsa itu adalah penggalian harta karun? Apakah harta karun terpendam" yang dimaksud masih dicari? Tidak, bukan itu tujuan penggalian itu. Karena harta karun itu telah ditemukan berabad-abad yang lalu, dan kita tahu siapa yang telah menemukannya.
Harta karun yang dimaksud melebihi apa yang dibayangkan oleh siapapun. Yang ditemukan oleh Ksatria Templar adalah buku sihir terlarang. Melalui harta karun itu mereka mempelajari seni rahasia yang kemudian menjadi dasar terbentuknya kelompok Illuminati. Melalui ritual-ritual pemujaan terhadap setan, mereka mempergunakan seni itu untuk menguasai dan mengendalikan dunia. Dengan sukarela mereka menjual jiwa mereka kepada setan, dan melalui ritual-ritual pemujaan terhadap ilmu gaib, sumpah, dan perjanjian rahasia, maka pengetahuan ini pun menjadi tersembunyi.
Pengetahuan ini tidak pernah ditulis, namun disampaikan melalui simbol-simbol, ritual, dan arsitektur. Lantas, jika harta karun itu telah mereka temukan, mengapa saat ini masih dilakukan penggalian di bawah bangunan Masjid Al-Aqsa?
Makna Al-Aqsha yang Sesungguhnya
Al-Aqsha adalah Temple Mount atau dalam Bahasa Ibrani disebut Har haBayit yang juga dikenal sebagai Mount Moriah. Atau dalam bahasa Arab disebut al-Haram al-Quds ash-Sharif, tempat suci di Temple Mount wilayah Kota Lama Yerusalem. Di tempat inilah berdiri Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock (Kubah Shakhrah) yang merupakan bangunan umat Islam tertua di dunia. Selama ratusan tahun, Temple Mount (bukit kuil) di Yerusalem telah menjadi garis depan pertempuran antara agama-agama monoteistik besar yang telah menyebabkan pertumpahan darah hilangnya banyak nyawa.
Penggalian yang masih berlangsung saat ini ditujukan sebagai rencana penghancuran masjid tersebut untuk menyiapkan kedatangan "Mesiah palsu", Sang Raja Diraja bagi mereka. Kedatangan raja ini harus disambut dengan kebangkitan kembali Kuil Sulaiman. Untuk membangkitkan kembali "Kuil Sulaiman", pertama-tama Masjid Al-Aqsa harus dihancurkan. Negara Israel telah melakukan penghancuran ini secara perlahan dengan cara yang mengerikan.
Banyak versi mengungkap mengenai makna Kuil Sulaiman bagi bangsa Yahudi. Sebuah ulasan menyebutkan bahwa Kuil Sulaiman terletak di sebelah selatan Dome of the Rock. Versi lain menyebutkan, kaum Yahudi meyakini bahwa fondasi Kuil Sulaiman berada di Masjid Al-Aqsa. Sementara versi lain menyebutkan bahwa bukan Al-Aqsa yang menarik bagi bangsa Yahudi, melainkan simbol Kuil Sulaiman itu sendiri.
Pada awal Februari 2007, pemerintah Israel mulai melakukan penggalian di bagian terluar kompleks Temple Mount di dekat Masjid Al-Aqsa, dan juga di tembok sebelah barat. Tembok sebelah barat adalah bagian yang diyakini oleh kaum Yahudi sebagai sisa reruntuhan Kuil Sulaiman yang masih berdiri. Mereka menamakan bagian ini sebagai Wailing Wall atau Tembok Ratapan. Salah satu titik paling suci bagi umat Yahudi. Pihak berwenang mengatakan bahwa penggalian itu dimaksudkan untuk membangun dinding penghalang yang permanen menuju salah satu gerbang Temple Mount.
Penggalian itu telah menyulut kemarahan komunitas muslim di wilayah Palestina dan Israel. Pemimpin Muslim menyatakan bahwa lebih banyak lagi operasi penggalian diam-diam yang dilakukan. Syaikh Ra'id Salah dari Islamic Movement mengatakan, saluran dibangun dari mana-mana. Salah satunya menuju ke wilayah suci Masjid Al-Aqsa. Secara perlahan mereka akan menghancurkan masjid itu, dan dengan tindakan itu dapat memicu perang agama besar di wilayah tersebut.