Khotbah Jumat: Mengapa Kita Harus Bela Al-Aqsa dan Peduli Palestina?

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 16:42 WIB
loading...
Khotbah Jumat: Mengapa Kita Harus Bela Al-Aqsa dan Peduli Palestina?
Masjidil Aqsa di Palestina memiliki keistimewaan bagi umat Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Foto/Getty Images
A A A
Khotbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang solidaritas untuk Palestina, bertepatan 5 Rabiul Akhir 1445 Hijriyah, 20 Oktober 2023. Khotbah Jumat ini disampaikan Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional, dilansir dari Kantor Berita Mi'raj News Agency (Minanews) 12 Oktober 2023.

Beliau membawakan tema "Aksi Solidaritas Bela Al-Aqsa dan Palestina" sebagai wujud perhatian dan kepedulian untuk membantu warga muslim Palestina. Berikut pesan khotbahnya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَبِعَهُ
مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاْ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ , اَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَقَالَ وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَ‌ۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬


Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan!
Alhamdulillaah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rasa cinta kita dan rasa memiliki terhadap Masjidil Aqsa dan Palestina yang diberkahi sekelilingnya. Shalawat teriring salam, selalu kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ, yang telah memberikan perhatian luar biasa terhadap Masjidil Aqsa.

Selanjutnya, marilah kita pelihara dan tingkatkan takwa kepada Allah Ta’ala sepanjang masa di segala situasi dan kondisi yang ada. Sebagaimana Allah telah menyebutkan di dalam ayat-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)." (QS Ali Imran [3]: Ayat 102)

Takwa menurut Syaikh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam yaitu tanda bahwa Allah memberikan taufik kepada seorang hamba. Dan sang hamba itu disibukkan dengan perbuatan ketaatan kepada-Nya, dan pada saat yang sama dijauhkan dari sifat berbangga diri atas amalannya itu. Semua dilandasi oleh perasaan bahwa ia merasa belum sempurna dalam melaksanakan amalan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Kaum Muslimin rahimakumullah!
Pada kesempatan Khotbah Jumat ini, marilah kita memperkuat kembali tentang perjuangan dan tanggungjawab kita semua dalam membebaskan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina dari belenggu penjajahan Zionis Israel.

Allah telah mengingatkan kita tentang kewajiban kita berjuang mempertahankan masjid sebagai tempat menyembah Allah, tempat berdzikir menyebut nama-Nya. Apalagi ini Masjidil Aqsa yang saat ini terus-menerus dinodai dan diyahudisasi secara semena-mena.

Allah mengingatkan kita melalui ayat-Nya:

وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَ‌ۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬

Artinya: "Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat." (QS Al-Baqarah [2]: Ayat 114)

Berkaitan dengan ayat ini, di dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan, di antara tindakan orang-orang yang paling zalim adalah menghalang-halangi orang menyebut nama Allah, menghalang-halangi shalat, menghalang-halangi dzikir, menghalang-halangi i'tikaf, menghalang-halangi belajar ilmu di dalam masjid-masjid-Nya.

Termasuk tindakan hendak merobohkan masjid-masjid Allah, menghalang-halangi pendirian masjid, merusak masjid, dan menghadang orang-orang yang hendak beribadah di dalamnya. Perbuatan semacam itu tentunya merupakan perbuatan dzalim, karena mengakibatkan hilangnya syiar agama Allah.

Pada akhir ayat tersebut, Allah mengancam orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan di atas dengan kehinaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Kehinaan di dunia bisa berupa malapetaka, kehancuran dan segala macam kehinaan. Sedangkan azab di akhirat hanya Allah yang lebih mengetahuinya.

Perbuatan menghalang-halangi orang-orang Islam beribadah di Masjidil Aqsa sejak puluhan tahun lalu, dilakukan para pemukim Yahudi dan pasukan Israel. Mereka mengklaim memiliki peninggalan kuil pemujaan, melakukan ritual Talmud, dan kemudian melakukan aksi-aksi provokatif, seperti pawai bendera pekan lalu. Bahkan mereka berencana merobohkan Masjidil Aqsa untuk mereka ganti dengan tempat pemujaan mereka.

Terlebih sekali saat Tahun 2023 ini pendudukan Zionis Israel berencana membagi Masjidil Aqsa menjadi dua bagian, 70 persen untuk Yahudi, sementara 30 persen untuk Muslim. Sama seperti yang sudah mereka lakukan, membagi Masjid Ibrahimi di Hebron dengan 55% persen untuk Yahudi dan 45 persen untuk Muslim sejak tahun 1994.

Hadirin rahimakumullah!
Selain dari itu, menjadi kewajiban kita untuk memakmurkan masjid, sebagai tanda keimanan kita kepada Allah. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat:

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS At-Taubah [9]: Ayat 18)

Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Mereka juga adalah orang-orang yang melaksanakan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.

Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan masjid suci ketiga yang paling utama dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Terkait memakmurkan Masjidil Aqsa ini, di dalam Hadits dikatakan:

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya: "Dari Maimunah pembantu Nabi ﷺ, "Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis." Nabi menjawab, "Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya." Maimunah bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa". "Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya." (HR Ahmad)

Kewajiban 'mengirimkan minyak' agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekadar mengirim 'minyak' dalam arti harfiah. Namun sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya dan aksi turun ke jalan, melalui media dan tulisan, melalui lisan, seminar, bedah buku, pengibaran bendera, longmarch hingga pengerahan jiwa dan raga.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1923 seconds (0.1#10.140)