Khotbah Jumat: Mengapa Kita Harus Bela Al-Aqsa dan Peduli Palestina?
loading...
A
A
A
Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Mereka juga adalah orang-orang yang melaksanakan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.
Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan masjid suci ketiga yang paling utama dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Terkait memakmurkan Masjidil Aqsa ini, di dalam Hadits dikatakan:
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Artinya: "Dari Maimunah pembantu Nabi ﷺ, "Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis." Nabi menjawab, "Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya." Maimunah bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa". "Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya." (HR Ahmad)
Kewajiban 'mengirimkan minyak' agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekadar mengirim 'minyak' dalam arti harfiah. Namun sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya dan aksi turun ke jalan, melalui media dan tulisan, melalui lisan, seminar, bedah buku, pengibaran bendera, longmarch hingga pengerahan jiwa dan raga.
Hadirin yang sama-sama mengharap Ridha dan Ampunan Allah!
Adapun secara keseluruhan, warga dan tanah Palestina masih dalam keadaan terjajah oleh pendudukan Zionis Israel. Palestina menjadi satu-satunya negara yang masih dalam penjajahan pada abad modern yang katanya menghormati hak asasi manusia saat ini.
Walaupun Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah mengumumkan kemerdekaan Negara Palestina dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya, oleh Yasser Arafat pada 15 November 1988 dari Aljazair. Namun sampai sekarang belum diakui sebagai negara penuh dan berdaulat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara, pada tanggal 14 Mei 1948, sebuah negara Zionis Israel dideklarasikan di wilayah pendudukan Palestina. PBB langsung menerimanya sebagai anggota ke-59 PBB, tanggal 11 Mei 1949, sekitar satu tahun setelah menyatakan kemerdekaan sepihaknya.
Ini adalah kezaliman sekaligus ketidakadilan yang diterapkan kepada Palestina. Karena itu, bagi kita sebagai umat Islam dan manusia secara keseluruhan, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama untuk membantu mereka yang terzalimi.
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita dalam sabdanya:
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه
Artinya: "Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya." (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Termasuk kewajiban kita adalah menolong saudara-saudara kita yang masih tertawan, seperti masih banyaknya para tahanan warga Palestina di penjara-penjara pendudukan Israel, baik laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak.
Terlebih saudara-saudara kita yang terblokade dari darat, laut dan udara, di Jalur Gaza selama 16 tahun, sejak 2007. Jalur Gaza, dengan populasi penduduk pertengahan 2023 ini mencapai 2,23 juta orang, terdiri dari 1,13 juta laki-laki dan 1,10 juta perempuan.
Bahkan, menghadapi Operasi Badai Al-Aqsa (عملية طوفان الأقصى) yang dicanangkan pasukan perlawanan Palestina, pendudukan Zionis Israel memperkuat larangan memasok makanan, air, obat-obatan, bahan bakar minyak, dan memutus aliran listrik. Blokade total yang semakin membuat bocah-bocah tak berdosa di Jalur Gaza semakin menderita.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah ﷺ mengingatkan di dalam sebuah Hadits:
فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ
Artinya: "Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit." (HR Al-Bukhari)
Hadirin rahimakumullah!
Kita umat Islam tidak boleh merasa rendah diri, merasa lemah dan tak berdaya, apapun kekurangan kita. Apalagi putus asa dari musuh-musuh Islam. Sebab akan selalu ada orang-orang yang menjadi pembela kebenaran. Selama masih ada jiwa iman dan Islam, selama masih berkalimat tauhid Laa ilaaha illallaah.
Itulah kelompok umat yang selalu optimis dan tetap istiqamah memperjuangkan al-haq. Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits:
Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan masjid suci ketiga yang paling utama dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Terkait memakmurkan Masjidil Aqsa ini, di dalam Hadits dikatakan:
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Artinya: "Dari Maimunah pembantu Nabi ﷺ, "Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis." Nabi menjawab, "Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya." Maimunah bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa". "Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya." (HR Ahmad)
Kewajiban 'mengirimkan minyak' agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekadar mengirim 'minyak' dalam arti harfiah. Namun sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya dan aksi turun ke jalan, melalui media dan tulisan, melalui lisan, seminar, bedah buku, pengibaran bendera, longmarch hingga pengerahan jiwa dan raga.
Hadirin yang sama-sama mengharap Ridha dan Ampunan Allah!
Adapun secara keseluruhan, warga dan tanah Palestina masih dalam keadaan terjajah oleh pendudukan Zionis Israel. Palestina menjadi satu-satunya negara yang masih dalam penjajahan pada abad modern yang katanya menghormati hak asasi manusia saat ini.
Walaupun Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah mengumumkan kemerdekaan Negara Palestina dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya, oleh Yasser Arafat pada 15 November 1988 dari Aljazair. Namun sampai sekarang belum diakui sebagai negara penuh dan berdaulat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara, pada tanggal 14 Mei 1948, sebuah negara Zionis Israel dideklarasikan di wilayah pendudukan Palestina. PBB langsung menerimanya sebagai anggota ke-59 PBB, tanggal 11 Mei 1949, sekitar satu tahun setelah menyatakan kemerdekaan sepihaknya.
Ini adalah kezaliman sekaligus ketidakadilan yang diterapkan kepada Palestina. Karena itu, bagi kita sebagai umat Islam dan manusia secara keseluruhan, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama untuk membantu mereka yang terzalimi.
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita dalam sabdanya:
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه
Artinya: "Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya." (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Termasuk kewajiban kita adalah menolong saudara-saudara kita yang masih tertawan, seperti masih banyaknya para tahanan warga Palestina di penjara-penjara pendudukan Israel, baik laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak.
Terlebih saudara-saudara kita yang terblokade dari darat, laut dan udara, di Jalur Gaza selama 16 tahun, sejak 2007. Jalur Gaza, dengan populasi penduduk pertengahan 2023 ini mencapai 2,23 juta orang, terdiri dari 1,13 juta laki-laki dan 1,10 juta perempuan.
Bahkan, menghadapi Operasi Badai Al-Aqsa (عملية طوفان الأقصى) yang dicanangkan pasukan perlawanan Palestina, pendudukan Zionis Israel memperkuat larangan memasok makanan, air, obat-obatan, bahan bakar minyak, dan memutus aliran listrik. Blokade total yang semakin membuat bocah-bocah tak berdosa di Jalur Gaza semakin menderita.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah ﷺ mengingatkan di dalam sebuah Hadits:
فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ
Artinya: "Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit." (HR Al-Bukhari)
Hadirin rahimakumullah!
Kita umat Islam tidak boleh merasa rendah diri, merasa lemah dan tak berdaya, apapun kekurangan kita. Apalagi putus asa dari musuh-musuh Islam. Sebab akan selalu ada orang-orang yang menjadi pembela kebenaran. Selama masih ada jiwa iman dan Islam, selama masih berkalimat tauhid Laa ilaaha illallaah.
Itulah kelompok umat yang selalu optimis dan tetap istiqamah memperjuangkan al-haq. Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits: