Lirik Selawat Man Ana: Bahasa Arab, Latin dan Artinya
loading...
A
A
A
Lirik selawat Man Ana mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang Muslim. Lantunan syair ini cukup banyak ditemui, terutama di media sosial dalam bentuk video maupun sebuah lagu.
Melihat liriknya, Man Ana berisikan syair tentang penghormatan terhadap jasa-jasa seorang guru. Lebih jauh, dulunya syair ini dikatakan sebagai ciptaan Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf.
Di Indonesia sendiri, Man Ana sering dibawakan sebagai lagu kasidah. Sebagian orang mungkin sudah cukup sering mendengarnya karena banyak dicover oleh penyanyi kenamaan Tanah Air.
Berikut lirik Selawat Man Ana yang bisa disimak dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya.
“Man ana man ana laulaakum, kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum”
Terjemahan: “Siapakah diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru). Bagaimana aku tidak cinta kepada kalian dan bagaimana aku tidak menginginkan bersama kalian”
“Maa siwaaya wa laa ghoirokum siwaakum, Laa wa man fiil mahabbah ‘alayya wulaakum”
Terjemahan: “Tiada selain ku juga tiada selainnya terkecuali engkau, tiada siapapun dalam cinta selain engkau dalam hatiku”
“Antum antum muroodii wa antum qoshdii , Laisa ahadun fiil mahabbati siwaakum ‘indii”
Terjemahan: “Kalianlah, kalianlah dambaanku dan yang kuinginkan, tiada seorangpun dalam cintaku selain engkau di sisiku.
Kullama zaadanii fii hawaakum wajdii, qultu yaa saadatii muhjatii tafdaakum”
Terjemahan: “Setiap kali bertambah cinta dan rindu padamu, maka berkata hatiku wahai tuanku semangatku telah siap menjadi pengorbanan atas keselamatan dirimu”
“Lau qotho’tum wariidii bihaddi maadlii , qultu wallaahi ana fii hawaakum roodlii”
Terjemahan: “Jika engkau menyembelih urat nadiku dengan pisau berkilau tajam, kukatakan demi Allah aku rela gembira demi cintaku padamu”
“Antum fitnatii fiil hawaa wa muroodii, maa ridlooya siwaa kullu maa yardlookum”
Melihat liriknya, Man Ana berisikan syair tentang penghormatan terhadap jasa-jasa seorang guru. Lebih jauh, dulunya syair ini dikatakan sebagai ciptaan Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf.
Di Indonesia sendiri, Man Ana sering dibawakan sebagai lagu kasidah. Sebagian orang mungkin sudah cukup sering mendengarnya karena banyak dicover oleh penyanyi kenamaan Tanah Air.
Berikut lirik Selawat Man Ana yang bisa disimak dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya.
Lirik Selawat Man Ana
مَنْ أَنَا مَنْ أَنَا لَوْلَاكُم # كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا أَهْوَاكُم
“Man ana man ana laulaakum, kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum”
Terjemahan: “Siapakah diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian (guru). Bagaimana aku tidak cinta kepada kalian dan bagaimana aku tidak menginginkan bersama kalian”
مَا سِوَيَ وَلَا غَيْرَكُم سِوَاكُم # لَا وَمَنْ فِى المَحَبَّةِ عَلَيَّ وُلَاكُم
“Maa siwaaya wa laa ghoirokum siwaakum, Laa wa man fiil mahabbah ‘alayya wulaakum”
Terjemahan: “Tiada selain ku juga tiada selainnya terkecuali engkau, tiada siapapun dalam cinta selain engkau dalam hatiku”
أَنْتُم أَنْتُم مُرَادِي وَ أَنْتُم قَصْدِي # لِيْسَ احدٌ فِى المَحَبَّةِ سِوَاكُم عِنْدِي
“Antum antum muroodii wa antum qoshdii , Laisa ahadun fiil mahabbati siwaakum ‘indii”
Terjemahan: “Kalianlah, kalianlah dambaanku dan yang kuinginkan, tiada seorangpun dalam cintaku selain engkau di sisiku.
كُلَّمَا زَادَنِي فِى هَوَاكُم وَجْدِي # قُلْتُ يَا سَادَتِي مُحْجَتِي تَفْدَاكُم
Kullama zaadanii fii hawaakum wajdii, qultu yaa saadatii muhjatii tafdaakum”
Terjemahan: “Setiap kali bertambah cinta dan rindu padamu, maka berkata hatiku wahai tuanku semangatku telah siap menjadi pengorbanan atas keselamatan dirimu”
لَوْ قَطَعْتُمْ وَرِيْدِي بِحَدِّ مَا ضِي # قُلْتُ وَاللهِ أَنَا فِى هَوَاكُم رَاضِي
“Lau qotho’tum wariidii bihaddi maadlii , qultu wallaahi ana fii hawaakum roodlii”
Terjemahan: “Jika engkau menyembelih urat nadiku dengan pisau berkilau tajam, kukatakan demi Allah aku rela gembira demi cintaku padamu”
أَنْتُمُ فِتْنَتِي فِى الهَوَا وَمُرَادِي # مَا ِرِضَايَ سِوَى كُلُ مَا يَرْضَاكُم
“Antum fitnatii fiil hawaa wa muroodii, maa ridlooya siwaa kullu maa yardlookum”