Orang Arab Berhak atas Palestina karena Mereka Juga Keturunan Nabi Ibrahim
loading...
A
A
A
Argumentasi orang-orang Yahudi melakukan perampasan terhadap tanah Palestina dan mendirikan entitas negara Yahudi di sana, didasarkan pada klaim-klaim agama dan sejarah .
"Namun Islam melihat masalah ini dari sisi yang berbeda," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Yahudi membangun klaim-klaim agama berdasarkan apa yang mereka nukil dari Taurat yang telah diubah, bahwa Allah SWT telah memberikan tanah Palestina kepada Ibrahim dan anak keturunannya.
Muhsin Muhammad Shaleh menyampaikan secara global bantahan Islam terhadap klaim agama yang disampaikan Yahudi dapat dijelaskan salah satunya sebagai berikut:
Di samping pemahaman kita mengenai masalah ini sesuai dengan dasar syariatnya, maka apabila Allah telah memberikan tanah Palestina kepada Ibrahim dan anak keturunannya, sesungguhnya Bani Israel bukanlah satu-satunya keturunan Ibrahim.
"Orang-orang Arab anak cucu Adnan, mereka juga keturunan Ibrahim," ujar Dr Muhsin Muhammad Shaleh. "Mereka adalah anak keturunan Ismail, putra Ibrahim, ke sanalah kabilah Quraisy mengakar di mana Muhammad menisbatkan diri kepadanya. Dengan begitu, orang Arab memiliki hak atas tanah Palestina."
Muhsin Muhammad Shaleh menjelaskan bahwa al Quran al Karim menjelaskan, dengan tanpa ada kesamaran sedikit pun, mengenai masalah kepemimpinan (imamah) Nabi Ibrahim dan anak keturunannya. Renungkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَإِذ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبَّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Artinya: “Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:”Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata:”(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman:”Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zhalim.” ( QS. Al Baqarah : 124)
Menurut Muhsin Muhammad Shaleh, ketika Ibrahim meminta kepada Allah agar kepemimpinan (imamah) ada di tangan anak keturunannya, Allah subhanahu wa ta’ala menerangkan kepadanya bahwa janji imamah itu akan diberikan kepada anak keturunannya dan tidak diberikan hak kepada orang-orang yang zalim.
"Kezaliman, kekufuran, penentangan terhadap jalan Allah dan kerusakan di bumi, adakah yang lebih besar dari apa yang dilakukan Bani Israel!" ujar Muhsin Muhammad Shaleh.
"Namun Islam melihat masalah ini dari sisi yang berbeda," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Yahudi membangun klaim-klaim agama berdasarkan apa yang mereka nukil dari Taurat yang telah diubah, bahwa Allah SWT telah memberikan tanah Palestina kepada Ibrahim dan anak keturunannya.
Muhsin Muhammad Shaleh menyampaikan secara global bantahan Islam terhadap klaim agama yang disampaikan Yahudi dapat dijelaskan salah satunya sebagai berikut:
Di samping pemahaman kita mengenai masalah ini sesuai dengan dasar syariatnya, maka apabila Allah telah memberikan tanah Palestina kepada Ibrahim dan anak keturunannya, sesungguhnya Bani Israel bukanlah satu-satunya keturunan Ibrahim.
"Orang-orang Arab anak cucu Adnan, mereka juga keturunan Ibrahim," ujar Dr Muhsin Muhammad Shaleh. "Mereka adalah anak keturunan Ismail, putra Ibrahim, ke sanalah kabilah Quraisy mengakar di mana Muhammad menisbatkan diri kepadanya. Dengan begitu, orang Arab memiliki hak atas tanah Palestina."
Muhsin Muhammad Shaleh menjelaskan bahwa al Quran al Karim menjelaskan, dengan tanpa ada kesamaran sedikit pun, mengenai masalah kepemimpinan (imamah) Nabi Ibrahim dan anak keturunannya. Renungkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَإِذ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبَّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Artinya: “Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:”Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata:”(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman:”Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zhalim.” ( QS. Al Baqarah : 124)
Menurut Muhsin Muhammad Shaleh, ketika Ibrahim meminta kepada Allah agar kepemimpinan (imamah) ada di tangan anak keturunannya, Allah subhanahu wa ta’ala menerangkan kepadanya bahwa janji imamah itu akan diberikan kepada anak keturunannya dan tidak diberikan hak kepada orang-orang yang zalim.
"Kezaliman, kekufuran, penentangan terhadap jalan Allah dan kerusakan di bumi, adakah yang lebih besar dari apa yang dilakukan Bani Israel!" ujar Muhsin Muhammad Shaleh.
(mhy)