Kisah Israiliyyat pada Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Baqarah Ayat 30
loading...
A
A
A
Kisah Israiliyat pada tafsir Ibnu Katsir antara lain dalam al-Qur'an Surat al-Baqarah ayat 30. Allah SWT berfirman:
Wa iz qoola rabbuka lil malaaa'ikati innii jaa'ilun fil ardi khaliifatan qooluuu ataj'alu fiihaa mai yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaaa'a wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu laka qoola inniii a'lamu maa laa ta'lamuun
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS Al-Baqarah : 30)
Ibnu Katsir dalam kitab "Tafsir Alqur’an al-Azim" menafsirkan QS al-Baqarah ayat 30 ini, mengemukakan riwayat israiliyat. Di antaranya riwayat dari Ibn Abu Hatim yang mengatakan bahwa ada malaikat yang bernama As-Sijl yang setiap hari tiga kali melihat ummul kitab, tiba tiba ia melihat sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya yaitu penciptaan Adam .
Kemudian malaikat ini memberitahukan kepada Harut dan Marut, sehingga ketika Allah menyampaikan saya ingin menciptakan khalifah di bumi, maka mereka menjawab mengapa engkau ingin menciptakan di bumi orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah? Keduanya mengatakan ini untuk melebihi malaikat-malaikat yang lain.
Setelah menyampaikan riwayat ini Ibnu Katsir memberikan penjelasan bahwa riwayat ini garib yang merupakan kisah israiliyat yang mungkar karena riwayat ini menyatakan bahwa yang menyanggah firman Allah “akan menciptakan khalifah di bumi” hanya dua malaikat sementara dalam teks al-Qur’an itu bentuk jamak.
Ibnu Katsir juga menjelaskan riwayat yang disampaikan Ibnu Abi Khatim bahwa jumlah malaikat yang menyanggah firman Allah itu 10.000 malaikat, dia mengatakan bahwa riwayat ini adalah riwayat israiliyat yang munkar.
وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Wa iz qoola rabbuka lil malaaa'ikati innii jaa'ilun fil ardi khaliifatan qooluuu ataj'alu fiihaa mai yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaaa'a wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu laka qoola inniii a'lamu maa laa ta'lamuun
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS Al-Baqarah : 30)
Ibnu Katsir dalam kitab "Tafsir Alqur’an al-Azim" menafsirkan QS al-Baqarah ayat 30 ini, mengemukakan riwayat israiliyat. Di antaranya riwayat dari Ibn Abu Hatim yang mengatakan bahwa ada malaikat yang bernama As-Sijl yang setiap hari tiga kali melihat ummul kitab, tiba tiba ia melihat sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya yaitu penciptaan Adam .
Kemudian malaikat ini memberitahukan kepada Harut dan Marut, sehingga ketika Allah menyampaikan saya ingin menciptakan khalifah di bumi, maka mereka menjawab mengapa engkau ingin menciptakan di bumi orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah? Keduanya mengatakan ini untuk melebihi malaikat-malaikat yang lain.
Setelah menyampaikan riwayat ini Ibnu Katsir memberikan penjelasan bahwa riwayat ini garib yang merupakan kisah israiliyat yang mungkar karena riwayat ini menyatakan bahwa yang menyanggah firman Allah “akan menciptakan khalifah di bumi” hanya dua malaikat sementara dalam teks al-Qur’an itu bentuk jamak.
Ibnu Katsir juga menjelaskan riwayat yang disampaikan Ibnu Abi Khatim bahwa jumlah malaikat yang menyanggah firman Allah itu 10.000 malaikat, dia mengatakan bahwa riwayat ini adalah riwayat israiliyat yang munkar.
(mhy)