Bangsa Yahudi Semitik, Willian G. Carr: Kaum Gypsy pada Masa Jahiliah

Rabu, 08 November 2023 - 18:28 WIB
loading...
Bangsa Yahudi Semitik, Willian G. Carr: Kaum Gypsy pada Masa Jahiliah
Asal-usul Yahudi Semitik masih dipersengketakan oleh para sejarawan. Foto/Ilustrasi: AA
A A A
Bangsa Yahudi yang ada sekarang ini bisa dibagi menjadi dua golongan, yaitu Yahudi Semitik dan Yahudi Ezkinaz. Yang terakhir ini juga sering disebut Yahudi non-Semitik. Lalu bagaimana sejatinya latar belakang bangsa Yahudi Semitik?

Willian G. Carr dalam bukunya berjudul “Yahudi Menggenggam Dunia” (Pustaka Kautsar, 1993) menjelaskan asal-usul Yahudi Semitik masih dipersengketakan oleh para sejarawan .

Menurutnya, sebagian berpendapat, mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim . Beliau ini berhijrah dari kota Aur di sebelah Selatan Mesopotamia, menuju ke Khurran di Syiria. Di sinilah ayah Nabi Ibrahim meninggal dunia. Kemudian Nabi Ibrahim berpindah lagi menuju bumi Kananiah atau Kan'an sekitar tahun 2000 SM.



Di antara keturunan beliau adalah Nabi Ya'kub , yang diberi gelar Israel , sehingga anak cucunya kelak dipanggil dengan Bani Israel . Di antara keturunan Ya'kub (Israel) adalah Nabi Yusuf yang pernah menjabat semacam Menteri Pertanian Mesir, sehingga anak cucu Ya'kub (Bani Israel) berdiam di Mesir hingga masa Nabi Musa as .

Beliau inilah yang mengajak Bani Israel keluar dari Mesir, untuk menyelamatkan diri dari penindasan Fir'aun. "Versi ini banyak dipegang oleh para sejarawan dan para tokoh Yahudi sendiri," tulis Willian G. Carr.

Menurut Willian G. Carr, sebagian sejarawan lagi berpendapat, bahwa bangsa Yahudi pada hakikatnya adalah bangsa campuran antara berbagai unsur (mixed race) yang dipersatukan oleh satu nasib dan watak.

Mereka hidup mengembara seperti kaum gypsy pada masa Jahiliyah, atau seperti kaum pengembara Syatharien, dan lyarien (Vagabonds) pada masa Dinasti Abbasiyah .

Dalam pengembaraannya dari satu ke lain daerah itu, bangsa Yahudi pernah menyerbu ke kota-kota bumi Kananiah, kemudian merampok dan merampas harta penduduknya.

Mereka membentuk komunitas yang memiliki karakteristik tersendiri dan bahasa campuran antara bahasa klasik seperti bahasa Syiriak, Akadian dan bahasa Phinisian.



Diragukan Keasliannya

Willian G. Carr mengatakan kalau kebenaran sejarah Yahudi Semitik telah mengalami kesimpangsiuran, dan asal-usul mereka dimasalahkan, maka ajaran agama Yahudi yang murni dari sudut mana pun diragukan keasliannya, setelah tertimbun dalam berbagai pemalsuan.

Dasar yang melandasi pola pikir dan tingkah-laku Yahudi tidak lain adalah ajaran Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri.

Dengan demikian, kedudukan ajaran agama Yahudi sebagai agama samawi telah cenderung berubah menjadi 'Organisasi Rahasia'.

Dengan meneliti sejarah Yahudi dalam kisah Nabi Musa menurut Kitab Suci, kita akan mengetahui, bahwa Nabi Musa hidup di Mesir bersama kaumnya, Bani Israel di bawah naungan Pemerintah Mesir itu. Kemudian mereka meninggalkan negeri itu untuk menyelamatkan diri dari kejaran raja Fir'aun dan bala-tentaranya menuju Palestina.

Ketika Nabi Musa wafat, mereka belum bisa memasuki pintu wilayah Palestina. Pada masa Nabi Daud, mereka bisa memasuki tanah Palestina dari Sinai, dan menguasai Yerusalem kira-kira pada tahun 2000 SM. Namun mereka juga belum bisa menguasai seluruh wilayah Palestina.

Pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman putra Daud, kerajaan mereka terbagi menjadi kerajaan kecil-kecil. Dan kerajaan purba inilah yang sekarang dijadikan alasan historis untuk mengklaim sahnya negara Yahudi di Palestina sekarang.

Padahal, kerajaan Yahudi dalam sejarah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman tidak lebih dari sebuah kota dan desa-desa sekelilingnya. Hanya karena kebiasaan saja, bangsa Yahudi memanggil pemimpinnya dengan sebutan 'Raja'.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1622 seconds (0.1#10.140)