Perbedaan Jenazah Tentara Palestina dan Israel: Wangi dan Busuk!
loading...
A
A
A
Perbedaan jenazah tentara Palestina dan Israel cukup mencolok. "Kayak kita lagi diolesin parfum," ujar Fikri Rofiul Haq berkisah tentang aktivitasnya mengurus jenazah-jenazah rakyat Palestina yang syahid dalam genosida pasukan Zionis Israel .
Relawan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia di Palestina ini membagikan pengalaman pertamanya untuk ikut mengurus jenazah korban genosida di Gaza , Palestina melalui akun Twitter/X @mercinddonesia, pada Sabtu 4 November 2023 lalu.
Rakyat Palestina sedari kecil sudah diajarkan untuk menghafal Al-Quran , sehingga tak heran ketika sudah remaja pun bisa hafal 30 juz. Mengetahui fakta tersebut, Fikri tak henti mengucap kalimat MasyaAllah.
"MasyaAllah sekali wangi yang keluar dari tubuh seorang syuhada. Keluar tidak henti-hentinya. MasyaAllah wanginya sangat begitu harum. Mereka benar-benar orang pilihan Allah dan InsyaAllah akan dimasukkan ke dalam Surga," paparnya.
Selain relawan dari Indoesia, relawan dari negara lain pun ikut menjadi saksi terkait harumnya jenazah rakyat Palestina yang jadi korban pemboman Israel.
"Seorang anggota tim evakuasi di Ghozza bercerita tetang aroma wangi syuhada yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Padahal sang mayit baru bisa dievakuasi setelah 2 hari di bawah reruntuhan namun mayatnya malah wangi dan tidak membusuk," tulis akun @alphazenyth.
Mereka pun banyak mendoakan para korban syahid di Gaza serta tak lupa memberikan dukungan kepada para relawan yang saat ini masih berada di Gaza.
Bau Busuk
Hal berbeda dengan mayat tentara Israel. Meski belum satu hari mati, mayat-mayat itu beraroma busuk. Mayat-mayat serdadu Yahudi itu disimpan dalam kotak besar berpendingan.
Seorang Kolonel Israel memperlihatkan mayat-mayat rekannya itu dalam unggahan Twitter di akun Adeeb Sheikh pada 6 November 2023.
Kolonel Zionis itu mengeluh mempunyai masalah dalam menjaga jenazah tentara Israel, karena mereka mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap, padahal belum satu hari pun berlalu sejak mereka dibunuh! Kolonel Israel itu memperlihatkan kondisi mayat tentara israel yang dibungkus dengan terpal.
Terbukti Sulit
Hukum Yahudi dan Islam sama-sama mewajibkan orang yang meninggal diperlakukan dengan baik dan dikubur sesegera mungkin. Mematuhi aturan-aturan ini, sementara ribuan orang tewas dalam zona perang, terbukti sulit. Ada begitu banyak mayat di Israel dan di Jalur Gaza.
Direktur Institut Forensik Nasional Israel, Chen Kugel, mengatakan ribuan jasad masih dalam lemari penyimpanan dingin di satu pangkalan militer. Dari jumlah itu, hampir ratusan masih belum diidentifikasi. Banyak mayat yang terbakar sehingga hanya dapat diidentifikasi dengan DNA.
“Kami dapati orang yang tubuhnya hanya tersisa satu kilogram karena terbakar total. Dan sebagian di antaranya hanya berupa potongan,” lanjutnya, sebagaimana dikutip Voice of America Indonesia.
Tugas identifikasi yang sulit ini sangat mendesak karena tradisi Yahudi mewajibkan penguburan segera. Bahkan sebelum pemakaman, doa Yahudi untuk orang mati, “Kaddish,” dibacakan di atas jasad yang dikumpulkan Zaka, organisasi keagamaan Israel yang mengambil jenazah untuk pemakaman Yahudi.
Bagi prajurit yang gugur, ada satuan tentara Israel yang bertugas menangani jasadnya dan menyiapkan penguburan sesuai prinsip penghormatan terhadap orang yang mati.
Ariav Schlesinger, seorang tentara cadangan Pasukan Pertahanan Israel mengatakan, “Harus ada orang yang turun ke kuburan dan memastikan bahwa jasad tentara itu benar-benar telentang lurus, tidak dalam posisi yang tidak sopan, dan seluruhnya tertutup. Kecuali jika benar-benar perlu untuk melihat sesuatu pada mayat itu, maka bagian spesifik itu akan dibuka.”
Sementara itu di Gaza, orang-orang Palestina berusaha mengikuti hukum Islam walaupun mereka kesulitan memakamkan ribuan orang yang tewas. Dr Yasser Abu Jamei adalah kepala Program Kesehatan Jiwa Gaza.
“Mereka mengatakan sekitar ribuan mayat masih terjebak di bawah reruntuhan, termasuk anak-anak. Sayangnya, peralatan yang ada tak cukup untuk menangani demikian banyak rumah yang hancur. Kekurangan bahan bakar kini mengimbas mereka. Sebagian dari mayat-mayat itu sudah berada di sana lebih dari satu minggu. Mereka dianggap mati. Mayat-mayat itu tidak bisa dibiarkan di sana, mereka harus dikuburkan dengan cara yang bermartabat,” jelasnya.
Jamei menambahkan, menurut Islam, mayat harus dimandikan, lalu dibungkus dengan kain kafan. Orang-orang yang membawa jenazah ke kuburan, dan para pelayat, harus memanjatkan doa bagi jasad itu sebelum dimakamkan.
Namun, akibat serangan udara Israel, banyak mayat yang tidak utuh. Jamei mengatakan, seringkali muncul situasi di mana satu lubang kuburan harus diisi beberapa jenazah.
Relawan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia di Palestina ini membagikan pengalaman pertamanya untuk ikut mengurus jenazah korban genosida di Gaza , Palestina melalui akun Twitter/X @mercinddonesia, pada Sabtu 4 November 2023 lalu.
Rakyat Palestina sedari kecil sudah diajarkan untuk menghafal Al-Quran , sehingga tak heran ketika sudah remaja pun bisa hafal 30 juz. Mengetahui fakta tersebut, Fikri tak henti mengucap kalimat MasyaAllah.
"MasyaAllah sekali wangi yang keluar dari tubuh seorang syuhada. Keluar tidak henti-hentinya. MasyaAllah wanginya sangat begitu harum. Mereka benar-benar orang pilihan Allah dan InsyaAllah akan dimasukkan ke dalam Surga," paparnya.
Selain relawan dari Indoesia, relawan dari negara lain pun ikut menjadi saksi terkait harumnya jenazah rakyat Palestina yang jadi korban pemboman Israel.
"Seorang anggota tim evakuasi di Ghozza bercerita tetang aroma wangi syuhada yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Padahal sang mayit baru bisa dievakuasi setelah 2 hari di bawah reruntuhan namun mayatnya malah wangi dan tidak membusuk," tulis akun @alphazenyth.
Mereka pun banyak mendoakan para korban syahid di Gaza serta tak lupa memberikan dukungan kepada para relawan yang saat ini masih berada di Gaza.
Bau Busuk
Hal berbeda dengan mayat tentara Israel. Meski belum satu hari mati, mayat-mayat itu beraroma busuk. Mayat-mayat serdadu Yahudi itu disimpan dalam kotak besar berpendingan.
Seorang Kolonel Israel memperlihatkan mayat-mayat rekannya itu dalam unggahan Twitter di akun Adeeb Sheikh pada 6 November 2023.
Kolonel Zionis itu mengeluh mempunyai masalah dalam menjaga jenazah tentara Israel, karena mereka mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap, padahal belum satu hari pun berlalu sejak mereka dibunuh! Kolonel Israel itu memperlihatkan kondisi mayat tentara israel yang dibungkus dengan terpal.
Terbukti Sulit
Hukum Yahudi dan Islam sama-sama mewajibkan orang yang meninggal diperlakukan dengan baik dan dikubur sesegera mungkin. Mematuhi aturan-aturan ini, sementara ribuan orang tewas dalam zona perang, terbukti sulit. Ada begitu banyak mayat di Israel dan di Jalur Gaza.
Direktur Institut Forensik Nasional Israel, Chen Kugel, mengatakan ribuan jasad masih dalam lemari penyimpanan dingin di satu pangkalan militer. Dari jumlah itu, hampir ratusan masih belum diidentifikasi. Banyak mayat yang terbakar sehingga hanya dapat diidentifikasi dengan DNA.
“Kami dapati orang yang tubuhnya hanya tersisa satu kilogram karena terbakar total. Dan sebagian di antaranya hanya berupa potongan,” lanjutnya, sebagaimana dikutip Voice of America Indonesia.
Tugas identifikasi yang sulit ini sangat mendesak karena tradisi Yahudi mewajibkan penguburan segera. Bahkan sebelum pemakaman, doa Yahudi untuk orang mati, “Kaddish,” dibacakan di atas jasad yang dikumpulkan Zaka, organisasi keagamaan Israel yang mengambil jenazah untuk pemakaman Yahudi.
Bagi prajurit yang gugur, ada satuan tentara Israel yang bertugas menangani jasadnya dan menyiapkan penguburan sesuai prinsip penghormatan terhadap orang yang mati.
Ariav Schlesinger, seorang tentara cadangan Pasukan Pertahanan Israel mengatakan, “Harus ada orang yang turun ke kuburan dan memastikan bahwa jasad tentara itu benar-benar telentang lurus, tidak dalam posisi yang tidak sopan, dan seluruhnya tertutup. Kecuali jika benar-benar perlu untuk melihat sesuatu pada mayat itu, maka bagian spesifik itu akan dibuka.”
Sementara itu di Gaza, orang-orang Palestina berusaha mengikuti hukum Islam walaupun mereka kesulitan memakamkan ribuan orang yang tewas. Dr Yasser Abu Jamei adalah kepala Program Kesehatan Jiwa Gaza.
“Mereka mengatakan sekitar ribuan mayat masih terjebak di bawah reruntuhan, termasuk anak-anak. Sayangnya, peralatan yang ada tak cukup untuk menangani demikian banyak rumah yang hancur. Kekurangan bahan bakar kini mengimbas mereka. Sebagian dari mayat-mayat itu sudah berada di sana lebih dari satu minggu. Mereka dianggap mati. Mayat-mayat itu tidak bisa dibiarkan di sana, mereka harus dikuburkan dengan cara yang bermartabat,” jelasnya.
Jamei menambahkan, menurut Islam, mayat harus dimandikan, lalu dibungkus dengan kain kafan. Orang-orang yang membawa jenazah ke kuburan, dan para pelayat, harus memanjatkan doa bagi jasad itu sebelum dimakamkan.
Namun, akibat serangan udara Israel, banyak mayat yang tidak utuh. Jamei mengatakan, seringkali muncul situasi di mana satu lubang kuburan harus diisi beberapa jenazah.
(mhy)