10 Nasihat Penting Ibnu Qayyim Tentang Hal yang Sia-sia, Nomor Terakhir Berharap kepada Manusia
loading...
A
A
A
Ibnu Qayyim Al Jauziah atau Muhammad bin Abi Bakr, bin Ayyub bin Sa'd Al Zar'i, Al Dimashqi bergelar Abu Abdullah Syamsuddin, memberi nasihat penting akan perkara sia-sia yabg sering dilakukan manusia.
Ulama yang dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350 ini dikenal sebagai seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad ke-13. Beliau adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Di samping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli Hadits, penghafal Al Quran, ahli ilmu Nahwu, ahli Ushul, ahli ilmu Kalam, sekaligus seorang Mujahid.
Ada banyak sekali nasihat-nasihat dari ulama dan imam besar itu yang sangat populer. Salah satu nasihatnya adalah tentang “Perkara sia-sia yang paling besar dan pokok di antara hal-hal tersebut ialah menyia-nyiakan waktu dan menyia-nyiakan hati. Menyia-nyiakan hati ialah dengan mementingkan dunia dari pada akhirat. Sedangkan menyia-nyiakan waktu ialah dengan memanjangkan angan-angan.”
Berikut kutipan 10 nasihat Ibnu Qayyim , yang bisa menjadi bahan renungan kita, yakni:
1. Ilmu yang tidak diamalkan. Artinya tidak menjadi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang banyak.
2. Amalan yang tidak ikhlas dan tidak ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat.
3. Harta yang tidak diinfakkan, tidak menjadi nikmat di dunia (artinya tidak dijalankan fungsi sosial dari harta tersebut) juga tidak menjadi investasi untuk kehidupan akhirat.
4. Hati yang kosong dari cinta dan kerinduan kepada Allah SWT.
5. Tubuh yang tidak digunakan untuk ta'at, mengabdi serta mencintai-Nya.
6. Mencintai Allah namun tidak berpegang kepada ridha Allah dan mengikuti perintah-Nya.
7. Waktu yang tidak diisi untuk memperbaiki hal yang terlewatkan darinya, serta tidak berbuat kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
8. Pikiran yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
9. Membantu orang yang tidak mendekatkan diri kita pada Allah, namun juga tidak mendatangkan kebaikan untuk dunia.
10. Takut serta mengharap kepada manusia. Yang sebenarnya ubun-ubun semua manusia berada dalam genggaman Allah. Dia adalah tawanan yang dikuasai oleh Allah, tidak dapat menghindarkan hal-hal yang membahayakan dari dirinya serta tidak dapat mendatangkan manfaat untuk dirinya, tidak dapat menghidupkan dan mematikan dirinya serta tidak dapat membangkitkan dirinya.
Itulah sepuluh ringkasan pertama nasihat-nasihat beliau terhadap perkara yang sia-sia.
Wallahu A'lam
Ulama yang dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350 ini dikenal sebagai seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad ke-13. Beliau adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Di samping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli Hadits, penghafal Al Quran, ahli ilmu Nahwu, ahli Ushul, ahli ilmu Kalam, sekaligus seorang Mujahid.
Ada banyak sekali nasihat-nasihat dari ulama dan imam besar itu yang sangat populer. Salah satu nasihatnya adalah tentang “Perkara sia-sia yang paling besar dan pokok di antara hal-hal tersebut ialah menyia-nyiakan waktu dan menyia-nyiakan hati. Menyia-nyiakan hati ialah dengan mementingkan dunia dari pada akhirat. Sedangkan menyia-nyiakan waktu ialah dengan memanjangkan angan-angan.”
Berikut kutipan 10 nasihat Ibnu Qayyim , yang bisa menjadi bahan renungan kita, yakni:
1. Ilmu yang tidak diamalkan. Artinya tidak menjadi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang banyak.
2. Amalan yang tidak ikhlas dan tidak ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat.
3. Harta yang tidak diinfakkan, tidak menjadi nikmat di dunia (artinya tidak dijalankan fungsi sosial dari harta tersebut) juga tidak menjadi investasi untuk kehidupan akhirat.
4. Hati yang kosong dari cinta dan kerinduan kepada Allah SWT.
5. Tubuh yang tidak digunakan untuk ta'at, mengabdi serta mencintai-Nya.
6. Mencintai Allah namun tidak berpegang kepada ridha Allah dan mengikuti perintah-Nya.
7. Waktu yang tidak diisi untuk memperbaiki hal yang terlewatkan darinya, serta tidak berbuat kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
8. Pikiran yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
9. Membantu orang yang tidak mendekatkan diri kita pada Allah, namun juga tidak mendatangkan kebaikan untuk dunia.
10. Takut serta mengharap kepada manusia. Yang sebenarnya ubun-ubun semua manusia berada dalam genggaman Allah. Dia adalah tawanan yang dikuasai oleh Allah, tidak dapat menghindarkan hal-hal yang membahayakan dari dirinya serta tidak dapat mendatangkan manfaat untuk dirinya, tidak dapat menghidupkan dan mematikan dirinya serta tidak dapat membangkitkan dirinya.
Itulah sepuluh ringkasan pertama nasihat-nasihat beliau terhadap perkara yang sia-sia.
Wallahu A'lam
(wid)