Mengapa Al-Qur'an Tidak Menyebut Dajjal Ternyata Ini Alasannya!
loading...
A
A
A
Dajjal merupakan sosok manusia yang akan membawa fitnah besar di akhir zaman sekaligus tanda dekatnya Hari Kiamat. Mengapa Al-Qur'an tidak menyebut Dajjal (ٱلْمَسِيحُ ٱلدَّجَّالُ)? Mari simak ulasan berikut ini.
Dalam Hadits disebutkan bahwa Dajjal akan muncul sebelum Kiamat diikuti oleh kaum Yahudi. Semua Nabi telah mengingatkan sosok pembohong yang satu ini. Dia akan menebar fitnah di tengah manusia dan melakukan tipu daya dengan segala kemampuannya.
Dajjal dan Ya'juj Ma'juj menjadi ujian besar bagi manusia sebelum tiba Hari Kiamat. Al-Qur'an secara jelas menyebutkan Ya'juj dan Ma'juj, namun tidak demikian dengan Dajjal? Mengutip "Dajjal dan Yajuj wa Majuj" karya Lukman Abubakar dijelaskan, kata Dajjal memiliki arti pembohong atau penipu. Dan tak seorang pun manusia suka disebut pembohong atau penipu, meskipun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung.
Inilah sebabnya mengapa Al-Qur'an tidak menyebut kata Dajjal karena memiliki makna yang sangat jelek (pembohong dan penipu). Adapun Abu Lahab yang divonis ahli neraka dalam Al-Qur'an (Surat Al-Lahab), karena peristiwanya sudah terjadi dan orangnya sudah binasa (mati). Beda dengan sosok Dajjal yang baru muncul menjelang Hari Kiamat.
Alasan lain mengapa Al-Qur'an tidak menyebut Dajjal karena dia menisbahkan dirinya sebagai Tuhan yang akan menguasai manusia di akhir zaman. Hal ini bertentangan dengan kemuliaan dan keagungan Zat penguasa langit dan bumi, Allah 'Azza wa Jalla.
Adapun Fir'aun yang juga mengaku sebagai Tuhan, kisahnya telah berlalu dan orangnya telah binasa. Sehingga Allah menceritakannya untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia. Meski demikian, Allah tidak menyebut nama asli orangnya, Al-Qur'an hanya menyebut istilah Fir'aun yang berarti raja atau penguasa Mesir kuno kala itu.
Inilah salah satu mukjizat Al-Qur'an yang memiliki ketelitian redaksi dengan susunan kata dan kalimat yang luar biasa. Keindahan sastra Al-Qur'an mampu merangkum keluasan makna bahasa. Kandungan dan isinya juga mudah dipahami, bahkan mudah dihafal dan dipelajari.
Sebaliknya, Al-Qur'an menyebut Ya'juj wa-Ma'juj karena nisbah kepada nama suatu bangsa atau golongan seperti diabadikan dalam Surat Al-Kahfi Ayat 94 dan Surat Al-Anbiya Ayat 96.
Berikut Hadis Shahih yang menceritakan tentang Dajjal yang termasuk salah satu di antara 10 satu tanda besar Hari Kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Artinya: "Dari Huzaifah ibnu Asid al-Ghifari, ia berkata, "Suatu saat, Rasulullah ﷺ pernah muncul dan menghampiri kami, ketika kami sedang berbicara. Maka Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian sedang bicarakan?" Mereka menjawab: "Kami sedang membicarakan hari Kiamat". Rasulullah ﷺ bersabda: "Hari Kiamat tidak akan bangkit (terjadi) sampai kalian melihat sepuluh tanda. Rasulullah menyebutkan: "Keluarnya kabut asap (dukhan), Dajjal, binatang melata, terbit matahari dari arah ia terbenam, turunnya 'Isa putra Maryam, muncul Ya'juj dan Ma'juj, tiga buah peristiwa terbelahnya bumi, yaitu terbelah bumi di Masyriq, terbelah bumi di Maghribi, terbelah bumi di Jazirah Arab, yang terakhir adalah keluar api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke tempat pengumpulan (Mahsyar) mereka." (HR Muslim)
Wallahu A'lam
Dalam Hadits disebutkan bahwa Dajjal akan muncul sebelum Kiamat diikuti oleh kaum Yahudi. Semua Nabi telah mengingatkan sosok pembohong yang satu ini. Dia akan menebar fitnah di tengah manusia dan melakukan tipu daya dengan segala kemampuannya.
Dajjal dan Ya'juj Ma'juj menjadi ujian besar bagi manusia sebelum tiba Hari Kiamat. Al-Qur'an secara jelas menyebutkan Ya'juj dan Ma'juj, namun tidak demikian dengan Dajjal? Mengutip "Dajjal dan Yajuj wa Majuj" karya Lukman Abubakar dijelaskan, kata Dajjal memiliki arti pembohong atau penipu. Dan tak seorang pun manusia suka disebut pembohong atau penipu, meskipun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung.
Inilah sebabnya mengapa Al-Qur'an tidak menyebut kata Dajjal karena memiliki makna yang sangat jelek (pembohong dan penipu). Adapun Abu Lahab yang divonis ahli neraka dalam Al-Qur'an (Surat Al-Lahab), karena peristiwanya sudah terjadi dan orangnya sudah binasa (mati). Beda dengan sosok Dajjal yang baru muncul menjelang Hari Kiamat.
Alasan lain mengapa Al-Qur'an tidak menyebut Dajjal karena dia menisbahkan dirinya sebagai Tuhan yang akan menguasai manusia di akhir zaman. Hal ini bertentangan dengan kemuliaan dan keagungan Zat penguasa langit dan bumi, Allah 'Azza wa Jalla.
Adapun Fir'aun yang juga mengaku sebagai Tuhan, kisahnya telah berlalu dan orangnya telah binasa. Sehingga Allah menceritakannya untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia. Meski demikian, Allah tidak menyebut nama asli orangnya, Al-Qur'an hanya menyebut istilah Fir'aun yang berarti raja atau penguasa Mesir kuno kala itu.
Inilah salah satu mukjizat Al-Qur'an yang memiliki ketelitian redaksi dengan susunan kata dan kalimat yang luar biasa. Keindahan sastra Al-Qur'an mampu merangkum keluasan makna bahasa. Kandungan dan isinya juga mudah dipahami, bahkan mudah dihafal dan dipelajari.
Sebaliknya, Al-Qur'an menyebut Ya'juj wa-Ma'juj karena nisbah kepada nama suatu bangsa atau golongan seperti diabadikan dalam Surat Al-Kahfi Ayat 94 dan Surat Al-Anbiya Ayat 96.
Berikut Hadis Shahih yang menceritakan tentang Dajjal yang termasuk salah satu di antara 10 satu tanda besar Hari Kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Artinya: "Dari Huzaifah ibnu Asid al-Ghifari, ia berkata, "Suatu saat, Rasulullah ﷺ pernah muncul dan menghampiri kami, ketika kami sedang berbicara. Maka Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian sedang bicarakan?" Mereka menjawab: "Kami sedang membicarakan hari Kiamat". Rasulullah ﷺ bersabda: "Hari Kiamat tidak akan bangkit (terjadi) sampai kalian melihat sepuluh tanda. Rasulullah menyebutkan: "Keluarnya kabut asap (dukhan), Dajjal, binatang melata, terbit matahari dari arah ia terbenam, turunnya 'Isa putra Maryam, muncul Ya'juj dan Ma'juj, tiga buah peristiwa terbelahnya bumi, yaitu terbelah bumi di Masyriq, terbelah bumi di Maghribi, terbelah bumi di Jazirah Arab, yang terakhir adalah keluar api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke tempat pengumpulan (Mahsyar) mereka." (HR Muslim)
Wallahu A'lam
(rhs)