Abu Rahyan alias Al-Biruni, Ilmuwan Jenius yang Dikagumi Dunia Barat
loading...
A
A
A
Muhammad bin Ahmdan atau Abu Rahyan atau dikenal Al Biruni atau Al Bairuni (973-1048) adalah sosok ilmuwan muslim yang diakui kehebatan dan kejeniusannya oleh para ilmuwan barat modern. El Biruni bahkan disebut sebagai guru dari segala ilmu, karena beliau menguasai banyak disiplin ilmu.
Dunia Islam pun patut berbangga dengan kejeniusan otaknya. Al-Biruni merupakan seorang ilmuwan dengan keahlian dan pakar dalam ilmu kedokteran, filsafat, kimia, fisika, matematika, geologi, astronomi, sejarah, farmakologi, geografi, bahasa, antropologi, geodesi, penyair dan disiplin ilmu lainnya.
Meski cabang-cabang ilmu yang ia geluti telah didahului oleh tokoh besar lainnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Haitam dan lainnya, namun kualitas analisisnya dalam beragam bidang pengetahuan begitu kuat. Lebih dari 180-an buku karyanya dijadikan rujukan bagi sarjana modern, muslim atau non muslim. Beliau pun dijuluki "Ustadz fil Ulum" atau guru dari segala ilmu.
Jika kebanyakan penemu hanya melakukan kerja menemukan sebuah teori ilmiah atau mengembangkan temuan yang sudah ada, tidak demikian dengan Al-Biruni . Dia adalah seorang ilmuwan eksperimentalis yang bukan hanya membuat teori baru terhadap sesuatu yang belum pernah diteliti oleh ilmuwan sebelumnya, tapi juga melakukan penelitian ulang terhadap teori-teori yang sudah ada.
Selain itu, mengembangkan teori-teori yang sudah mapan. Bahkan mengkritik dan mengoreksi terhadap teori yang kebanyakan sudah ada di banyak bidang ilmu pengetahuan.
Saat Abu Sa'id Sijzi menciptakan Astrolabe heliosentris yang dinilai akurat, Al-Biruni tetap membuat dan mengembangkan Astrolabenya sendiri. Hasilnya, Astrolabe yang diberi nama Al-Ustawani itu tidak hanya dapat mengukur gerak benda langit, tapi juga bisa mengukur lokasi-lokasi di bumi yang sulit dijangkau seperti pegunungan.
Biruni menyatakan bahwa jarak keliling bumi adalah 40.225 Km. Di mana penghitungan modern saat ini adalah 40.074. Dengan demikian penghitungan Al-Biruni sangat akurat, yakni mencapai ketepatan hingga 99,62 persen dan hanya menyimpang 0,38 persen saja.
Al-Biruni pernah memaparkan koordinat sangat akurat garis bujur dan lintang 600 kota penting di masanya dalam karyanya Tahdid Nihayat Al-Amakin Li-Tashih Masafat Al-Masakin (ketetapan koordinat lokasi untuk mengoreksi jarak antarkota). Semuanya lengkap dengan ukuran jarak antarlokasi dan juga arahnya menuju kiblat.
Kitab ini juga memaparkan rincian sejarah politik, pengetahuan, kiprah para penguasa, perkembangan budaya, hingga sistem hukum pada masa itu, lengkap dengan disertai ilustrasi peristiwa.
Begitulah sejarah kebesaran ilmu dari peradaban kaum muslimin di masa lalu. Saat umat masih lekat dengan kitab petunjuk dan juga akrab dengan sosok teladannya.
Dunia Islam pun patut berbangga dengan kejeniusan otaknya. Al-Biruni merupakan seorang ilmuwan dengan keahlian dan pakar dalam ilmu kedokteran, filsafat, kimia, fisika, matematika, geologi, astronomi, sejarah, farmakologi, geografi, bahasa, antropologi, geodesi, penyair dan disiplin ilmu lainnya.
Meski cabang-cabang ilmu yang ia geluti telah didahului oleh tokoh besar lainnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Haitam dan lainnya, namun kualitas analisisnya dalam beragam bidang pengetahuan begitu kuat. Lebih dari 180-an buku karyanya dijadikan rujukan bagi sarjana modern, muslim atau non muslim. Beliau pun dijuluki "Ustadz fil Ulum" atau guru dari segala ilmu.
Jika kebanyakan penemu hanya melakukan kerja menemukan sebuah teori ilmiah atau mengembangkan temuan yang sudah ada, tidak demikian dengan Al-Biruni . Dia adalah seorang ilmuwan eksperimentalis yang bukan hanya membuat teori baru terhadap sesuatu yang belum pernah diteliti oleh ilmuwan sebelumnya, tapi juga melakukan penelitian ulang terhadap teori-teori yang sudah ada.
Selain itu, mengembangkan teori-teori yang sudah mapan. Bahkan mengkritik dan mengoreksi terhadap teori yang kebanyakan sudah ada di banyak bidang ilmu pengetahuan.
Saat Abu Sa'id Sijzi menciptakan Astrolabe heliosentris yang dinilai akurat, Al-Biruni tetap membuat dan mengembangkan Astrolabenya sendiri. Hasilnya, Astrolabe yang diberi nama Al-Ustawani itu tidak hanya dapat mengukur gerak benda langit, tapi juga bisa mengukur lokasi-lokasi di bumi yang sulit dijangkau seperti pegunungan.
Temuan yang Mengagumkan
Salah satu temuan orisinil dari Al-Biruni adalah penghitungannya terhadap panjang lingkar bumi. Di mana Abad ke 11, Eropa masih meraba-raba antara kebenaran teori bumi bulat atau bumi datar.Biruni menyatakan bahwa jarak keliling bumi adalah 40.225 Km. Di mana penghitungan modern saat ini adalah 40.074. Dengan demikian penghitungan Al-Biruni sangat akurat, yakni mencapai ketepatan hingga 99,62 persen dan hanya menyimpang 0,38 persen saja.
Al-Biruni pernah memaparkan koordinat sangat akurat garis bujur dan lintang 600 kota penting di masanya dalam karyanya Tahdid Nihayat Al-Amakin Li-Tashih Masafat Al-Masakin (ketetapan koordinat lokasi untuk mengoreksi jarak antarkota). Semuanya lengkap dengan ukuran jarak antarlokasi dan juga arahnya menuju kiblat.
- Bidang Sastra dan Bahasa
Dalam bidang sastra dan bahasa, Al-Biruni menulis Fi Tahqiq Ma Li Al-Hind Min Maqola Maqbula Fi al-'Aql Aw Mardhula. Saat berada di India, ia menerjemahkan buku-buku Sanskerta ke bahasa Arab. Sebaliknya, ia juga menerjemahkan buku bahasa Arab dan Yunani ke Sanskerta.- Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi, Al-Biruni menulis Kitab Al Saydanah fi Al-Tibb (Buku Farmasi dan Materia Medica). Buku inilah yang juga menjadikannya dipuji sebagai "Bapak Farmasi Islam." Meski fokus kajian buku yang dia tulis ini pada sebab penyakit dan penyembuhannya, namun tak cuma soal farmasi, ia juga merambah ke bahasan lain seperti sejarah botani dan leksikografi.- Bidang Filsafat
Dalam bidang ilmu filsafat, Al-Biruni punya beberapa karya ternama di antaranya Kitab Al-As'ilah wa Al-Ajwibah. Dalam kitab ini ia bukan hanya menegaskan teorinya atau menjelaskan dan menguraikan pendapat-pendapat para filsuf yang sudah ada. Namun ia juga mengoreksi hal-hal yang menurutnya perlu diluruskan, seperti yang ia tujukan kepada filsuf besar pada masa itu, Ibnu Sina.- Bidang Antropologi dan Sosiologi
Dalam bidang antropologi dan ilmu sosiologi, ia punya karya Athar al-Baqqiya 'an al-Qorun al-Khaliyya (kronologi bangsa-bangsa Kuno). Buku ini mencatat masa awal peradaban manusia, periode banjir besar, hingga era Nebukadnezar, Aleksander Agung, dan zaman setelahnya.Kitab ini juga memaparkan rincian sejarah politik, pengetahuan, kiprah para penguasa, perkembangan budaya, hingga sistem hukum pada masa itu, lengkap dengan disertai ilustrasi peristiwa.
- Bidang Mineralogi
Dalam bidang Mineralogi juga tak luput diobok-obok oleh Al-Biruni lewat karyanya Al-Jamahir Fi Ma'rifat Al-Jawahir (lengkap memahami batu permata). Ia menjelaskan metode pengukuran berat, volume, gaya berat, dan warna untuk menentukan keaslian berbagai jenis batu dan logam mulia, seperti emas, perak, perunggu, batu ruby, batu zamrud, batu lapis jazuli, tembaga, besi, dan lainnya.Begitulah sejarah kebesaran ilmu dari peradaban kaum muslimin di masa lalu. Saat umat masih lekat dengan kitab petunjuk dan juga akrab dengan sosok teladannya.
Baca Juga
(wid)