10 Keutamaan Azan, Seruan yang Paling Dahsyat Pahalanya
loading...
A
A
A
Dalam waktu beberapa hari terakhir, di jagat media sosial tengah viral video suara azan yang berkumandang di Masjidil Aqsa di waktu subuh. Padahal masjid yang terletak di wilayah konflik Israel-Palestina ini dijaga ketat tentara zionis dan tak ada satupun yang boleh salat di sana.
Lantas siapa yang azan di masjid tersebut di waktu subuh tersebut? Hal ini yang menimbulkan kehebohan di dunia maya. Namun, yang akan dibahas di sini bukan siapa yang azan di masjid Al Aqsa itu, tetapi bagaimana keutamaan suara azan tersebut dalam pandangan syariat Islam?
Azan adalah seruan untuk seluruh umat islam akan masuknya waktu salat wajib dan seruan untuk salat berjamaah pula dengan lafaz-lafaz tertentu. Secara bahasa, Azan merupakan Isim yang menempati kedudukan Mashdar Haqiqi Al Idzan yang berarti pemberitahuan
dan Al Iblagh yang artinya penyampaian. Sebagai contohnya, Allah SWT berfirman:
Artinya:
“dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan RasulNya kepada umat manusia pada hari haji Akbar. Bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya melepas diri dari orang-orang yang Musyrik.” (QS. At Taubah: 3)
Kata Azan di sini berarti menyampaikan informasi bahwa Allah dan RasulNya melepas diri dari orang musyrik. Asal mula adanya Azan ini dijelaskan dalam beberapa hadits yang hamper mirip. Yaitu: diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Umar:
“Ketika kaum muslim datang ke Madinah, mereka berkumpul. Mereka memperkirakan waktu solat, tetapi tidak ada seorangpun yang menyerukan salat. Oleh karena itu, pada suatu hari, mereka membicarakannya. Sebagian diantara mereka berkata, “gunakanlah lonceng seperti orang-orang Nasrani.” Sebagian lain berkata: “gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi.” Lalu umar berkata: “mengapa kalian tidak menyerukan seseorang untuk melakukan solat?” kemudian Rasulullah SAW bersabda, “hai Bilal, berdiri dan serukanlah panggilan Sholat.” (HR. Bukhari, Muslim, at Tirmidzi, dan An Nasa’i)
Adapun bacaan dan cara Azan adalah dijelaskan dalam sebuah hadis:
Diriwayatkan dari Nashr bin Al Muhajir (guru Abu Muhammad) menyebutkan nama orang yang bermimpi itu: seseorang dari kaum Anshar datang kepada ‘Abdullah bin Zaid. Lalu ia menghadap ke Kiblat dan berkata, Allahu Akbar, Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)—dua kali. Asyhadu an laa ilaaha Illallah (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)—dua kali. Asyhadu Anna Muhammada Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah)—dua kali. Hayya Ala al shalah (mari menuju sholat)—dua kali. Hayya alal falaah (mari menuju kemenangan)—dua kali. Allahu Akbar, Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar) laa ilaaha Illallah (tiada Tuhan selain Allah). Ia berhenti sebentar, lalu berdiri lagi dan mengucapkan kalimat yang sama, tetapi Hayya Ala as Shalah ia menambahkan kalimat Qad Qamat al Salah, Qad Qamat al Salah. Rasulullah bersabda, “diktekan kalimat itu kepada Bilal.” Lalu Bilal mengumandangkan Adzan dengan kalimat-kalimat itu.” ( HR. Abu Dawud)
Lantas, apa saja keutamaan azan ini? Berikut penjelasannya:
“Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam Adzan dan Shaf pertama, kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian, niscaya mereka rela berundi utuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari, Muslim)
“Tidaklah suara Azan didengar oleh pohon, lumpur, batu, jin dan manusia, kecuali mereka akan bersaksi untuknya.” (H. R. Ibnu Khuzaimah)
Diriwayatkan pula dari Bukhari:
“tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadikan saksi kebaikan bagi Muadzin pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari)
“Diampuni bagi mua’adzin di akhir adzannya, dan setiap yang basah dan yang kering yang mendengar Adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (h. R. Ahmad)
Kemudian diriwayatkan dari sahabat lain pula:
Rasulullah SAW mendoakan para imam dan mu’adzin: “ya Allah, berikan kelurusan bagi para Imam dan ampunilah para Muadzin.” (H. R. Abu Dawud)
“Mu’adzin mendapatkan pahala seperti pahala orang yang solat bersamanya.” (HR. An Nasa’i)
Lantas siapa yang azan di masjid tersebut di waktu subuh tersebut? Hal ini yang menimbulkan kehebohan di dunia maya. Namun, yang akan dibahas di sini bukan siapa yang azan di masjid Al Aqsa itu, tetapi bagaimana keutamaan suara azan tersebut dalam pandangan syariat Islam?
Azan adalah seruan untuk seluruh umat islam akan masuknya waktu salat wajib dan seruan untuk salat berjamaah pula dengan lafaz-lafaz tertentu. Secara bahasa, Azan merupakan Isim yang menempati kedudukan Mashdar Haqiqi Al Idzan yang berarti pemberitahuan
dan Al Iblagh yang artinya penyampaian. Sebagai contohnya, Allah SWT berfirman:
واذن من الله ورسوله الي الناس يوم احج الاكبر ان الله برئ من المشركين . ورسوله……….
Artinya:
“dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan RasulNya kepada umat manusia pada hari haji Akbar. Bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya melepas diri dari orang-orang yang Musyrik.” (QS. At Taubah: 3)
Kata Azan di sini berarti menyampaikan informasi bahwa Allah dan RasulNya melepas diri dari orang musyrik. Asal mula adanya Azan ini dijelaskan dalam beberapa hadits yang hamper mirip. Yaitu: diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Umar:
“Ketika kaum muslim datang ke Madinah, mereka berkumpul. Mereka memperkirakan waktu solat, tetapi tidak ada seorangpun yang menyerukan salat. Oleh karena itu, pada suatu hari, mereka membicarakannya. Sebagian diantara mereka berkata, “gunakanlah lonceng seperti orang-orang Nasrani.” Sebagian lain berkata: “gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi.” Lalu umar berkata: “mengapa kalian tidak menyerukan seseorang untuk melakukan solat?” kemudian Rasulullah SAW bersabda, “hai Bilal, berdiri dan serukanlah panggilan Sholat.” (HR. Bukhari, Muslim, at Tirmidzi, dan An Nasa’i)
Adapun bacaan dan cara Azan adalah dijelaskan dalam sebuah hadis:
Diriwayatkan dari Nashr bin Al Muhajir (guru Abu Muhammad) menyebutkan nama orang yang bermimpi itu: seseorang dari kaum Anshar datang kepada ‘Abdullah bin Zaid. Lalu ia menghadap ke Kiblat dan berkata, Allahu Akbar, Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)—dua kali. Asyhadu an laa ilaaha Illallah (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)—dua kali. Asyhadu Anna Muhammada Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah)—dua kali. Hayya Ala al shalah (mari menuju sholat)—dua kali. Hayya alal falaah (mari menuju kemenangan)—dua kali. Allahu Akbar, Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar) laa ilaaha Illallah (tiada Tuhan selain Allah). Ia berhenti sebentar, lalu berdiri lagi dan mengucapkan kalimat yang sama, tetapi Hayya Ala as Shalah ia menambahkan kalimat Qad Qamat al Salah, Qad Qamat al Salah. Rasulullah bersabda, “diktekan kalimat itu kepada Bilal.” Lalu Bilal mengumandangkan Adzan dengan kalimat-kalimat itu.” ( HR. Abu Dawud)
Lantas, apa saja keutamaan azan ini? Berikut penjelasannya:
Keutamaan Azan
1. Azan adalah Seruan Paling Dahsyat
Azan dikumandangkan di titik manapun diseluruh dunia. Yang pasti Azan adalah suara indah dari Islam yang dikumandangkan lima kali dalam sehari semalam. Suara Adzan yang bersaut-sautan sibelahan dunia manapun itu semuanya sama, mengagumi kebesaran Allah, mengajak untuk solat dan menggapai kemenangan. Adzan juga menjadi pengingat kita semua untuk menghadap Allah ta’ala.2. Azan sebagai Pengingat untuk Melawan Hawa Nafsu
Dalam azan disebutkan hayya alal Falah yang artinya mari menuju kemenangan. Nah, ini sangat terhubung dengan kemenangan akan diri melawan hawa nafsu. Maksudnya adalah, ketika kita malas melakukan jamaah di masjid apalagi setelah Adzan dikumandangkan, hendaknya kita melawan kemalasan itu. Nah, makanya Adzan mengingatkan kita untuk selelu menang dari hawa nafsu sehingga membuat kita rajin.3. Azan Mengusir Setan
Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah bersabda: “apabila diserukan Azan untuk salat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar Adzan. Bila mu’adzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqomat ia berlalu lagi.” (H. R. Bukhori, Muslim)4. Pahala Memiliki Pahala yang Sangat Besar
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu mengabarkan sabda Rasulullah SAW:“Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam Adzan dan Shaf pertama, kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian, niscaya mereka rela berundi utuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari, Muslim)
5. Yang Mendengar Azan baik Mahluk atau Benda akan Menjadi Saksi bagi Mu’adzin
Seperti dijelaskan dalam hadis Nabi:“Tidaklah suara Azan didengar oleh pohon, lumpur, batu, jin dan manusia, kecuali mereka akan bersaksi untuknya.” (H. R. Ibnu Khuzaimah)
Diriwayatkan pula dari Bukhari:
“tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadikan saksi kebaikan bagi Muadzin pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari)
6. Orang yang Mengumandangkan Azan akan Dimintakan Ampun atas Dosanya
Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda:“Diampuni bagi mua’adzin di akhir adzannya, dan setiap yang basah dan yang kering yang mendengar Adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (h. R. Ahmad)
Kemudian diriwayatkan dari sahabat lain pula:
Rasulullah SAW mendoakan para imam dan mu’adzin: “ya Allah, berikan kelurusan bagi para Imam dan ampunilah para Muadzin.” (H. R. Abu Dawud)
7. Pahala Bagi Mu’adzin
Seperti dijelaskan dalam Hadis:“Mu’adzin mendapatkan pahala seperti pahala orang yang solat bersamanya.” (HR. An Nasa’i)