Begini Lafadz Azan saat Terjadi Hujan Badai, Sudah Tahu?
loading...
A
A
A
Lafadz azan saat hujan badai melanda penting diketahui umat Muslim. Jika dibandingkan dengan azan biasa, ada sedikit perbedaan dalam bacaannya.
Baru-baru ini, beredar video yang memperlihatkan muadzin di Dubai mengubah lafadz 'hayya alal falah' menjadi 'shollu fii rihalikum' saat hujan badai Uni Emirat Arab. Unggahan tersebut pun ramai diperbincangkan dan tak sedikit juga yang merasa penasaran.
Sebagai informasi, pengubahan lafadz azan tersebut bukanlah tanpa alasan. Hal ini dilakukan karena memang ada anjuran dari otoritas setempat agar jemaah melaksanakan salat di rumah akibat cuaca buruk yang melanda.
Lantas, bagaimanakah lafadz azan ketika dihadapkan pada kondisi seperti hujan badai yang bisa membahayakan? Simak ulasannya berikut ini.
Pada beberapa kondisi seperti terjadinya wabah, bencana, atau cuaca buruk, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat di rumah saja. Nah, biasanya terdapat sedikit perbedaan dalam lafadz azan yang dikumandangkan.
Terkait penambahan atau perubahan lafadz azan, ada beberapa yang disebutkan dalam hadits. Misalnya, seperti shallu fi rihalikum, shallu fi buyutikum hingga shallu fir rihal.
Artinya: Dari Nāfi’ (ia meriwayatkan): Ibn Umar pernah mengumandangkan adzan di malam yang dingin di Dajnan, lalu ia mengumandangkan: ṣhallū fī riḥālikum (salatlah di kendaraan kalian). Ia mengabarkan kepada kami bahwa Rasulullah SAW pernah menyuruh muadzin mengumandangkan azan lalu di akhir azan disebutkan: Salatlah di kendaraan kalian. Ini terjadi pada malam yang dingin atau pada saat hujan ketika safar. (HR al-Bukhārī).
Artinya: Dari Abdullāh Ibn Abbās (diriwayatkan) bahwa ia mengatakan kepada muadzinnya di suatu hari yang penuh hujan: Jika engkau sudah mengumandangkan asyhadu an lā ilāha illallāh (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), asyhadu anna muḥammadan rasūlullāh (aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah), maka jangan ucapkan ḥayya ‘alaṣh-ṣhalāh (kemarilah untuk shalat), namun ucapkan ṣhallū fī buyūtikum (salatlah kalian di rumah masing-masing). Rawi melanjutkan: Seolah-olah orang-orang pada waktu itu mengingkari hal tersebut. Lalu Ibn Abbās mengatakan: Apakah kalian merasa aneh dengan ini? Sesungguhnya hal ini telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (maksudnya Rasulullah SAW). Sesungguhnya salat Jumat itu adalah hal yang wajib, namun aku tidak suka memberatkan kepada kalian sehingga kalian berjalan di jalan becek dan jalan licin. (HR Muslim).
Allāhu akbar, Allāhu akbar (2x)
Asyhadu an lā illāha illallāh. (2x)
Asyhadu anna Muhammadar rasūlullāh. (2x)
Hayya 'alas shalāh. (2x)
Hayya 'alal falāh. (2x)
Allāhu akbar, Allāhu akbar. (1x)
Lā illāha illallāh (1x)
Alā shallū fī rihālikum (atau shallū fī buyūtikum) (1x)
Alā shallū fīr rihāl (1x)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Aku bersaksi, tiada tuhan selain Allah.
Aku bersaksi, Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Marilah kita salat.
Marilah kita meraih keberuntungan.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Tiada tuhan selain Allah.
Silakan salat di rumah kalian.
Silakan salat di tempat kalian.
Demikianlah ulasan mengenai lafadz adzan saat hujan badai. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
Baru-baru ini, beredar video yang memperlihatkan muadzin di Dubai mengubah lafadz 'hayya alal falah' menjadi 'shollu fii rihalikum' saat hujan badai Uni Emirat Arab. Unggahan tersebut pun ramai diperbincangkan dan tak sedikit juga yang merasa penasaran.
Sebagai informasi, pengubahan lafadz azan tersebut bukanlah tanpa alasan. Hal ini dilakukan karena memang ada anjuran dari otoritas setempat agar jemaah melaksanakan salat di rumah akibat cuaca buruk yang melanda.
Lantas, bagaimanakah lafadz azan ketika dihadapkan pada kondisi seperti hujan badai yang bisa membahayakan? Simak ulasannya berikut ini.
Lafadz Azan ketika Hujan Badai
Azan merupakan sebuah panggilan bagi umat Muslim untuk menjalankan salat wajib. Lafadznya sendiri dikumandangkan setiap awal waktu salat wajib sebagai penanda masuknya waktu salat.Pada beberapa kondisi seperti terjadinya wabah, bencana, atau cuaca buruk, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat di rumah saja. Nah, biasanya terdapat sedikit perbedaan dalam lafadz azan yang dikumandangkan.
Terkait penambahan atau perubahan lafadz azan, ada beberapa yang disebutkan dalam hadits. Misalnya, seperti shallu fi rihalikum, shallu fi buyutikum hingga shallu fir rihal.
أذَّن ابنُ عمرَ في ليلةٍ باردةٍ بضجنانَ، ثم قال: صلُّوا في رحالِكم، فأخبَرَنا: أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان يأمُرُ مؤذِّنًا يؤذِّن، ثم يقول على إثرِه: ألَا صلُّوا في الرِّحالِ. في الليلةِ الباردةِ، أو المطيرةِ في السَّفرِ
Artinya: Dari Nāfi’ (ia meriwayatkan): Ibn Umar pernah mengumandangkan adzan di malam yang dingin di Dajnan, lalu ia mengumandangkan: ṣhallū fī riḥālikum (salatlah di kendaraan kalian). Ia mengabarkan kepada kami bahwa Rasulullah SAW pernah menyuruh muadzin mengumandangkan azan lalu di akhir azan disebutkan: Salatlah di kendaraan kalian. Ini terjadi pada malam yang dingin atau pada saat hujan ketika safar. (HR al-Bukhārī).
عن عبدالله بن عباس -رضي الله عنه- «أنَّهُ قالَ لِمُؤَذِّنِهِ في يَومٍ مَطِيرٍ: إذَا قُلْتَ: أَشْهَدُ أَنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسولُ اللهِ، فلا تَقُلْ: حَيَّ علَى الصَّلَاةِ، قُلْ: صَلُّوا في بُيُوتِكُمْ، قالَ: فَكَأنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ. فَقالَ: أَتَعْجَبُونَ مِن ذَا، قدْ فَعَلَ ذَا مَن هو خَيْرٌ مِنِّي، إنَّ الجُمُعَةَ عَزْمَةٌ، وإنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُحْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا في الطِّينِ والدَّحْضِ. صحيح مسلم
Artinya: Dari Abdullāh Ibn Abbās (diriwayatkan) bahwa ia mengatakan kepada muadzinnya di suatu hari yang penuh hujan: Jika engkau sudah mengumandangkan asyhadu an lā ilāha illallāh (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), asyhadu anna muḥammadan rasūlullāh (aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah), maka jangan ucapkan ḥayya ‘alaṣh-ṣhalāh (kemarilah untuk shalat), namun ucapkan ṣhallū fī buyūtikum (salatlah kalian di rumah masing-masing). Rawi melanjutkan: Seolah-olah orang-orang pada waktu itu mengingkari hal tersebut. Lalu Ibn Abbās mengatakan: Apakah kalian merasa aneh dengan ini? Sesungguhnya hal ini telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (maksudnya Rasulullah SAW). Sesungguhnya salat Jumat itu adalah hal yang wajib, namun aku tidak suka memberatkan kepada kalian sehingga kalian berjalan di jalan becek dan jalan licin. (HR Muslim).
Lafadz Azan saat Hujan Badai:
(٢x) اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
(٢x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
(١x) اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
(١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
(١x) أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ atau صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ
(١x) أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
(٢x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
(١x) اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
(١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
(١x) أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ atau صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ
(١x) أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ
Allāhu akbar, Allāhu akbar (2x)
Asyhadu an lā illāha illallāh. (2x)
Asyhadu anna Muhammadar rasūlullāh. (2x)
Hayya 'alas shalāh. (2x)
Hayya 'alal falāh. (2x)
Allāhu akbar, Allāhu akbar. (1x)
Lā illāha illallāh (1x)
Alā shallū fī rihālikum (atau shallū fī buyūtikum) (1x)
Alā shallū fīr rihāl (1x)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Aku bersaksi, tiada tuhan selain Allah.
Aku bersaksi, Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Marilah kita salat.
Marilah kita meraih keberuntungan.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Tiada tuhan selain Allah.
Silakan salat di rumah kalian.
Silakan salat di tempat kalian.
Demikianlah ulasan mengenai lafadz adzan saat hujan badai. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
(wid)