Konspirasi Yahudi: Pembantaian Januari dan Revolusi Manshevik

Kamis, 07 Desember 2023 - 14:49 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Pembantaian...
Trotsky, seorang tokoh Yahudi Komunis kenamaan mengumumkan diri sebagai pimpinan revolusi Manshevik. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Pada tahun 1903 para tokoh Komunis Rusia , Eropa, Eropa Timur dan Jerman merencanakan mengadakan konferensi di kota Brussels, ibu kota Belgia , tapi ditolak oleh pemerintah Belgia. Akhirnya konferensi diadakan di London.

Dalam konferensi itu sendiri terjadi perpecahan tajam antara kelompok yang berpihak kepada tokoh Yahudi Martov yang disebut Manshevik.

Di sisi lain, William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebut situasi di Rusia memburuk akibat meletusnya peristiwa demi peristiwa.



Struktur kerajaan Czar Rusia makin bertambah rapuh. Kemudian datang sebuah pukulan mematikan dari Jepang dalam sebuah perang yang terjadi tahun 1905, yaitu sebuah negara yang dipandang oleh Rusia sebagai negara kecil tak berdaya.

Belakangan pemerintah berusaha menjelaskan kepada rakyatnya tentang sebab yang menimbulkan bangsa Rusia menderita, akibat situasi perekonomian Rusia yang porak-poranda.

Pemerintah kemudian memberi kebebasan kepada para buruh untuk membentuk serikat buruh. Pemerintah tidak menyadari bahaya yang timbul akibat dari penyusupan ke dalam serikat buruh itu oleh gerakan revolusioner dan kelompok perusuh.

Dari serikat buruh itu muncul seorang pemimpin aktivis berpengaruh, yaitu pendeta Kristen Ortodoks bernama Father Gabon yang menjadi panutan sekaligus juru bicara mereka.

Hal ini membuat para tokoh di balik layar menjadi iri. Apalagi ia makin dihormati oleh istana dan para menterinya. Tidak mengherankan kalau Father Gabon sering diundang untuk dimintai pertimbangannya oleh Czar dalam berbagai masalah.



Ketika terbetik berita mengenai kekalahan Rusia melawan Jepang dan akibat dari kekalahan itu, tersiar di Rusia timbulnya kerusuhan besar di kalangan buruh untuk menuntut diadakannya perbaikan.

Father Gabon sendiri juga merencanakan mengadakan sebuah demonstrasi besar-besaran secara damai menuju istana Czar pada tanggal 22 Januari 1905.

Gabon akan mengajukan surat permohonan mengenai perbaikan secara damai. Sementara itu, pihak kelompok ekstrimis akan mengajukan beberapa tuntutan dengan menggunakan kekerasan.

Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, demonstrasi besar-besaran diadakan pada tanggal tersebut di atas, diikuti oleh berbagai kelompok serikat buruh, disertai oleh anak dan istri mereka. Demonstrasi berjalan teratur menuju istana Czar di ibukota Rusia dan Petersburg, yaitu kota Leningrad sekarang.

Sampai di sini demonstrasi masih berjalan damai dan mengisyaratkan kepatuhan mereka terhadap Czar. Namun ketika mereka sampai di depan pintu istana, tiba-tiba terjadi pembantaian besar-besaran yang dikenal dalam sejarah Rusia dengan sebutan "pembantaian minggu berdarah".

Tembakan senapan mesin membabi-buta menghujani mereka, sehingga ribuan korban jatuh berserakan menutupi halaman istana dengan darah mereka. Sedang sejumlah besar lainnya mengalami luka parah.



Siapakah sebenarnya orang yang berada di balik pembantaian itu? Czar Nicholey II saat itu sedang berada di luar kota San Petersburg. Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan, bahwa perintah penembakan itu datang dari seorang perwira pengawal istana Czar, dan ia adalah pelaksana dari rancangan besar yang dibuat oleh Konspirasi Internasional.

Pembantaian kejam tersebut menyulut api kebencian umum terhadap Czar dan pemerintahnya. Untuk menurunkan suhu politik yang makin memanas, Czar mengeluarkan sebuah instruksi untuk membentuk komite khusus guna menyelidiki peristiwa-peristiwa berdarah tersebut, beberapa hari ini setelah kejadian.

Czar juga mengadakan perubahan sistem, dari sistem kerajaan absolut menjadi sistem elektif dengan mengeluarkan instruksi untuk membentuk badan legislatif yang dikenal dengan sebutan Duma.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2777 seconds (0.1#10.140)