Umar bin Khattab Menjelang Ajal: Alhamdulillah, Saya Tidak Dibunuh oleh Muslim

Rabu, 13 Desember 2023 - 15:44 WIB
loading...
Umar bin Khattab Menjelang Ajal: Alhamdulillah, Saya Tidak Dibunuh oleh Muslim
Pembunuhan terhadap Umar itu berlatar belakang suatu persekongkolan yang perencanaannya sudah memakan waktu lama sebelum kejadian. Ilustrasi: Ist
A A A
Pada hari Rabu, 4 Zulhijah tahun ke-23 Hijriyah, Khalifah Umar bin Khattab mengalami luka serius akibat mendapat tusukan Abu Lu'lu'ah Fairuz, budak al-Mugirah. Tikaman itu mengenai bawah pusar Umar. Akibatnya memutuskan lapisan kulit bagian dalam dan usus lambungnya.

Kala itu, Umar tengah mengimami salat subuh . Selanjutnya, Abdurrahman bin Auf menggantikan Umar sebagai imam. "Selesai salat berjamaah kaum muslimin segera terpencar ke samping Masjid dan ke Butaiha," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" yang diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987)



Pembicaraan mereka terpusat hanya pada peristiwa yang mengerikan yang terjadi di depan mata mereka itu. Secepat kilat berita itu pun tersebar ke seluruh Madinah .

Haekal mengisahkan penduduk yang belum bangun segera terbangun dari tidur, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Mereka semua cepat-cepat keluar ingin mengetahui berita yang lebih jelas mengenai peristiwa yang luar biasa ini.

Sedangkan korban yang lain, yang mengalami cedera di bawa ke rumah masing-masing, ada yang menghembuskan atau hampir menghembuskan nafas terakhir, ada pula mengerang kesakitan karena luka-lukanya.

Kalangan terkemuka juga datang meminta penjelasan. Abdullah bin Abbas berkata: "Saya masih di tempat Umar dan dia masih juga dalam keadaan tidak sadarkan diri sampai terbit pagi. Pagi itu ketika sadar ia melihat ke dalam wajah kami, lalu bertanya: 'Orang-orang sudah salat?'

'Sudah,' kata saya. Lalu katanya lagi: 'Bukan Islam orang yang meninggalkan salat."'

Setelah itu Ibn Abbas keluar memenuhi keinginan Umar. Ia berseru kepada orang banyak: Saudara-saudara, Amirulmukminin bertanya: "Adakah peristiwa ini dari hasil musyawarah pemuka-pemuka kalian?"



Orang merasa ketakutan mendengar kata-kata ditujukan kepada mereka itu. Dengan suara serentak mereka semua berkata: "Semoga Allah melindungi kita, kami tidak tahu. Mana mungkin itu akan terjadi. Kalau mereka tahu niscaya mereka bersedia menebus Umar dengan anak-anak mereka dan nyawa mereka sendiri!"

Ibn Abbas bertanya lagi: "Lalu siapa yang menikam Amirulmukminin?"

Jawab mereka: Ia ditikam oleh musuh Allah, Abu Lu'lu'ah budak Mugirah bin Syu'bah.

Umar sedang membujur di tempat tidur menunggu Ibn Abbas kembali membawa jawaban atas pertanyaannya itu, sambil menunggu kedatangan seorang tabib yang diminta oleh keluarganya.

Setelah Ibn Abbas kembali dan menyampaikan apa yang dikatakan orang banyak itu, dan disebutnya juga bahwa yang menikamnya Abu Lu'lu'ah dan yang juga menikam beberapa orang kemudian menikam dirinya, Umar berkata: "Alhamdulillah bahwa saya tidak dibunuh oleh Muslim. Tidak mungkin orang Arab akan membunuh saya!"



Setelah datang seorang tabib dari Arab pedalaman ia menuangkan minuman anggur kepada Umar. Minuman anggur itu sama dengan darah waktu keluar dari bekas luka yang di bawah pusar.

Abdullah bin Umar memanggil seorang tabib dari Ansar dan yang lain dari Banu Mu'awiah. Ia menuangkan susu kepada Umar, dan yang keluar dari bekas lukanya itu susu juga, putih, warnanya tak berubah.

Lalu katanya: "Amirulmukminin, berwasiatlah!" Maksudnya sudah dapat dipastikan Umar akan meninggal.

Kata Umar: "Anda meyakinkan saya, orang Banu Mu'awiah. Kalau bukan itu yang Anda katakan, niscaya saya katakan Anda berdusta."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)