Profil dan Biografi Uwais Al Qarni, Tabi’in Terbaik yang Pernah Ada
loading...
A
A
A
Uwais Al Qarni merupakan salah satu tokoh Islam yang hidup pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam Akan tetapi beliau tidak bertemu dengan Nabi, sehingga disebut dengan Tabi’in .
Meski begitu, ia disebut-sebut sebagai Tabi’in terbaik yang pernah ada. Hal itu disematkan kepadanya usai Uwais semasa hidupnya terus berbakti kepada orang tuanya, terutama sang ibu.
Uwais Al Qarni memeluk Islam setelah mendengar dakwah dari para sahabat Nabi yang dikirim ke Yaman. Ia sangat ingin menemui Nabi Muhammad SAW, tetapi ia tidak bisa meninggalkan ibunya yang membutuhkan perawatan.
Oleh karena itu, Uwais hanya bisa berkomunikasi dengan Nabi Muhammad SAW melalui surat-surat yang ditulis oleh para sahabat. Meski begitu, dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh tabi'in lainnya.
Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan pujian dan kabar gembira kepadanya dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Khattab. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sebaik-baik tabi'in adalah seorang laki-laki yang disebut dengan Uwais. Ia memiliki seorang ibu yang ia berbakti kepadanya. Ia (pernah) memiliki penyakit putih (pada kulit). Mintalah agar dia memohonkan ampunan (Allah) untuk kalian." (H.R Muslim dari Umar)
Uwais Al Qarni juga mendapat pengakuan dari para sahabat Nabi yang mengagumi kesalehannya. Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib pernah mencarinya di Yaman dan meminta doanya. Uwais Al Qarni juga menjadi guru bagi beberapa tabi'in terkemuka, seperti Abdurrahman bin Abi Laila dan Yasir bin Amr.
Uwais Al Qarni memiliki sifat yang rendah hati, zuhud, dan tawadhu. Ia tidak mencari ketenaran dan kekayaan dunia, tetapi hanya mengharapkan ridha Allah SWT. Ia juga tidak mau memamerkan kelebihannya, bahkan ia pernah memecahkan giginya sendiri agar tidak terlihat putih bersih.
Uwais Al Qarni meninggal dunia pada tahun 37 H, saat terjadi perang Shiffin antara pasukan Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia ikut berperang di pihak Ali bin Abi Thalib, karena ia menganggapnya sebagai khalifah yang sah.
Uwais Al Qarni meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam, yaitu teladan dalam berbakti kepada orang tua, mencintai Nabi Muhammad SAW, dan berpegang teguh kepada ajaran Islam.
Selain itu, Tabiin Uwais Al Qarni juga menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang sederhana dan ikhlas.
Baca Juga: Kisah Uwais Al-Qorni, Pemuda Miskin yang Terkenal di Langit
Lihat Juga: Bintangi Film Buya Hamka, Vino Bastian dan Laudya Cynthia Bella Belajar Bahasa Minang 2 Bulan
Meski begitu, ia disebut-sebut sebagai Tabi’in terbaik yang pernah ada. Hal itu disematkan kepadanya usai Uwais semasa hidupnya terus berbakti kepada orang tuanya, terutama sang ibu.
Profil dan Biografi Uwais Al Qarni
Uwais Al Qarni berasal dari Qarn, sebuah kota di wilayah Asir, Arab Saudi, dekat perbatasan dengan Yaman. Ia dikenal sebagai seorang yang sangat berbakti kepada ibunya yang lumpuh, dan sangat mencintai Nabi Muhammad SAW.Uwais Al Qarni memeluk Islam setelah mendengar dakwah dari para sahabat Nabi yang dikirim ke Yaman. Ia sangat ingin menemui Nabi Muhammad SAW, tetapi ia tidak bisa meninggalkan ibunya yang membutuhkan perawatan.
Oleh karena itu, Uwais hanya bisa berkomunikasi dengan Nabi Muhammad SAW melalui surat-surat yang ditulis oleh para sahabat. Meski begitu, dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh tabi'in lainnya.
Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan pujian dan kabar gembira kepadanya dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Khattab. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sebaik-baik tabi'in adalah seorang laki-laki yang disebut dengan Uwais. Ia memiliki seorang ibu yang ia berbakti kepadanya. Ia (pernah) memiliki penyakit putih (pada kulit). Mintalah agar dia memohonkan ampunan (Allah) untuk kalian." (H.R Muslim dari Umar)
Uwais Al Qarni juga mendapat pengakuan dari para sahabat Nabi yang mengagumi kesalehannya. Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib pernah mencarinya di Yaman dan meminta doanya. Uwais Al Qarni juga menjadi guru bagi beberapa tabi'in terkemuka, seperti Abdurrahman bin Abi Laila dan Yasir bin Amr.
Uwais Al Qarni memiliki sifat yang rendah hati, zuhud, dan tawadhu. Ia tidak mencari ketenaran dan kekayaan dunia, tetapi hanya mengharapkan ridha Allah SWT. Ia juga tidak mau memamerkan kelebihannya, bahkan ia pernah memecahkan giginya sendiri agar tidak terlihat putih bersih.
Uwais Al Qarni meninggal dunia pada tahun 37 H, saat terjadi perang Shiffin antara pasukan Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia ikut berperang di pihak Ali bin Abi Thalib, karena ia menganggapnya sebagai khalifah yang sah.
Uwais Al Qarni meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat Islam, yaitu teladan dalam berbakti kepada orang tua, mencintai Nabi Muhammad SAW, dan berpegang teguh kepada ajaran Islam.
Selain itu, Tabiin Uwais Al Qarni juga menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang sederhana dan ikhlas.
Baca Juga: Kisah Uwais Al-Qorni, Pemuda Miskin yang Terkenal di Langit
Lihat Juga: Bintangi Film Buya Hamka, Vino Bastian dan Laudya Cynthia Bella Belajar Bahasa Minang 2 Bulan
(wid)