Mengapa Yaman Dimuliakan Allah?

Jum'at, 29 Desember 2023 - 14:19 WIB
loading...
Mengapa Yaman Dimuliakan Allah?
Mengapa Yaman dimuliakan Allah? Berikut ini jawabannya.Ilustrasi: Ist
A A A
Mengapa Yaman dimuliakan Allah? Berikut ini jawabannya. Banyak hadis Nabi yang menerangkan kemuliaan negeri Yaman. Di antaranya sebagai berikut:

1. Nabi Muhammad mendoakan keberkahan penduduk Yaman

Dari Ibnu Umar , Nabi Muhammad SAW berdoa:

اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا قالوا وفي نجدنا قال اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا

“Ya Allah… berkahilah kami pada negeri Syam kami. Ya Allah… berkahilah kami pada negeri Yaman kami.” (HR Bukhari dan Ahmad)



2. Penduduk Yaman paling dulu merasakan segarnya Air Telaga Nabi

Dari sahabat Tsauban berkata, Rasulullah SAW bersabda,

إني لبعقر حوضي أذود الناس لأهل اليمن أضرب بعصاي حتى يرفض عليهم

“Sesungguhnya kelak aku akan berada di samping telagaku. Kemudian aku akan menghalangi orang-orang yang akan meminum dari telagaku, agar penduduk Yaman dapat meminumnya terlebih dahulu. Aku memukul dengan tongkatku, sehingga air telaga tersebut mengalir untuk mereka.” (HR Muslim)

3. Mereka sebaik-baik penduduk bumi

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَرِيقٍ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ ، فَقَالَ : ” يُوشِكُ أَنْ يَطْلُعَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ ، كَأَنَّهَا قِطَعُ السَّحَابِ ، أَوْ قِطْعَةُ سَحَابٍ ، هُمْ خِيَارُ مَنْ فِي الأَرْضِ…


Suatu ketika, cerita Jubair bin Muth’im, kami bersama Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan antara Makkah dan Madinah. Saat itu Nabi bersabda:

يُوشِكُ أَنْ يَطْلُعَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ ، كَأَنَّهَا قِطَعُ السَّحَابِ ، أَوْ قِطْعَةُ سَحَابٍ ، هُمْ خِيَارُ مَنْ فِي الأَرْض

“Hampir-hampir bangsa Yaman melebihi kalian. Mereka bak segumpal awan. Mereka adalah sebaik-baik penduduk bumi.” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Al-Baihaqi)



4. Mereka tentara Allah pada masa terjadi fitnah

Nabi bersabda:

سيصير الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة جند بالشام و جند باليمن و جند بالعراق عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه يجتبي إليها خيرته من عباده فإن أبيتم فعليكم يمنكم و اسقوا من غدركم فإن الله قد توكل لي بالشام و أهله

“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Hendaklah kalian memilih Syam. Karena ia adalah negeri pilihan Allah. Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya. Jika tak bisa, hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya). Karena Allah menjamin untukku negeri Syam serta penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban)

5. Mereka orang pertama meneladankan jabat tangan

Nabi SAW bersabda:

قد جاء كم أهل اليمن وهم أول من جاء بالمصافحة

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian penduduk Yaman. Merekalah pelopor pertama dalam hal berjabat tangan.”



6. Memiliki semangat tinggi dalam mempelajari Sunnah

Sahabat Anas bin Malik menceritakan, “Suatu hari, beberapa orang dari negeri Yaman datang menemui Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, kirimkanlah untuk kami seseorang yang akan mengajari kami sunnah dan Islam.” Lalu Rasulullah SAW menarik tangan Abu Ubaidah, “Ini orangnya, dialah penjaga umat ini.”

7. Iman ada pada Yaman, hikmah ada pada Yaman

Rasulullah SAW bersabda,

أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ قلوبا, الإيمان يمان و الفقه يمان و الحكمة يمانية.

“Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian. Mereka adalah orang yang paling lembut hatinya. Iman itu ada pada Yaman, Fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (HR. Imam Ahmad)



Imam Nawawi dalam Kitab Al Minhaj, menjelaskan maksud fikih ada pada Yaman, adalah ungkapan tentang kepahaman dalam permasalahan agama. Sebagian fuqoha dan ulama ushul memaknai istilah fikih dengan suatu pengetahuan terhadap hukum-hukum syariat, yang berkaitan dengan amalan badan, melalui dalil-dalil yang berkaitan dengan amalan tersebut.

Adapun makna hikmah, ada beberapa penafsiran di kalangan para ulama. Penafsiran-penafsiran tersebut, berkisar pada sifat hikmah (bijaksana).

Setelah disaring kembali; lanjut Imam Nawawi, makna hikmah adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat. Yang mencakup pengetahuan tentang Allah ‘azza wa jalla, dengan kemampuan memandang permasalahan melalui bashiroh (ilmu), jiwa yang beretika, merealisasikan kebenaran serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menahan diri dari mengikuti hawa nafsu dan segala hal kebatilan. Jadi, orang yang hakim (bijak), adalah orang yang memiliki sifat-sifat tersebut.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2304 seconds (0.1#10.140)