Israel Akan Terus Menggempur Gaza Selama Ramadan

Minggu, 10 Maret 2024 - 21:24 WIB
loading...
Israel Akan Terus Menggempur Gaza Selama Ramadan
Kebiadaban Israel. Warga Palestina berduka atas kematian seorang anggota keluarga di halaman Rumah Sakit Martir Al Aqsa di Deir Al Balah di Jalur Gaza tengah. Foto/Ilustrasi: Gulf News
A A A
Pertempuran mematikan berkobar di Gaza pada hari Ahad, menjelang bulan suci Ramadan . Krisis kemanusiaan yang mengerikan mencengkeram wilayah Palestina yang terkepung.

Sementara itu, Gulf News melaporkan sebuah kapal amal Spanyol yang membawa bantuan makanan diperkirakan akan segera berlayar dari negara kepulauan Mediterania, Siprus, untuk membantu meringankan penderitaan di pesisir Jalur Gaza, yang kini memasuki bulan keenam perang.

Kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM, Open Arms, mengatakan kapalnya akan membawa 200 ton makanan, yang kemudian akan dibongkar oleh mitranya, badan amal AS, World Central Kitchen, di pantai Gaza di mana mereka telah membangun dermaga dasar.

Ketika bencana kelaparan melanda wilayah Gaza yang terkepung, pesawat-pesawat AS, UEA , Mesir, Yordania dan negara-negara lain juga telah mengirimkan bantuan pangan ke wilayah tersebut, namun badan-badan PBB memperingatkan bahwa bantuan tersebut masih jauh dari kebutuhan 2,4 juta penduduknya.



Perang tersebut, telah menewaskan lebih dari 31.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. Di sisi lain, wilayah yang dibom kini menjadi lahan kosong.

Pembicaraan selama berminggu-minggu yang melibatkan mediator AS, Qatar dan Mesir tidak ada hasil. Pembicaraan ini tadinya diharapkan dapat mencapai gencatan senjata selama enam minggu dan pembebasan sekitar 100 sandera yang masih ditahan Hamas sebagai imbalan atas tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Target yang disepakati secara luas adalah menghentikan pertempuran pada awal Ramadan, yang diperkirakan akan dimulai pada hari hari ini, Senin 11 Maret 2024, tergantung pada penampakan pertama bulan sabit.

Kedua belah pihak saling menyalahkan karena gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata. ,Israel menuntut daftar lengkap sandera yang masih hidup, dan Hamas meminta Israel menarik semua pasukannya dari Gaza.

Pemerintah Israel menuduh Hamas “memperkuat posisinya seperti seseorang yang tidak tertarik pada kesepakatan dan berusaha untuk mengobarkan wilayah tersebut selama Ramadan”.



Anak-Anak yang Sakit

Presiden AS Joe Biden menegaskan pada hari Sabtu bahwa Israel memiliki “hak untuk terus mengejar Hamas”, tetapi juga menekankan ketidaksabarannya yang semakin besar terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Ketika jumlah korban sipil meningkat, Biden mengatakan kepada stasiun televisi MSNBC bahwa Netanyahu “harus lebih memperhatikan hilangnya nyawa tak berdosa sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambil”.

Pada tahap ini, kata Biden, pendekatan Netanyahu terhadap perang “lebih merugikan daripada membantu Israel”.

Komentar tersebut muncul setelah pengunjuk rasa Israel kembali turun ke jalan di Tel Aviv dalam aksi unjuk rasa anti-pemerintah yang semakin meningkat, diikuti oleh beberapa keluarga dan teman-teman dari para tawanan yang masih putus asa.

Biden juga mengisyaratkan kesediaannya untuk berbicara langsung kepada rakyat Israel melalui pidatonya di hadapan badan legislatif Knesset, namun tanpa mengungkapkan rencana atau rincian lebih lanjut.

Hamas menyandera 250 orang, puluhan di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November. Israel yakin 99 sandera masih hidup dan 31 orang tewas.

Pengeboman dan serangan darat Israel telah menewaskan 31.045 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Selain itu, sedikitnya 23 anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.



Di dalam Gaza, warga Palestina yang terlantar mengantri di sebuah truk yang membawa air minum yang langka, yang mereka isi ke dalam jerigen dan wadah plastik.

“Sekarang, pada hari-hari biasa, kami hampir tidak bisa mendapatkan air, lalu bagaimana dengan Ramadan mendatang?” kata perempuan Palestina, Nesreen Abu Yussef.

“Di kamp kami mempunyai anak-anak sakit yang membutuhkan gula dan protein, anak-anak kami menjadi pusing,” katanya. “Sumpah, selama lima bulan terakhir kita belum melihat satu pun telur atau daging.”

Pertarungan Jarak Dekat

Pertempuran dan pemboman kembali mengguncang Gaza, di mana 81 jenazah tiba semalam di rumah sakit yang hampir tidak berfungsi, menurut kementerian kesehatan.

Militer Israel mengatakan pasukannya telah membunuh 13 militan dalam serangan udara dan tembakan tank serta penembak jitu di Gaza tengah selama sehari terakhir.



Pasukan juga terlibat dalam “pertempuran jarak dekat” di kota selatan Khan Yunis, di mana serangan tersebut telah menewaskan 17 pasukan Hamas.

Tentara Israel melaporkan bahwa 248 pasukannya tewas di Gaza, di mana mereka mengklaim telah membunuh lebih dari 10.000 militan.

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Israel sedang mempersiapkan “semua kemungkinan skenario operasional” selama Ramadan.

Tentara sebelumnya menjatuhkan selebaran berisi gambar para pemimpin Hamas sedang menikmati makanan mewah dan warga Palestina dengan piring yang hampir kosong.

Seorang warga Gaza, Attallah al-Satel, mengatakan kepada AFP: “Apa tujuan dari selebaran ini? Kami menginginkan solusi, menghentikan perang. Kami hanyalah warga negara yang kelelahan.”

Ketua Hamas yang berbasis di Qatar Ismail Haniyeh menyerukan distribusi bantuan yang cepat dan pembukaan penuh penyeberangan perbatasan “untuk mengakhiri pengepungan terhadap rakyat kami”.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2636 seconds (0.1#10.140)