Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok Sukses Kembangkan Pertanian Hidroponik
loading...
A
A
A
DEPOK - Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok berhasil mengembangkan pertanian hidroponik . Hal itu dibuktikan dengan produk pertaniannya yang berhasil menembus pasar supermarket.
Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Dr. KH M Cholil Nafis menjelaskan Pesantren Cendekia Amanah selain menyiapkan calon-calon pemimpin masa depan juga ingin mencetak kader entrepreneur.
”Dan ingin menjadikan pesantren sebagai inkubator pengembangan ekonomi dan ketahanan pangan berbasis pesantren. Kini usaha-usaha selain hidroponik juga ada pertanian ikan dan dan ayam petelur. Semua itu utamanya untuk kebutuhan pesantren dan lebih diperdagangkan,” katanya, Selasa (19/3/2024).
Pertanian hidroponik adalah pertanian modern yang dikembangkan oleh Pesantren Cendekia Amanah bersama mitra beberapa pesantren di Jakarta, Depok, Bekasi dan Bogor (Jabodetabek).
”Hasil sayur yang melimpah digunakan utamanya untuk memenuhi kebutuhan santri. Namun nyatanya masih lebih banyak sehingga hasilnya dijual kepada wali murid, jemaah pengajian pesantren dan sampai supermarket,” katanya.
Senada, Al-Syaibani mengatakan, usaha-usaha perekonomian terbagi atas empat macam, yaitu sewa-menyewa, perdagangan, pertanian, dan perindustrian. Di antara keempat usaha perekonomian tersebut, Al-Syaibani lebih mengutamakan usaha pertanian dari usaha lain.
Menurutnya, pertanian memproduksi berbagai kebutuhan dasar manusia yang sangat menunjang dalam melaksanakan berbagai kewajibannya. Dalam perekonomian, pertanian merupakan suatu usaha yang mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup. ”Allah telah menyediakan sawah dan ladang untuk bercocok tanam. Dan makanan yang kita makan merupakan hasil dari pertanian,” ujarnya.
Kini petani Pesantren Cendekia Amanah selain sebagai petani juga sebagai agrigator yang membina lebih dari 10 pesantren dan telah mengikat menjadi ekosistem ekonomi pesantren. Semua pesantren itu mengikat dalam Asosiasi Gerakan Pengasuh Pesantren Indonesia (GAPI).
Keberhasilan Pondok Pesantren Cendekia Amanah mengembangkan pertanian hidroponik menarik perhatian Bank Indonesia (BI) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk turut serta mengembangkan pertanian modern tersebut.
Untuk mendukung pertanian hidroponik, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjoyo meresmikan Gedung Distribution Center (DC) Pesantren Cendekia Amanah dan Green House delapan pesantren mitra di Depok, pada Minggu, 17 Maret 2024
Kedelapan pesantren mitra yaitu Pesantren Alkaukab Cibinong Bogor, Pesantren Algiebra Bogor, Pesantren Assa’adah Bogor, Pesantren An-Nahdlah Depok, Pesantren Ar-Rahmah Cibubur, Pesantren Darul Rahman Bogor, Pesantren Nurul Huda Bekasi, dan Pesantren Pendawa Parung, Bogor.
Dalam sambutannya, Gubernur BI memaparkan tentang pentingnya ketahanan pangan berbasis pesantren. Sebab di antara fungsi pesantren selain pendidikan dan dakwah juga pemberdayaan. Maka tepat menjadikan pesantren sebagai sentra ketahanan pangan dan bisnis pertanian.
“Biasanya pesantren berbasis wakaf dan masih banyak tanah yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian,” ujarnya.
Hadir dalam acara peresmian Gedung Distribution Center itu Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia Muliaman D Haddad, Plt. Direktor Pesantren Kemenag Prof. Warono Abd Ghafur, Wakil Wali kota Depok Imam Budi Hartono, dan para pengasuh pesantren.
Lihat Juga: Hari Kesehatan Nasional, Ribuan Santri Pesantren Attaqwa Putra Gelar Senam dan Penyuluhan Kesehatan
Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Dr. KH M Cholil Nafis menjelaskan Pesantren Cendekia Amanah selain menyiapkan calon-calon pemimpin masa depan juga ingin mencetak kader entrepreneur.
”Dan ingin menjadikan pesantren sebagai inkubator pengembangan ekonomi dan ketahanan pangan berbasis pesantren. Kini usaha-usaha selain hidroponik juga ada pertanian ikan dan dan ayam petelur. Semua itu utamanya untuk kebutuhan pesantren dan lebih diperdagangkan,” katanya, Selasa (19/3/2024).
Pertanian hidroponik adalah pertanian modern yang dikembangkan oleh Pesantren Cendekia Amanah bersama mitra beberapa pesantren di Jakarta, Depok, Bekasi dan Bogor (Jabodetabek).
”Hasil sayur yang melimpah digunakan utamanya untuk memenuhi kebutuhan santri. Namun nyatanya masih lebih banyak sehingga hasilnya dijual kepada wali murid, jemaah pengajian pesantren dan sampai supermarket,” katanya.
Senada, Al-Syaibani mengatakan, usaha-usaha perekonomian terbagi atas empat macam, yaitu sewa-menyewa, perdagangan, pertanian, dan perindustrian. Di antara keempat usaha perekonomian tersebut, Al-Syaibani lebih mengutamakan usaha pertanian dari usaha lain.
Menurutnya, pertanian memproduksi berbagai kebutuhan dasar manusia yang sangat menunjang dalam melaksanakan berbagai kewajibannya. Dalam perekonomian, pertanian merupakan suatu usaha yang mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup. ”Allah telah menyediakan sawah dan ladang untuk bercocok tanam. Dan makanan yang kita makan merupakan hasil dari pertanian,” ujarnya.
Kini petani Pesantren Cendekia Amanah selain sebagai petani juga sebagai agrigator yang membina lebih dari 10 pesantren dan telah mengikat menjadi ekosistem ekonomi pesantren. Semua pesantren itu mengikat dalam Asosiasi Gerakan Pengasuh Pesantren Indonesia (GAPI).
Keberhasilan Pondok Pesantren Cendekia Amanah mengembangkan pertanian hidroponik menarik perhatian Bank Indonesia (BI) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk turut serta mengembangkan pertanian modern tersebut.
Untuk mendukung pertanian hidroponik, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjoyo meresmikan Gedung Distribution Center (DC) Pesantren Cendekia Amanah dan Green House delapan pesantren mitra di Depok, pada Minggu, 17 Maret 2024
Kedelapan pesantren mitra yaitu Pesantren Alkaukab Cibinong Bogor, Pesantren Algiebra Bogor, Pesantren Assa’adah Bogor, Pesantren An-Nahdlah Depok, Pesantren Ar-Rahmah Cibubur, Pesantren Darul Rahman Bogor, Pesantren Nurul Huda Bekasi, dan Pesantren Pendawa Parung, Bogor.
Dalam sambutannya, Gubernur BI memaparkan tentang pentingnya ketahanan pangan berbasis pesantren. Sebab di antara fungsi pesantren selain pendidikan dan dakwah juga pemberdayaan. Maka tepat menjadikan pesantren sebagai sentra ketahanan pangan dan bisnis pertanian.
“Biasanya pesantren berbasis wakaf dan masih banyak tanah yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian,” ujarnya.
Hadir dalam acara peresmian Gedung Distribution Center itu Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia Muliaman D Haddad, Plt. Direktor Pesantren Kemenag Prof. Warono Abd Ghafur, Wakil Wali kota Depok Imam Budi Hartono, dan para pengasuh pesantren.
Lihat Juga: Hari Kesehatan Nasional, Ribuan Santri Pesantren Attaqwa Putra Gelar Senam dan Penyuluhan Kesehatan
(cip)