Pemberitaan-Pemberitaan Gaib Al-Qur'an, Begini Penjelasan Quraish Shihab
loading...
A
A
A
Muhammad Quraish Shihab mengatakan paling tidak ada tiga aspek dalam Al-Quran yang dapat menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW , sekaligus menjadi bukti bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang disampaikannya adalah benar bersumber dari Allah SWT.
Ketiga aspek yang dimaksud adalah: Pertama, aspek keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya. Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan gaibnya. Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya.
Ini kali kita membahas aspek kedua, yaitu pemberitaan-pemberitaan gaibnya.
Dalam bukunya berjudul "Membumikan al-Quran", Quraish Shihab menjelaskan Fir'aun , yang mengejar-ngejar Nabi Musa, diceritakan dalam surah Yunus .
Pada ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi berikut."
Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar 1200 tahun SM. Nanti, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa as .
Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Fir'aun tersebut.
Apa yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu). Mungkinkah ini?
Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat melihat Fir'aun tersebut.
"Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang terbatas ini," ujar Quraish Shihab.
Ketiga aspek yang dimaksud adalah: Pertama, aspek keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya. Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan gaibnya. Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya.
Ini kali kita membahas aspek kedua, yaitu pemberitaan-pemberitaan gaibnya.
Dalam bukunya berjudul "Membumikan al-Quran", Quraish Shihab menjelaskan Fir'aun , yang mengejar-ngejar Nabi Musa, diceritakan dalam surah Yunus .
Pada ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi berikut."
Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar 1200 tahun SM. Nanti, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa as .
Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Fir'aun tersebut.
Apa yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu). Mungkinkah ini?
Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat melihat Fir'aun tersebut.
"Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang terbatas ini," ujar Quraish Shihab.
(mhy)