Mudik? Bacalah Doa Safar, Begini Penjelasannya

Kamis, 04 April 2024 - 15:25 WIB
loading...
A A A
Sebaliknya, justru bersikap menentang dan congkak kepada Allah Azza wa Jalla serta besar kepala di hadapan sesama saat memiliki semua ini”.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (di hari Kiamat).

Di saat menempuh perjalanan, dengan doa ini, orang juga diingatkan kepada perjalanan ke akhirat. Sebagaimana telah mengawali penciptaan makhluk, Allah Azza wa Jalla akan mengembalikan mereka dalam rangka memeri balasan. Allah Azza wa Jalla befirman:

لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى

supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). [an-Najm/53:31]



Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam perjalanan ini, kami mohon perbuatan yang engkau ridhai.

Dalam doa ini, orang memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar perjalanan yang sedang dijalani merupakan perjalanan yang baik, memuat amal-amal kebaikan yang berkaitan dengan hak Allah Azza wa Jalla serta hak-hak sesama.

Pertama, dia memohon kebaikan, kemudian memohon ketakwaan yang membentengi kemurkaan-Nya dengan cara meninggalkan segala yang dibenci Allah Azza wa Jalla , baik berupa perkataan, perbuatan, lahir dan batin. Sebagaimana ia juga memohon segala hal yang mendatangkan keridhaan-Nya.

Ini artinya mencakup seluruh amal ketaatan dan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.

Apabila sebuah safar dipenuhi dengan nilai-nilai luhur di atas, maka safar tersebut menjadi safar yang menguntungkan dan diberkahi.



Dahulu, seluruh perjalanan jauh yang ditempuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam penuh dengan nilai-nilai itu.

Selanjutnya, permohonan kemudahan dari kesulitan-kesulitan dan beratnya perjalanan, dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ

Ya Allah, permudahlah perjalanan kami dan perpendeklah jaraknya bagi kami.

Ini karena safar merupakan satu bentuk siksaan (penderitaan) tersendiri, di mana seseorang merasakan kepayahan, panas, tidak nyaman, dan jauh dari orang-orang yang dicintai. Sehingga musafir membutuhkan agar beban perjalanan menjadi ringan dan jarak tempuh terasa dekat. Yakni, dengan meringankan beban pikiran dan masalah, serta datangnya barakah dalam perjalanan.

Perjalanan yang (sangat) jauh pun tak terasa menjemukan dan muncul hal-hal yang membuat perjalanan menjadi menyenangkan, semisal hati tetap tenang, keberadaan teman perjalanan yang baik, perjalanan aman dan lancar, tanpa aral melintang. Itu terjadi karena kemudahan dan anugerah dari-Nya.

Berapa banyak orang mengalami perjalanan yang tidak lancar, lalu-lintas macet, mobil mogok, harus melewati dan menghadapi gangguan keamanan maupun mengalami kecelakaan (nas`alullâhas salâmah wal ‘âfiyah). Sehingga jarak tempuh yang dekat pun dirasa amat jauh dan memakan waktu tempuh yang lama.



Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ

Ya Allah, Engkaulah pendampingku dalam perjalanan.

Yang dimaksud pendampingan di sini ialah kebersamaan yang mendatangkan perlindungan, pertolongan dan bantuan kemudahan. Barang siapa bersama Allah Azza wa Jalla, maka apakah ada yang ia takuti?

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ

dan yang mengurusi keluarga(ku).

Artinya, aku bergantung diri kepada-Mu semata dalam menjaga keluargaku.



Untuk lebih menekankan permohonan kemudahan dan ringannya beban dalam perjalanan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepayahan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan dan keadaan kepulangan yang buruk dalam harta dan keluarga.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari kesulitan perjalanan, kesedihan dan beban pikiran yang selalu menggelayuti musafir, serta menyampaikan permohonan perlindungan juga terhadap seluruh yang ditinggalkan saat safar, baik kekayaan, keluarga atau anak-anak.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)