Meninggalkan Rafats dan Perbuatan Maksiat dalam Haji Akan Kembali Tanpa Dosa

Jum'at, 24 Mei 2024 - 13:31 WIB
loading...
Meninggalkan Rafats...
Meninggalkan rafats dan maksiat dalam haji akan seperti bayi yang baru lahir. Ilustrasi: an
A A A
Apakah haji dapat menghapuskan semua dosa yang telah dilakukan seseorang sebelum haji? Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadis :

مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Barangsiapa haji dan dia tidak rafats, dan tidak berbuat fasik, maka dia kembali seperti hari ketika dia dilahirkan ibunya” [HR Ahmad, Bukhari, Nasa’i dan Ibnu Majah]

Dalam buku "Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah oleh Ulama-Ulama Besar Saudi Arabia" yang disusun Muhammad bin Abdul Aziz Al-Musnad, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menjelaskan bahwa hadis tersebut termasuk hadis shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam hadis ini terdapat kabar gembira, bahwa orang mukmin yang melaksanakan haji dengan cara tersebut, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Sebab ketika dia meninggalkan rafats dan perbuatan fasik, maka dia telah bertobat kepada Allah dengan taubatan nashuha. Sedangkan orang yang bertobat dijanjikan Allah dengan ampunan.



Adapun arti rafats adalah melakukan hubungan badan ketika sedang ihram dan hal-hal yang mengarah kepadanya, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

Sedangkan fasik adalah semua perbuatan maksiat. Maka siapa yang meninggalkan rafats dan perbuatan fasik dalam hajinya, maka diampuni semua dosanya, dan di antara perbuatan fasik adalah terus menerus dalam maksiat.

Siapa yang terus-menerus dalam kemaksiatan berarti dia tidak meninggalkan perbuatan fasik, dan dia tidak mendapatkan apa sebagaimana yang dijanjikan dalam hadis. Sebab hadis tersebut adalah seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Haji yang mabrur itu balasannya adalah surga” [HR Bukhari dan Muslim]

Sedangkan tanda haji yang mabrur adalah melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua kemaksiatan dengan tanpa sedikitpun terus-menerus dalam suatu perbuatan maksiat. Maka kewajiban setiap Muslim, baik yang sedang haji atau yang tidak adalah menghindari semua perbuatan maksiat dan bersegera bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan semua perbuatan maksiat tersebut, disertai kemauan keras untuk tidak mengulangi lagi karena mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berkeinginan mendapatkan apa yang ada di sisi-Nya.



Di antara bentuk tobat yang sempurna, yaitu jika kesalahannya berkaitan dengan hak manusia, maka harus mengembalikan kepada orang yang berhak atau minta dihalalkan olehnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan bertobatlah kepada Allah kamu semua wahai orang-orang yang beriman agar kamu mendapatkan keberuntungan” [ QS An-Nur/24 : 31]

Dan Allah berfirman.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kamu kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya, mudah-mudahan Rabbmu menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai” [ QS At-Tahrim/66 : 8]



Maka barangsiapa tobat dengan sebenar-benarnya, niscaya dia menjadi orang beruntung karena Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahan dan memasukkannya ke dalam surga.

Kami memohon kepada Allah semoga Allah memberikan taufik kepada Muslimin yang sedang haji maupun yang tidak haji dalam bertobat kepada Allah dengan taubatan nashuha dan istikamah dalam kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha dekat.
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2432 seconds (0.1#10.140)