Menjadi Hamba Allah yang Sedikit

Kamis, 20 Agustus 2020 - 18:23 WIB
loading...
Menjadi Hamba Allah...
Ustaz Muchlis Al-Mughni, Dai Lulusan Al-Azhar Mesir yang juga Imam Masjid Cut Meutia Menteng Jakarta. Foto/dok SINDOnews
A A A
Suatu hari Sayidina Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu melawati seseorang yang sedang berdoa di sebuah pasar: "Ya Allah jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang sedikit. Ya Allah jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang sedikit."

Mendengar doa yang agak aneh itu Sayyidina Umar pun bertanya kepadanya: "Dari mana kamu peroleh doa semacam ini?". ( )

Orang itu pun menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab suci-Nya:

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ

"... Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang selalu bersyukur" (QS. Saba' [34]: Ayat 13)

Mendengar hal itu Sayyidina Umar menangis sambil bergumam diri: "Semua orang lebih paham daripadamu wahai Umar." ( )

Kata Ustaz Muchlis Al-Muhni (Dai lulusan Al-Azhar Mesir), bersyukurlah atas ragam suka cita dan suka duka yang Allah pergilirkan hingga kita masih diperkenankan berada di Tahun Baru Hijriyah ini. Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim: Ayat 7)

Hakikat bersyukur dicontohkan oleh baginda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam (SAW) agar kita jadikan iktibar. Rasulullah SAW biasanya jika beliau salat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya, riwayat lain mengatakan kakibeliau sampai bengkak. Lalu Sayyidah 'Aisyah RA bertanya: "Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah SAW besabda: "Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ibnul Qayyim mengatakan Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Semoga di tahun baru Hijriyah ini kita lebih banyak lagi bersyukur kepada Allah atas segala karuni dan nikmat-Nya. Sebagai balasan atas nikmat itu, seorang hamba sejatinya harus mengabdi kepada Allah, mentaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2348 seconds (0.1#10.140)