Cahaya Keimanan Menyatukan Kembali Cinta yang Lama Terpisah
loading...
A
A
A
Abul ‘Ash bergegas meninggalkan Makkah, hingga bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan Islam.
Enam tahun bukanlah rentang waktu yang sebentar. Akhir penantian yang sekian lama pun menjelang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengembalikan putri tercintanya, Zainab radhiyallahu ‘anhu kepada suaminya, Abul ‘Ash bin Ar- Rabi’ radhiyallahu ‘anhu, dengan nikahnya yang dulu dan tanpa menunaikan kembali maharnya. Dua insan kini bersama meniti jalan mereka …
Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan takdir-Nya. Tak lama setelah pertemuan itu atau satu tahun kemudian, Zainab binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke hadapan Rabb-nya, pada tahun kedelapan setelah hijrah, meninggalkan kekasihnya untuk selama-lamanya. Sayyidah Zainab wafat karena sakit yang masih membekas pada saat keguguran ketika berhijrah . Sang suami Abu Al "Ash menangisinya hingga menyebabkan orang-orang di sekitarnya turut menangis.
Kemudian datanglah ayahanda Zainab yang mulai Rasulullah dalam keadaan sedih dan mengucapkan selamat tinggal kemudian bersabda kepada para wanita :
"Basuhlah dengan bilangan yang ganjil, tiga atau lima kali dan yang terakhir dengan kapur barus atau sejenisnya. Apabila kalian selesai memandikannya beritahukanlah kepadaku. "Taktala mereka selesai memandikannya beliau memberikan , kain penutup dan bersabda,"Pakaikanlah ini kepadanya."
Di antara para shahabiyyah yang memandikan jenazah Zainab, ada Ummu ‘Athiyyah Al-Anshariyah radhiallahu ‘anha. Darinya terpapar kisah dimandikannya jenazah Zainab radhiyallahu ‘anha, sesuai perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan guyuran air bercampur daun bidara. Seusai itu, rambut Zainab radhiyallahu ‘anha dijalin menjadi tiga jalinan. Jenazahnya dibungkus dengan kain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Putri pemimpin para nabi itu telah pergi. (Baca juga : Berkeluh Kesah, Dosa yang Sering Disepelekan Perempuan )
**
Inilah kisah Zainab Al-Kubra. Ridha suami telah dibawa serta oleh Zainab untuk menemaninya di alam kubur. Itu bayangan kecintaan Zainab, putri pemimpin para Nabi, kepada suaminya. Hampir sempurnalah sifat kewanitaannya. Seorang istri yang setia, sabar, berjuang dan bermujahadah.
Wallahu A'lam
Enam tahun bukanlah rentang waktu yang sebentar. Akhir penantian yang sekian lama pun menjelang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengembalikan putri tercintanya, Zainab radhiyallahu ‘anhu kepada suaminya, Abul ‘Ash bin Ar- Rabi’ radhiyallahu ‘anhu, dengan nikahnya yang dulu dan tanpa menunaikan kembali maharnya. Dua insan kini bersama meniti jalan mereka …
Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan takdir-Nya. Tak lama setelah pertemuan itu atau satu tahun kemudian, Zainab binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke hadapan Rabb-nya, pada tahun kedelapan setelah hijrah, meninggalkan kekasihnya untuk selama-lamanya. Sayyidah Zainab wafat karena sakit yang masih membekas pada saat keguguran ketika berhijrah . Sang suami Abu Al "Ash menangisinya hingga menyebabkan orang-orang di sekitarnya turut menangis.
Kemudian datanglah ayahanda Zainab yang mulai Rasulullah dalam keadaan sedih dan mengucapkan selamat tinggal kemudian bersabda kepada para wanita :
"Basuhlah dengan bilangan yang ganjil, tiga atau lima kali dan yang terakhir dengan kapur barus atau sejenisnya. Apabila kalian selesai memandikannya beritahukanlah kepadaku. "Taktala mereka selesai memandikannya beliau memberikan , kain penutup dan bersabda,"Pakaikanlah ini kepadanya."
Di antara para shahabiyyah yang memandikan jenazah Zainab, ada Ummu ‘Athiyyah Al-Anshariyah radhiallahu ‘anha. Darinya terpapar kisah dimandikannya jenazah Zainab radhiyallahu ‘anha, sesuai perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan guyuran air bercampur daun bidara. Seusai itu, rambut Zainab radhiyallahu ‘anha dijalin menjadi tiga jalinan. Jenazahnya dibungkus dengan kain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Putri pemimpin para nabi itu telah pergi. (Baca juga : Berkeluh Kesah, Dosa yang Sering Disepelekan Perempuan )
**
Inilah kisah Zainab Al-Kubra. Ridha suami telah dibawa serta oleh Zainab untuk menemaninya di alam kubur. Itu bayangan kecintaan Zainab, putri pemimpin para Nabi, kepada suaminya. Hampir sempurnalah sifat kewanitaannya. Seorang istri yang setia, sabar, berjuang dan bermujahadah.
Wallahu A'lam
(wid)