Syaikh Abdurrahman As-Sudais Ingatkan Kewajiban Kita Terhadap Al-Aqsha

Jum'at, 21 Juni 2024 - 10:53 WIB
loading...
Syaikh Abdurrahman As-Sudais...
Bumi Al-Aqsha adalah bumi para nabi dan rasul, juga tempat isra’ Nabi Muhammad SAW. Foto/Ilustrasi: arab news
A A A
Syaikh Abdurrahman As-Sudais dalam salah satu khotbahnya pernah mengingatkan bahwa Al-Aqsha adalah permasalahan kaum Muslimin semuanya; getar perlawanan Muslimin di sana adalah getaran perlawanan Muslimin semuanya; korban mereka adalah korban Muslimin semua.

"Semoga Allah memberikan kesabaran kepada mereka, semoga barakah senantiasa menyertai. Dan yakinlah akan pertolongan Allah," ujar Syaikh Abdurrahman As-Sudais sebagaimana dilansir majalah As-Sunnah dan dikutip laman Almanhaj.

Imam dan Khatib Masjidilharam sekaligus Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ini menjelaskan kewajiban kita terhadap Al-Aqsha.

Allah telah memilih di antara makhluk-makhluk-Nya. Dari kalangan Malaikat, Allâh memilih Jibril ; dari manusia, Allâh memilih para nabi dan rasul; dan dari nabi dan rasul, Allâh memilih Nabi Muhammad SAW . Begitu pula Allah telah memilih dua tanah haram; Makkah dan Madinah ; juga Baitul Maqdis yang penuh berkah.

"Baitul Maqdis adalah kiblat pertama kaum Muslimin," ujar Syaikh As-Sudais.



Rasulullah SAW salat menghadap Baitul Maqdis di Makkah selama 13 tahun; dan 17 bulan setelah beliau hijrah ke Madinah. Jelas sekali, ada keterkaitan kuat antara Masjidilharam dengan Masjidilaqsha. Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha adalah masjid yang pertama kali diasaskan di muka bumi, untuk beribadah dan mentauhidkan-Nya.

Dalam hadis Abu Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata:

يَا رَسُولَ اللهِ: أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى» قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: «أَرْبَعُونَ سَنَةً

“’Ya Rasûlallâh! Masjid apakah yang dibangun pertama kali?’ Beliau menjawab: ‘Masjidil Haram’. Aku bertanya lagi : ‘Lalu apa?’ Beliau menjawab: ‘Masjidil Aqsha’. Aku bertanya lagi: ‘Berapa rentang waktu antara keduanya?’ Beliau menjawab: ‘Empat puluh tahun.’” [Muttafaqalaih]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Al-Kitab dan As-Sunnah dan riwayat dari para nabi menunjukkan bahwa penciptaan dan segala perkara dimulai dari Makkah Ummul Qura.”

Beliau juga berkata: “Berbagai dalil juga menunjukkan bahwa mulkun nubuwwah (kekuasaan berbasis kan petunjuk kenabian) ada di Syam, dan di sana pula dibangkitkannya manusia. Ke Baitul Maqdis dan sekitarnyalah penciptaan dan segala urusan akan berpulang. Dan Islam di akhir zaman akan lebih menonjol di Syam, sebagaimana Makkah lebih utama dari Baitul Maqdis.”



Keterkaitan antara tempat-tempat suci tersebut begitu kuat dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

لَا تُشَدُّ اَلرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ, وَمَسْجِدِي هَذَا, وَالْمَسْجِدِ اَلْأَقْصَى

Tidak boleh menyengaja melakukan perjalanan (dengan tujuan ibadah) kecuali menuju ketiga masjid: Masjidil Haram, Masjid-ku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsha. [Muttafaqalaih]

Bumi Al-Aqsha adalah bumi para nabi dan rasul, juga tempat isra’ Nabi Muhammad SAW.

Pada tahun 15 H, kaum Muslimin berhasil membuka kota Baitul Maqdis. Dan ketika itu para uskup (para pimpinan gereja) mengatakan: “Kami tidak akan menyerahkan kunci Baitul Maqdis, kecuali kepada Khalifah Umar bin Khatthab; karena kami mendapati sifat-sifatnya dalam kitab suci kami.” Dan datanglah Umar dari Madinah menuju Baitul Maqdis, dan beliaupun menerima kunci Baitul Maqdis dari mereka.

Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, bahwa Umar tidak menghancurkan Gereja, Biara, atau tempat-tempat ibadah yang ada. Akan tetapi beliau membiarkan tempat-tempat ibadat mereka. Dan beliau pun memberikan janji pengamanan untuk para penduduknya. Islam adalah agama pertengahan dan keadilan. Ia bukanlah agama ekstrim atau teror. Tak ada permusuhan di dalamnya, kecuali terhadap orang-orang yang memulai memusuhi dan memerangi Muslimin.

Problematika besar umat yang paling kritis dewasa ini, yang tidak boleh untuk dilupakan, adalah problematika al-Quds; problematika Baitul Maqdis; kiblat Muslimin yang pertama; masjid mulia Muslimin yang ketiga.



Kaum Muslimin tidak akan rela melepaskan haknya di Al-Quds sedikitpun; tak ada tawar-menawar untuk eksistensi Al-Quds. Apa yang terjadi di bumi Palestina, adalah bukti kuat yang menunjukkan karakter kaum zionis sebenarnya.

Sungguh, kita tidak akan bisa merasa nyaman, sedangkan tempat-tempat suci kita, Al-Aqsha dan Palestina merintih; tertawan para zionis bengis.

Semoga Allah membebaskan Al-Aqsha dari belenggu mereka, dan memberikan kemenangan bagi kaum Muslimin.
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1718 seconds (0.1#10.140)