Alasan Jemaah Haji Gelombang I Pulang ke Tanah Air via Jeddah dan Madinah
loading...
A
A
A
MAKKAH - Gelombang kepulangan jemaah haji Indonesia tahun ini akan berangkat dari Makkah dan kembali ke Tanah Air melalui Jeddah dan Madinah. Perubahan skema kepulangan tersebut karena alasan penerbangan.
Kepala Daker Makkah, Khalilurrahman menjelaskan, perubahan skema kepulangan terjadi karena slot penerbangan terbatas.
"Mudah-mudahan pihak maskapai bisa mengusahakan sehingga lebih banyak jemaah yang dipulangkan dari Jeddah," kata Khalilurrahman di Makkah, Minggu (23/6/2024).
Awalnya, terdapat 49 kloter yang akan dipulangkan dari Madinah. Jumlah ini kemudian berkurang menjadi 46 kloter.
Khalil menjelaskan antisipasi perubahan skema kepulangan. "Kami menyediakan bus layanan antarkota dan akomodasi agar jemaah bisa istirahat minimal dua belas jam termasuk konsumsinya. Intinya jemaah enggak usah khawatir," ujar Khalil.
Lebih lanjut Khalil mengimbau, agar jemaah haji mematuhi jadwal kepulangan yang telah ditetapkan. Jadwal yang telah disampaikan kepada petugas sektor, terang Khalil, supaya menjadi panduan.
"Dua jam sebelum bus tiba di hotel untuk menjemput, jemaah sudah siap di hotel untuk menyiapkan barang yang mau dibawa ke bus dan diangkut dari bis ke bandara," pesan Khalil.
Khalil juga berpesan, agar jemaah haji tidak mengulang tawaf wada. "Jangan ada jemaah yang melaksanakan ibadah di Masjidilharam dengan alasan apa pun baik itu tawaf sunah atau tawaf wada jelang jam berangkat," tuturnya.
Jika jemaah sudah mengetahui jadwal kepulangan maka tawaf wada bisa dilakukan malam sebelumnya.
"Kalau sudah tawaf wada, enggak usah mengulang kembali walau jarak jam keberangkatan keluar Makkah lebih dari enam atau tujuh jam dari pelaksanaan tawaf," jelas Kadaker.
Hal tersebut, tambah Kadaker, untuk menghindari jemaah terlambat berangkat ke bus menuju Jeddah atau Madinah. Jelang keberangkatan, Khalil juga meminta jemaah mengkomunikasikan kepada petugas kloter jika mengalami masalah kesehatan maupun problem kelengkapan dokumen, seperti tiket dan paspor.
Jemaah harus memastikan kedua dokumen itu dibawa saat berangkat. Khalil juga meminta jemaah mempersiapkan bekal yang perlu dibawa dalam perjalanan untuk mengantisipasi jika terdapat hambatan di perjalanan.
Ia mencontohkan, apabila bus terlambat karena ada pemeriksaan atau keperluan isi bensin yang membutuhkan waktu lebih lama. "Jika jemaah sudah bersiap, insya Allah tidak mengganggu," tutupnya.
Kepala Daker Makkah, Khalilurrahman menjelaskan, perubahan skema kepulangan terjadi karena slot penerbangan terbatas.
"Mudah-mudahan pihak maskapai bisa mengusahakan sehingga lebih banyak jemaah yang dipulangkan dari Jeddah," kata Khalilurrahman di Makkah, Minggu (23/6/2024).
Awalnya, terdapat 49 kloter yang akan dipulangkan dari Madinah. Jumlah ini kemudian berkurang menjadi 46 kloter.
Khalil menjelaskan antisipasi perubahan skema kepulangan. "Kami menyediakan bus layanan antarkota dan akomodasi agar jemaah bisa istirahat minimal dua belas jam termasuk konsumsinya. Intinya jemaah enggak usah khawatir," ujar Khalil.
Lebih lanjut Khalil mengimbau, agar jemaah haji mematuhi jadwal kepulangan yang telah ditetapkan. Jadwal yang telah disampaikan kepada petugas sektor, terang Khalil, supaya menjadi panduan.
"Dua jam sebelum bus tiba di hotel untuk menjemput, jemaah sudah siap di hotel untuk menyiapkan barang yang mau dibawa ke bus dan diangkut dari bis ke bandara," pesan Khalil.
Khalil juga berpesan, agar jemaah haji tidak mengulang tawaf wada. "Jangan ada jemaah yang melaksanakan ibadah di Masjidilharam dengan alasan apa pun baik itu tawaf sunah atau tawaf wada jelang jam berangkat," tuturnya.
Jika jemaah sudah mengetahui jadwal kepulangan maka tawaf wada bisa dilakukan malam sebelumnya.
"Kalau sudah tawaf wada, enggak usah mengulang kembali walau jarak jam keberangkatan keluar Makkah lebih dari enam atau tujuh jam dari pelaksanaan tawaf," jelas Kadaker.
Hal tersebut, tambah Kadaker, untuk menghindari jemaah terlambat berangkat ke bus menuju Jeddah atau Madinah. Jelang keberangkatan, Khalil juga meminta jemaah mengkomunikasikan kepada petugas kloter jika mengalami masalah kesehatan maupun problem kelengkapan dokumen, seperti tiket dan paspor.
Jemaah harus memastikan kedua dokumen itu dibawa saat berangkat. Khalil juga meminta jemaah mempersiapkan bekal yang perlu dibawa dalam perjalanan untuk mengantisipasi jika terdapat hambatan di perjalanan.
Ia mencontohkan, apabila bus terlambat karena ada pemeriksaan atau keperluan isi bensin yang membutuhkan waktu lebih lama. "Jika jemaah sudah bersiap, insya Allah tidak mengganggu," tutupnya.
(maf)