Inilah Perbedaan Mendasar Bahasa Al Qur'an dan Bahasa Arab

Selasa, 02 Juli 2024 - 09:28 WIB
loading...
A A A
Al-Qur’an, sastra dan percakapan manusia biasa dalam bahasa Arab memiliki perbedaan yang jelas, salah satunya di pemilihan bahasa.

2. Berdasarkan Jenisnya

Ada tiga jenis Bahasa Arab: amiyah, fusha, dan bahasa Al-Qur’an. Berikut penjelasannya.

-Bahasa ‘Amiyah

Bahasa ‘amiyah adalah bahasa yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Bahasa ini bisa mengalami perbedaan sesuai dengan wilayah tempatnya diucapkan.

Bahasa ‘amiyah cenderung simpel, biasanya memiliki bentuk ucapan yang lebih ringan dan tak terlalu mematuhi pakem tata bahasa, dan bentuk tertulis yang mengikuti pakem namun masih bisa dinikmati seluruh pembicara bahasa Arab.

- Bahasa Fusha
Bahasa fusha bisa dikatakan bahasa formal atau sastrawi. Bahasa ini jarang digunakan sehari-hari karena rasa formalnya. Bahasa fusha biasanya mengikuti pakem tata bahasa dengan ketat.

- Bahasa Al-Qur’an
Banyak dalil yang menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, walaupun banyak orang yang meyakini bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasanya sendiri.

3. Berdasarkan Cara membaca

Selain itu, bahasa Al-Qur’an juga memiliki aturan baca tertentu. Pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang perbedaan bahasa Al-Qur’an dibandingkan dengan salah satu tipe bahasa Arab, fusha.

Salah satu beda yang mendasar adalah adanya hukum bacaan tajwid (cara baca) yang harus dipahami untuk memperbagus bacaan Al-Qur’an.

Tajwid mengandung cara baca yang harus dipatuhi agar kita dapat membaca Al-Qur’an sebagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan meminimalisir salah baca.

Apa saja tajwid yang membedakan bahasa Arab Fusha dan Al-Qur’an?

Penggunaan ghunnah/ dengung (bunyi -ng samar yang berpusat pada hidung. Dalam Al-Qur’an, bunyi ghunnah diatur hanya dua harakat, sementara pada bahasa fusha tidak ada.
Mad (tanda panjang) dalam Al-Qur’an memiliki aturan panjang baca: 2 harakat, 2,5 harakat, 4 harakat hingga 6 harakat. Sementara dalam bahasa fusha biasanya hanya dua harakat.
Karena dua aturan di atas, Al-Qur’an menjadi enak dibaca dengan Tartil berirama. Bahasa fusha tentu saja tidak dibaca dengan irama. Hal ini menjadikan Al-Qur’an tak hanya indah dari segi substansi dan tatanan, tapi juga dari segi estetika.


Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1862 seconds (0.1#10.140)
pixels