Muhammadiyah Dukung Fatwa ICJ Pendudukan Israel Ilegal, Jajaki Pola Sinergi Kemerdekaan Palestina
loading...
A
A
A
Muhammadiyah menyambut positif keputusanInternational Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional yang mengeluarkan fatwa bahwa hukum, pendudukan Israel di wilayah Palestina adalah ilegal dan meminta Israel untuk hengkang dari Palestina .
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir , menilai fatwa hukum itu tepat, lantaran selama ini Israel tidak memberi solusi apapun untuk komitmen global. “Bahkan justru melakukan agresi yang terus menerus, yang memakan korban ribuan anak-anak Palestina dari semua golongan,” kata Haedar sebagaimana dilansir laman resmi PP Muhammadiyah, Kamis 25 Juli 2024.
Oleh karena itu, Haedar mendukung penuh status sebagai negara ilegal yang ditetapkan Mahkamah Internasional kepada Israel. Karena Israel menurutnya telah melakukan pelanggaran kemanusiaan dalam bentuk genosida.
Melihat berlarut-larutnya konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel, kata Haedar, peradaban modern berada pada titik buntu, ketika tidak ada solusi untuk konflik berkepanjangan itu.
“Bahkan dunia modern mengalami kejatuhan peradaban sebenarnya, karena masih melakukan tindakan-tindakan bukan lagi genosida. Padahal kita dahulu mencoba mengakhiri Perang Dunia II,” katanya.
Padahal pasca Perang Dunia II diharapkan sudah tidak akan terjadi lagi praktik-praktik kekerasan – genosida maupun perang atas dasar apapun. Haedar berharap PBB untuk segera mencari solusi.
“Pertama hentikan seluruh proses agresi, yang kedua memang harus ada jalan baru menyelesaikan Palestina dan Israel itu. Dan terakhir jangan ada sikap permisif baik oleh negara, maupun kelompok-kelompok non-negara terhadap Israel. Apapun kita harus punya sikap,” tegas Haedar.
Melihat konflik Palestina dengan Israel dalam konteks Indonesia, Haedar menyebut ini bukan tentang agama, tapi masalah kolonialisme di era modern.
Kemerdekaan Palestina
Sementara itu, Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyusun dan menjajaki pola sinergi untuk mendukung dan konsolidasi untuk kemerdekaan Rakyat Palestina.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang juga mubalig muda, Ustaz Adi Hidayat dalam acara Konsolidasi Nasional Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Jakarta Pusa.
Dalam acara konsolidasi yang dihadiri 34 perwakilan Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia ini juga menghadirkan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun.
Adi Hidayat berharap, konsolidasi ini akan melahirkan pola atau strategi dalam memberikan dukungan kepada Rakyat Palestina melalui dialog interaktif yang dilakukan dengan Dubes Palestina Zuhair Al Shun.
“Kita hadirkan dialog-dialog positif dan kontributif lebih kepada apa yang kita bisa disinergikan dari Muhammadiyah khususnya di Majelis Tabligh dalam konteks kita mendukung dan konsolidasi terkait dengan kegiatan campaign untuk dukungan kepada Palestina,” katanya.
Selain melakukan konsolidasi dukungan kepada Rakyat Palestina, pada kesempatan ini juga diberikan tali asih dari Muhammadiyah berupa donasi tunai sebesar Rp2 miliar yang diserahkan langsung melalui Zuhari Al Shun.
Di sisi lain, Zuhair Al Shun dalam sesi dialog interaktif menyampaikan tentang beberapa keutamaan Palestina, di antaranya adalah tempat kiblat pertama umat Islam, syiar kedua umat Islam, serta tempat di mana lahirnya Nabi Isa sampai Ibrahim, dan titik Isra Mi’raj Nabi Muhammad, serta adanya Al Quds.
Tapi saat ini yang terjadi di sana merupakan tragedi kemanusiaan yang memilukan, tidak hanya dibantai secara langsung melalui bom-bom dan senjata, Rakyat Palestina menurut Zuhair Al Shun juga dibunuh perlahan melalui pemutusan air dan lain sebagainya.
Zuhair menambahkan, saat ini Rakyat Palestina mengalami kelaparan akut, selain itu mereka juga banyak yang kehilangan berbagai harapan. Oleh karena itu dia meminta dukungan kepada semua pihak termasuk Muhammadiyah untuk membantu memerdekakan Rakyat Palestina.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir , menilai fatwa hukum itu tepat, lantaran selama ini Israel tidak memberi solusi apapun untuk komitmen global. “Bahkan justru melakukan agresi yang terus menerus, yang memakan korban ribuan anak-anak Palestina dari semua golongan,” kata Haedar sebagaimana dilansir laman resmi PP Muhammadiyah, Kamis 25 Juli 2024.
Oleh karena itu, Haedar mendukung penuh status sebagai negara ilegal yang ditetapkan Mahkamah Internasional kepada Israel. Karena Israel menurutnya telah melakukan pelanggaran kemanusiaan dalam bentuk genosida.
Baca Juga
Melihat berlarut-larutnya konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel, kata Haedar, peradaban modern berada pada titik buntu, ketika tidak ada solusi untuk konflik berkepanjangan itu.
“Bahkan dunia modern mengalami kejatuhan peradaban sebenarnya, karena masih melakukan tindakan-tindakan bukan lagi genosida. Padahal kita dahulu mencoba mengakhiri Perang Dunia II,” katanya.
Padahal pasca Perang Dunia II diharapkan sudah tidak akan terjadi lagi praktik-praktik kekerasan – genosida maupun perang atas dasar apapun. Haedar berharap PBB untuk segera mencari solusi.
“Pertama hentikan seluruh proses agresi, yang kedua memang harus ada jalan baru menyelesaikan Palestina dan Israel itu. Dan terakhir jangan ada sikap permisif baik oleh negara, maupun kelompok-kelompok non-negara terhadap Israel. Apapun kita harus punya sikap,” tegas Haedar.
Melihat konflik Palestina dengan Israel dalam konteks Indonesia, Haedar menyebut ini bukan tentang agama, tapi masalah kolonialisme di era modern.
Kemerdekaan Palestina
Sementara itu, Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyusun dan menjajaki pola sinergi untuk mendukung dan konsolidasi untuk kemerdekaan Rakyat Palestina.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang juga mubalig muda, Ustaz Adi Hidayat dalam acara Konsolidasi Nasional Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Jakarta Pusa.
Dalam acara konsolidasi yang dihadiri 34 perwakilan Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia ini juga menghadirkan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun.
Adi Hidayat berharap, konsolidasi ini akan melahirkan pola atau strategi dalam memberikan dukungan kepada Rakyat Palestina melalui dialog interaktif yang dilakukan dengan Dubes Palestina Zuhair Al Shun.
“Kita hadirkan dialog-dialog positif dan kontributif lebih kepada apa yang kita bisa disinergikan dari Muhammadiyah khususnya di Majelis Tabligh dalam konteks kita mendukung dan konsolidasi terkait dengan kegiatan campaign untuk dukungan kepada Palestina,” katanya.
Selain melakukan konsolidasi dukungan kepada Rakyat Palestina, pada kesempatan ini juga diberikan tali asih dari Muhammadiyah berupa donasi tunai sebesar Rp2 miliar yang diserahkan langsung melalui Zuhari Al Shun.
Di sisi lain, Zuhair Al Shun dalam sesi dialog interaktif menyampaikan tentang beberapa keutamaan Palestina, di antaranya adalah tempat kiblat pertama umat Islam, syiar kedua umat Islam, serta tempat di mana lahirnya Nabi Isa sampai Ibrahim, dan titik Isra Mi’raj Nabi Muhammad, serta adanya Al Quds.
Tapi saat ini yang terjadi di sana merupakan tragedi kemanusiaan yang memilukan, tidak hanya dibantai secara langsung melalui bom-bom dan senjata, Rakyat Palestina menurut Zuhair Al Shun juga dibunuh perlahan melalui pemutusan air dan lain sebagainya.
Zuhair menambahkan, saat ini Rakyat Palestina mengalami kelaparan akut, selain itu mereka juga banyak yang kehilangan berbagai harapan. Oleh karena itu dia meminta dukungan kepada semua pihak termasuk Muhammadiyah untuk membantu memerdekakan Rakyat Palestina.
(mhy)